MENJAMIN ONESIMUS |
Posted: 29 Jan 2014 09:00 AM PST
Baca: Filemon 1 Aku akan melunasinya. Sebaiknya jangan kukatakan bahwa engkau juga berutang padaku, yaitu dirimu sendiri. (Filemon 1:19) Bacaan Alkitab Setahun: Istilah "jaminan" tidak asing bagi kebanyakan orang. Dalam bidang usaha atau bisnis, jaminan terhadap barang dagangan adalah hal yang penting. Begitu juga seseorang yang akan meminjam uang kepada bank dituntut memberikan jaminan. Jaminan bisa berupa orang, barang, atau surat berharga yang diperlukan sebagai sarana pengganti. Paulus juga menggunakan istilah "jaminan" dalam surat Filemon. Ketika Paulus dalam penjara ia menulis surat kepada Filemon, teman sekerjanya (ay. 1). Ia berharap agar Filemon mau menerima Onesimus kembali sebagai saudara dan bukan sebagai budak. Onesimus adalah budak Filemon yang melakukan kesalahan dan telah merugikan tuannya (ay. 18). Perjalanan hidup membawanya bertemu dengan Paulus dan menjadi orang beriman, bahkan mendapat tugas melayani Paulus. Bagaimanapun, Paulus menyadari, tidaklah mudah bagi Filemon untuk menerima kembali Onesimus begitu saja. Untuk meyakinkan Filemon, Paulus bersedia memberikan jaminan apabila Onesimus telah merugikannya. Dengan jaminan ini, Onesimus yang semula dianggap tidak layak menjadi dilayakkan di hadapan Filemon. Kita juga dahulu adalah budak dosa yang telah mendukakan hati Tuhan dan layak untuk dihukum. Akan tetapi, Kristus telah telah memberikan jaminan bagi kita. Dengan kematian-Nya, Dia mengampuni dan menebus dosa kita. Dengan kebangkitan-Nya, Dia memberi kita kehidupan baru sebagai anak Allah. Kiranya jaminan kasih dan pengurbanan-Nya ini mendorong kita untuk hidup dengan penuh syukur dan sukacita.—DMS KRISTUS TELAH MENJADI JAMINAN KESELAMATAN BAGI KITA, Anda diberkati melalui Renungan Harian? Respons: |
Posted: 28 Jan 2014 09:00 AM PST
Baca: 1 Samuel 2:27-36 ... mengapa engkau menghormati anak-anakmu lebih dari pada-Ku...? (1 Samuel 2:29) Bacaan Alkitab Setahun: Anak adalah harta yang tak ternilai dalam keluarga. Abraham menunggu selama 25 tahun untuk mendapatkan Ishak. Dapatlah dipahami jika ia dan istrinya sangat mengasihi anak itu. Memang amat menyenangkan dapat menyaksikan pertumbuhan anak kita yang lucu dan menggemaskan. Wajah mereka tampak imut-imut dengan tatap mata yang bening polos. Namun, alangkah sedihnya kalau anak-anak yang semula me nyenangkan itu setelah besar menjadi menyebalkan. Itulah yang terjadi pada keluarga imam Eli. Kedua anaknya, Hofni dan Pinehas, yang setelah dewasa seharusnya menjadi imam dan melayani umat Israel, ternyata menyalahgunakan kekuasaannya. Mereka menyerobot daging yang seharusnya dipersembahkan kepada Tuhan (ay. 13-17). Mereka menajiskan Kemah Suci dengan meniduri perempuan-perempuan yang melayani di situ (ay. 22). Eli sudah berusaha menegur mereka (ay. 23-25), tetapi ia tidak bersikap tegas. Ia malah ikut menikmati daging yang mereka ambil itu (ay. 29). Jelaslah bahwa ia lebih menyayangi dan menghormati anaknya daripada Tuhan. Wajar saja jika orangtua bangga dan sayang pada anaknya. Orangtua juga perlu menghormati sang anak. Namun, tentu juga bukan dalam taraf yang berlebihan seperti sikap Eli sehingga si anak menjadi kurang ajar. Mintalah hikmat Tuhan untuk mendorong dan mengarahkan anak kita, agar mereka dapat membedakan antara yang patut dan yang tidak patut. Bersama-sama dengan mereka, kita belajar untuk menjadi keluarga yang takut dan hormat akan Tuhan.—DT KASIH SAYANG TERBAIK PADA ANAK Anda diberkati melalui Renungan Harian? Respons: |
You are subscribed to email updates from Renungan Harian® To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 comments:
Post a Comment