Mengandalkan Tuhan |
Posted: 11 Jan 2014 05:55 PM PST Posted on Minggu, 12 Januari, 2014 by Saat Teduh Baca: Mazmur 121 Pemimpin macam apakah yang akan berhasil memimpin umatnya? Pemimpin yang mengandalkan Tuhan! "Aku" di bait pembuka (1-2) mazmur ini mungkin menunjuk kepada raja Israel. Sebagai pemimpin, ia menaruh kepercayaannya bukan pada ilah-ilah di gunung yang tinggi, sebagaimana kepercayaan bangsa-bangsa sekeliling Israel. Raja Israel sejati ialah dia yang menaruh kepercayaannya pada Tuhan, Allah pencipta langit dan bumi (2). Atas dasar kepercayaan inilah raja sanggup meyakinkan umatnya (3-8). Bait-bait dalam ayat 3-8 dirangkaikan dengan sangat indah. Pemeliharaan Tuhan digambarkan di seputar kehidupan umat dalam keseharian. Waktunya ialah dari matahari terbit untuk menjaga siang, sampai kepada bulan yang menerangi malam. Tempat pemeliharaan itu ialah di dalam rumah, di luar rumah. Kepastian pemeliharaan Tuhan ialah karena Dia Tuhan yang tidak pernah terlelap, apalagi tertidur. Dia menjaga umat-Nya sedemikian detail dan pasti! Tiga bait ini secara berturut-turut memberi tekanan yang berbeda-beda terhadap penyertaan Tuhan atas umat-Nya. Pada bait kedua (3-4) dalam struktur Ibraninya, subjek diletakkan di belakang setiap barisnya. "…tidak akan terlelap, penjagamu" (3b); "…tidak terlelap dan tidak tertidur, penjaga Israel" (4b). Sebaliknya pada bait keempat (7-8), subjek justru ditaruh di depan, sebagaimana lazimnya dalam tata bahasa Ibrani. "Tuhan akan menjaga engkau…" (7a); "Tuhan akan menjaga keluar masukmu… (8a)." Sedangkan bait di tengah-tengahnya (5-6), menjadi kesimpulan dan akibatnya. Kesimpulan di ayat 5, Tuhan adalah penjaga Israel, mengakibatkan alam ini tidak bisa menyakiti umat Tuhan (6). Apakah Anda pemimpin yang baik, yang bukan semata-mata mengandalkan kemampuan diri dan pengalaman, tetapi sepenuhnya mengandalkan Tuhan, pemimpin hidup Anda? - diambil dari Santapan Harian Scripture Union Indonesia. www.su-indonesia.org - Filed under: Renungan Harian |
Posted: 11 Jan 2014 05:51 PM PST Posted on Minggu, 12 Januari, 2014 by Saat Teduh - Diambil dari Renungan Gereja Kristus Yesus - Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 14 Akar dari dosa adalah kesombongan. Manusia perlu menyadari posisinya dan tidak boleh bertindak melampaui apa yang wajar (14:13-15). Kembalinya bangsa Israel (Utara maupun Selatan) ke Tanah Perjanjian (14:1) mengandung arti hancurnya Kerajaan Asyur dan Kerajaan Babel yang telah menjadikan mereka sebagai tawanan. Kehancuran Kerajaan Asyur dan Kerajaan Babel itu digambarkan sebagai terkubur di dalam tanah dan disambut oleh ulat dan cacing (14:11) atau sebagai "Bintang Timur" yang jatuh dari langit ke bumi (14:12). Pemaparan secara simbolis tentang kejatuhan Kerajaan Asyur dan Kerajaan Babel merupakan peringatan keras bagi umat Tuhan agar kita tidak menjadi sombong saat Allah menganugerahkan kesuksesan. Bila kita menempati posisi yang tinggi atau kita memiliki kekayaan yang luar biasa, ingatlah bahwa kesuksesan kita itu tidak boleh membuat kita menyombongkan diri dan kesuksesan kita juga tidak boleh membuat kita memakai kesuksesan itu untuk menindas orang lain. Saat kita berada dalam posisi puncak, kita harus berjuang agar kita tetap bersikap rendah hati. Ingatlah bahwa kita semua harus tetap tunduk dan merendahkan diri di hadapan Allah saat kita berada dalam posisi puncak. Sebagaimana Allah merobohkan Kerajaan Asyur serta Kerajaan Babel saat mereka menyombongkan diri, demikian pula Allah akan menghukum kita bila kita tidak bersedia untuk tetap tunduk kepada Allah![P] Yesaya 14:13-15 Filed under: Renungan Harian |
Mengenal Allah Membesarkan Hati Posted: 10 Jan 2014 05:28 PM PST Posted on Sabtu, 11 Januari, 2014 by Saat Teduh - Diambil dari Renungan Gereja Kristus Yesus - Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 13 Pengetahuan Allah tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Dia mengerti apa yang terjadi di sini pada saat ini, tetapi Ia juga mengerti apa yang terjadi di tempat lain pada saat bersamaan, bahkan Ia mengerti apa yang akan terjadi pada masa mendatang. Allah bukan hanya menetapkan hukuman bagi umat-Nya—bangsa Israel dan Yehuda, tetapi Allah juga menetapkan hukuman bagi bangsa Asyur dan bangsa Babel yang merupakan alat di tangan Allah untuk menghukum umat-Nya. Penghukuman Allah terhadap bangsa Asyur dan bangsa Babel ini disebabkan karena bangsa Asyur dan bangsa Babel bertindak keterlaluan terhadap umat Allah. Mereka tidak menyadari bahwa mereka hanya merupakan alat di tangan Allah. Kesombongan dan kejahatan mereka sendirilah yang membuat Allah menjatuhkan hukuman terhadap mereka. Seorang yang tidak beriman tidak mungkin bisa meyakini bahwa Allah memiliki kuasa untuk menghukum, mengampuni, menyelamatkan, dan Allah juga memiliki kuasa untuk menentukan masa depan. Oleh karena itu, para sarjana Alkitab yang tidak beriman tidak bisa mempercayai bahwa kehancuran Asyur (10:12) serta kehancuran Babel (13:17-21) benar-benar dinubuatkan oleh Allah, sehingga mereka beranggapan bahwa nubuat semacam ini ditulis oleh "Nabi Yesaya yang lain", yaitu seorang "nabi" yang bernubuat sesudah Kerajaan Asyur dan Kerajaan Babel musnah, bukan Nabi Yesaya bin Amos yang disebut dalam 1:1 dan diceritakan dalam pasal 6. Bagi seorang yang beriman, pengakuan bahwa Allah berkuasa atas bangsa-bangsa dan bahwa Allah menguasai masa depan merupakan pengakuan yang memberikan kekuatan dan penghiburan![P] Yesaya 13:11 Filed under: Renungan Harian |
You are subscribed to email updates from Saat Teduh To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 comments:
Post a Comment