Menghadapi Fitnah! |
Posted: 04 Jan 2014 04:33 PM PST Posted on Minggu, 5 Januari, 2014 by Saat Teduh Baca: Mazmur 120 Bagaimana sikap kita menghadapi musuh yang memfitnah hendak menghancurkan kita? Membalas kejahatan dengan kejahatan tentu bukan sikap kristiani. Menyerah begitu saja dan hancur, juga bukan sikap kristiani. Karena bukankah nama baik kita sebagai orang Kristen juga mewakili nama baik Allah? Pemazmur tinggal di tempat asing yang penduduknya memusuhi dia (5). Suku Mesekh menetap Turki dan suku Kedar tinggal di gurun Arabia. Ini menggambarkan situasi pembuangan. Bandingkan dengan Mazmur 42-43 di mana pemazmur yang berada di pembuangan juga merasakan sindiran permusuhan dari penduduk setempat, "Di mana Allahmu?" Mungkin fitnah serupa sedang dialami pemazmur, bahkan yang menjurus kepada kekerasan (6). Kalau terprovokasi, pemazmur bisa melawan dengan kekerasan (7). Pemazmur berpaling kepada Tuhan untuk meminta kelepasan (2). Pertama, pemazmur sudah pernah mengalami bagaimana Tuhan menjawabnya pada saat ia mengalami kesesakan (1). Ini menjadi alasan bagi pemazmur untuk meminta pertolongan dari Tuhan. Kedua, pemazmur mencoba berargumentasi dengan para musuh (3-4). Ayat 3 merupakan pertanyaan retorik: 'Keuntungan apa yang mereka akan peroleh dengan memfitnahnya?' Jawabannya di ayat 4, 'Fitnahan itu akan berbalik menimpa diri mereka.' Ayat 4 bisa diterjemahkan sbb.: "panah-panah dari pahlawan, yang ditajamkan dengan bara kayu arar." Kayu arar adalah sejenis kayu yang tahan lama baranya ketika dibakar. Dengan panas yang lama, anak-anak panah ditajamkan dan semakin berdaya perusak. Artinya, pemfitnah akan dihancurkan oleh fitnahannya sendiri. Tidak membalas bukan berarti manda (mau/tahan) kepada ketidakadilan. Menyerahkan pembalasan kepada Tuhan, berarti percaya Tuhan akan bertindak membela yang benar! Apakah hidup kita sudah benar? - diambil dari Santapan Harian Scripture Union Indonesia. www.su-indonesia.org - Filed under: Renungan Harian |
Posted: 04 Jan 2014 04:31 PM PST Posted on Minggu, 5 Januari, 2014 by Saat Teduh - Diambil dari Renungan Gereja Kristus Yesus - Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 5 Bangsa Israel dan Yehuda itu keterlaluan! Allah menggambarkan diri-Nya sebagai Petani yang mengelola kebun anggur, sedangkan bangsa Israel digambarkan sebagai kebun anggur dan bangsa Yehuda digambarkan sebagai buah anggur. Ketekunan Sang Petani itu menggambarkan tentang kesabaran Allah dalam memelihara dan membina umat-Nya. Kekecewaan Sang Petani menggambarkan kekecewaan Allah terhadap tingkah laku umat-Nya yang sama sekali tidak peduli dengan apa yang telah dikerjakan Tuhan bagi mereka (5:1-12). Kegagalan umat Allah untuk memberi respons yang wajar terhadap jerih payah Allah terhadap diri mereka itu membuat Allah memutuskan untuk menjatuhkan hukuman, yaitu bahwa umat-Nya akan diangkut ke dalam pembuangan. Yang amat menyedihkan, rencana penghukuman Allah itu tidak ditanggapi dengan pertobatan, melainkan dengan tantangan! (5:19), sehingga sikap mereka itu mambangkitkan murka Tuhan. Hukuman Tuhan akan segera dijatuhkan! (5:26). Saat merenungkan bacaan Alkitab hari ini, janganlah kita cepat merasa bangga dan beranggapan bahwa diri kita lebih baik daripada bangsa Israel. Sebaliknya, marilah kita memeriksa diri kita masing-masing apakah hidup kita telah memenuhi maksud Tuhan bagi diri kita. Apakah kita telah sungguh-sungguh menunjukkan kasih kita kepada Tuhan melalui ketekunan beribadah dan berdoa bersama, ketekunan berdoa secara pribadi dan membaca Alkitab, ketekunan memberikan persembahan kepada Tuhan serta ketekunan melayani dan membagikan kelebihan kita kepada sesama? [P] Yesaya 5:3-4 Filed under: Renungan Harian |
You are subscribed to email updates from Saat Teduh To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
bagaimana jika yang memfitnah itu justru orang-orang yang mengaku anak-anak Tuhan? Paling tidak sudah tiga orang yang saya tahu difitnah, termasuk saya, dan semua tuduhan itu tidak benar. Pemfitnah-pemfitnah ini menyebarkan isu tidak benar, menghancurkan rumah tangga orang, tapi tidak memberikan solusi apapun.
ReplyDelete