Thermostat – Petrus Agung – Minggu, 12 Januari 2014 |
Thermostat – Petrus Agung – Minggu, 12 Januari 2014 Posted: 18 Jan 2014 07:43 AM PST Minggu, 12 Januari 2014 Thermostat Petrus Agung
Mat 25: 14-15, 24-30 Dalam kaitan dengan hal-hal yang harus kita siapkan menjelang kedatangan Tuhan yang kedua, kali ini fokusnya pada hamba yang menerima 1 talenta. Karena 2 hamba yang lain sudah baik dan setia. Kita belajar dari kesalahan hamba ini, sehingga kita tidak mengulang kesalahan yang sama.
Kesanggupan dari kata dunamis (G1411) yang artinya kuasa untuk menciptakan mujizat. Setiap orang punya dunamis yang berbeda-beda, baik secara spiritual maupun kesanggupan bekerja.
Ukuran Tuhan tepat karena di akhir kisah terbukti bahwa hamba ke-1 dan ke-2 menghasilkan, hamba ke-3 tidak. Bahkan jawabannya berisi kepahitan, kemarahan, dan kekecewaan. Ternyata selama itu ada sesuatu yang rusak di dalamnya, sehingga persepsinya akan Tuhan tidak benar.
Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam. (Mat 25: 24b)
Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu. (Mat 25: 28)
Beberapa waktu kemudian, dalam sebuah retret di Salatiga, guru orang tersebut mengirim 2 murid seniornya untuk menjemput balik orang ini. Penyembahan berat. Saat 2 orang itu didoakan, terjadi manifestasi dan pelepasan. Paginya 2 orang itu melarikan diri dari tempat retret. Guru dari 2 orang itu mendapati bahwa bagian dalam 2 murid ini rusak dan tidak bisa diperbaiki, lalu diusir. Ujungnya yang satu gila, dan yang lain mati.
Periksa apakah ada yang tidak tepat di hidup kita, sehingga walau sudah berusaha lakukan apapun tetap gagal.
Orang yang kepahitan tidak mendapat bagian dalam kerajaan surga.
Saat kerusakan di dalam kita dibiarkan, maka kita tidak bisa berbuah maksimal. Sehingga saat Tuhan datang, kita seperti berada dalam kondisi yang compang-camping.
Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita, (Ef 3: 20)
Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam. (Mat 25: 24b)
Kata “aku tahu” adalah idiom Yahudi dalam konteks hubungan suami-istri. Artinya hamba ini "merasa" tahu karena merasa memiliki kontak dan kedekatan sangat erat dengan majikannya.
Saat mendengar berita apapun, jangan telan semuanya sekaligus, karena selalu ada kemungkinan pengaruh dari jiwa si pembawa pesan.
3. Kita disebut jahat jika apapun yang jadi milik kita tidak ber-echo bagi orang lain Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas (Mat 25: 26a)
Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya(Mat 25: 29)
Kata "mempunyai" dari kata echo. Semua yang kita punya harus ber-echo. Jika kita memiliki sesuatu, dan itu bergema ke banyak orang lain, maka artinya kita benar-benar memilikinya, dan kita adalah orang yang baik.
Yang disebut jahat adalah jika miliki kita disimpan bagi diri kita sendiri dan tidak ada echo-nya.
Dalam kisah "Orang kaya dan Lazarus yang miskin", nasib mereka berbeda bukan karena kekayaan, tapi karena kekayaan si kaya tidak ber-echo dan hanya disimpan bagi dirinya sendiri.
Altar call: bagi mereka yang merasa ada kerusakan di dalamnya, Tuhan mau pulihkan itu.
Korespondensi: antonius_fw@yahoo.com (email, YM dan FB); @Antonius_FW (tweeter); pin BB 24D0C381 WhatsApp – 085 727 868 064
|
You are subscribed to email updates from Minyak Cadangan To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 comments:
Post a Comment