HAMBA TUHAN: Benar atau Palsu (1) |
HAMBA TUHAN: Benar atau Palsu (1) Posted: 15 Jan 2014 10:00 AM PST Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 Januari 2014 Baca: Yehezkiel 13:1-16 "Celakalah nabi-nabi yang bebal yang mengikuti bisikan hatinya sendiri dan yang tidak melihat sesuatu penglihatan." Yehezkiel 13:3 Sejak dahulu hingga sekarang tugas hamba Tuhan tidaklah mudah. Selalu ada tekanan, ujian, hambatan dan tantangan. Tidak sedikit yang harus mengalami aniaya, penyiksaan, bahkan harus rela kehilangan nyawanya karena menyampaikan berita kebenaran tersebut. Tantangan itu bukan hanya datang dari orang-orang yang menolak Injil atau yang dengan sengaja menutup telinganya untuk kebenaran, namun juga datang dari orang-orang 'dalam' yang terlihat turut serta mengambil bagian dalam pekerjaan Tuhan. Contohnya adalah apa yang dialami Amos ketika menyampaikan pesan Tuhan. Ia justru ditentang oleh Amazia, yang adalah nabi tulen. Ia dilaporkan kepada raja Yerobeam atas keberaniannya menyuarakan kebenaran. Dengan keras Amazia mengusir Amos, "Pelihat, pergilah, enyahlah ke tanah Yehuda! Carilah makananmu di sana dan bernubuatlah di sana!" (Amos 7:12). Ketika diutus Tuhan menegakkan kebenaran di tengah-tengah bangsa yang sedang mengalami kemerosotan iman, Yehezkiel mengalami juga tantangan dan ujian berat dengan banyaknya bermunculan hamba-hamba Tuhan palasu di Israel. Namanya saja palsu, maka yang mereka beritakan bukanlah ajaran yang mengandung nilai-nilai kebenaran, melainkan kepalsuan dan penyimpangan. Mereka "...bernubuat sesuka hatinya saja:" (ayat 2), artinya menyatakan nubuatan hasil rekayasa sendiri yang dipenuhi dengan tipu muslihat, bukan berdasarkan petunjuk dari Tuhan. Apa itu nubuat? Nubuat adalah pemberitahuan atau penyampaian tentang hal-hal yang akan terjadi di kemudian hari. Itu datangnya hanya dari Tuhan melalui orang-orang pilihannya untuk menyatakan maksud dan kehendakNya. Sementara nubuatan yang disampaikan oleh para nabi palsu itu tidak datang dari Allah, artinya nubuatan tersebut diciptakan sendiri, hasil mereka-reka, mengikuti bisikan hatinya sendiri, dengan tujuan untuk menyenangkan hati orang yang mendengarnya dan untuk mendapatkan keuntungan dari pelayanan yang dilakukan, padahal "Penglihatan mereka menipu dan tenungan mereka adalah bohong; mereka berkata: Demikianlah firman TUHAN, padahal TUHAN tidak mengutus mereka, dan mereka menanti firman itu digenapi-Nya." (Yehezkiel 13:6). |
You are subscribed to email updates from Renungan Harian Air Hidup To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 comments:
Post a Comment