Minta belas kasih Allah |
Posted: 25 Jan 2014 05:23 PM PST Posted on Minggu, 26 Januari, 2014 by Saat Teduh Baca: Mazmur 123 Pengalaman hidup anak-anak Tuhan di dunia ini pasti mengajarkan kita untuk berpaling kepada Tuhan dan memohon belas kasih-Nya. Dunia yang keras dan dingin ini, hendak menghancurkan anak-anak Tuhan! Tidak ada kekuatan untuk kita bertahan kecuali dengan bersandarkan pada Tuhan yang berkuasa! Mazmur ini lahir dari pergumulan serupa. Ayat 3-4 menggambarkan situasi darurat anak-anak Tuhan pada masa pembuangan! Mereka yang terbuang di negeri musuh ditekan oleh para musuh yang menghina mereka sebagai orang-orang yang dilupakan Tuhan. "Kalau kamu memang anak-anak Tuhan, mengapakah kamu sekarang ini dapat kami tindas?" itulah ejekan musuh. Pemazmur mewakili umat Tuhan menaikkan seruan permohonan mereka agar Tuhan berbelas kasih! Ya, Tuhan yang "bersemayam di sorga", bukan berarti Tuhan yang nun jauh di sana. Justru Dia adalah Tuhan yang bertakhta, artinya yang berdaulat atas alam semesta ciptaan-Nya. Maka, pemazmur mengarahkan matanya kepada Sang Tuan, seperti para pelayan laki-laki memandang tangan tuan mereka atau pelayan perempuan kepada tangan nyonyanya. Di tempat lain, tangan yang teracung melambangkan kekuatan Tuhan untuk menghancurkan musuh umat-Nya (Kel. 6:5; 2Raj. 17:36; Yes. 14:26), juga bisa kekuatan Tuhan yang menghukum umat-Nya yang berdosa (Yer. 21:5). Di sini, tangan itu bukan tangan yang menghukum, melainkan tangan yang memberikan jaminan perlindungan dan jaminan keselamatan. Itulah belas kasih yang diharapkan pemazmur dari Tuhan sebagai pemilik umat-Nya! Bagi dunia yang jahat, tangan Tuhan teracung untuk menghukum mereka dengan keadilan dan kuasa-Nya. Akan tetapi, bagi kita umat-Nya yang tertindas, tangan-Nya ialah tangan yang kuat untuk menopang kita dan melindungi kita dari mereka yang jahat. - diambil dari Santapan Harian Scripture Union Indonesia. www.su-indonesia.org - Filed under: Renungan Harian |
Posted: 25 Jan 2014 05:20 PM PST Posted on Minggu, 26 Januari, 2014 by Saat Teduh - Diambil dari Renungan Gereja Kristus Yesus - Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 30 Saat merenungkan Yesaya 19-20 telah disebutkan bahwa mengharapkan pertolongan bangsa Mesir untuk menghadapi ancaman bangsa Asyur merupakan suatu pengharapan yang sia-sia karena Mesir akan ditaklukkan oleh Asyur (lihat renungan tanggal 16 Januari 2014). Akan tetapi, meminta bantuan Mesir merupakan sesuatu yang tercela bukan hanya karena Mesir tidak bisa membantu, tetapi juga karena Allah tidak menghendaki umat-Nya membentuk ikatan perjanjian dengan Mesir. Oleh karena itu, Allah mencela umat Yehuda yang mengirim utusan ke Mesir untuk mencari bantuan guna menghadapi ancaman Asyur (30:1-2). Mencari bantuan ke Mesir itu merupakan tindakan ketidaktaatan, bahkan penentangan terhadap kehendak Allah. Sebenarnya, yang harus dilakukan oleh umat Yehuda adalah bertobat dan tinggal tenang (tidak melakukan usaha apa pun kecuali menantikan pertolongan Allah, 30:15). Sumber kekuatan umat Allah adalah menantikan Allah bekerja, bukan mencari bantuan yang masuk akal (manusiawi). Keangkuhan manusia membuat manusia seringkali tidak memahami keterbatasan dirinya. Bila kita tidak menyadari keterbatasan diri kita, kita tidak akan pernah memiliki waktu untuk memeriksa keadaan diri kita sendiri. Dalam hal umat Israel (atau umat Yehuda), yang paling dikehendaki Allah adalah agar umat-Nya menyadari bahwa mereka memerlukan Allah. Bila mereka melakukan dosa dan Allah menghukum mereka, yang Allah kehendaki adalah agar mereka sadar, bertobat, dan datang kepada Allah memohon pengampunan, bukan mencari jalan keluar dengan cara mereka sendiri. [P] Yesaya 30:15-16a Filed under: Renungan Harian |
Di balik penyakit dan penderitaan Posted: 24 Jan 2014 05:00 PM PST Posted on Sabtu, 25 Januari, 2014 by Saat Teduh Baca: Yohanes 9:1-29 Nick Vujicic terlahir tanpa memiliki tangan dan dua kaki. Bagi sebagian besar orang, Nick tidak akan mempunyai masa depan yang indah dan cerah. Namun di balik penderitaannya, Tuhan rupanya punya rencana indah atas hidupnya. Kini perjuangan dan kemampuannya menerima keberadaan dirinya sebagai ciptaan Tuhan yang berharga telah menginspirasi banyak orang. Dalam nas hari ini, Yesus mengoreksi pandangan murid-murid-Nya bahwa sakit penyakit dan penderitaan terjadi karena dosa. Yesus menjelaskan bahwa Tuhan bisa saja mempunyai rencana indah di balik sakit penyakit dan penderitaan yang dialami manusia. Melalui semua itu, pekerjaan-pekerjaan-Nya yang ajaib akan dinyatakan. Maka selama masih ada kesempatan, kita harus melakukan pekerjaan-pekerjaan Allah. Inilah yang Yesus lakukan sebagai Terang dunia dengan menyembuhkan orang buta itu, meskipun hari itu adalah hari Sabat (14). Hari ini kita belajar bahwa di balik sakit penyakit dan penderitaan, ada rencana Tuhan yang indah di dalam hidup kita. Sebab itu, ketika sakit penyakit dan penderitaan datang menerpa kita, nantikanlah saat Tuhan bekerja dan menyatakan maksud-Nya yang indah di dalam hidup kita. Pada saat itu terjadi, kita mesti menyambutnya dengan penuh syukur serta berani memberikan kesaksian tentang kebesaran Tuhan kepada orang lain supaya mereka juga mengalami karya-karya Allah yang ajaib di dalam hidup mereka. Di samping itu, selama masih ada kesempatan, kita mesti melakukan pekerjaan-pekerjaan Allah agar orang lain mendapatkan berkat juga serta memuliakan Bapa di surga. - diambil dari Santapan Harian Scripture Union Indonesia. www.su-indonesia.org - Filed under: Renungan Harian |
You are subscribed to email updates from Saat Teduh To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 comments:
Post a Comment