TAHU JALAN KITA |
Posted: 02 Jan 2014 09:00 AM PST
Baca: Ayub 23:1-17 Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas.(Ayub 23:10) Bacaan Alkitab Setahun: "Mengapa ini semua harus terjadi Tuhan?" Pertanyaan ini sering keluar dari mulut kita. Di Alkitab, banyak orang melontarkannya kepada Tuhan, mulai dari bangsa Israel yang bersungut-sungut karena tidak memiliki makanan dan minuman sampai pada Paulus yang mempunyai duri dalam dagingnya. Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru sarat dengan cerita bahwa umat Tuhan tidak luput dari permasalahan hidup. Salah satunya kisah Ayub, laki-laki yang taat kepada Tuhan. Dalam perikop ini, Ayub bertanya kepada Tuhan mengapa masalah itu menimpanya. Ayub ingin membela diri, mengajukan perkaranya kepada Tuhan, berkeluh kesah bahwa ia tidak sepatutnya mengalami musibah tersebut (ay. 2-7). Tuhan seakan diam, tidak memberikan jawaban yang melegakannya (ay. 8-9). Ada pun para sahabatnya menyalahkannya, menganggapnya kena tulah karena berbuat dosa. Namun, di tengah kebimbangan dan keraguan itu, ada satu pengakuan yang mengandung kepastian: bahwa Tuhan tahu yang terbaik bagi dirinya. Jika Tuhan mengujinya, ia akan menjadi seperti emas (ay. 10). Ia tidak mengatakan "mungkin", tetapi "akan", menunjukkan pengharapan dan keyakinan yang teguh. Kiranya kita memiliki pengertian seperti Ayub: bahwa Allah tahu jalan hidup yang terbaik bagi kita. Pemahaman semacam ini akan menolong kita untuk tetap teguh di tengah terpaan berbagai kebimbangan dan keraguan. Saat masalah hidup menerpa kita, kita diteguhkan bahwa Dia tidak meninggalkan kita, namun tengah membentuk kita menjadi emas yang semakin murni.—IRF PENGERTIAN YANG BENAR TENTANG ALLAH MENJADI SUMBER PENGHIBURAN Anda diberkati melalui Renungan Harian? Respons: |
Posted: 01 Jan 2014 09:00 AM PST
Baca: Matius 1:18-25 "... dan mereka akan menamakan Dia Imanuel." (Yang berarti: Allah menyertai kita.) (Matius 1:23) Bacaan Alkitab Setahun: Romo Damien, rohaniman Katholik dari Belgia, selama 16 tahun melayani masyarakat lepra yang dikucilkan di Pulau Molokai, Hawaii. Untuk membangun kembali harga diri mereka, selain pembinaan rohani, ia memberikan pelatihan kerja agar mereka dapat menghidupi diri sendiri. Ia menjadi salah satu dari mereka. Dan, tertulari penyakit mereka. Pada usia 49 tahun ia meninggal karena kusta. Seseorang berkomentar, "Tidak ada mukjizat dalam pelayanan Romo Damien sebab ia sendirilah mukjizat itu." Kisah Romo Damien mengingatkan pada kehadiran Kristus di tengah-tengah kita. Immanuel, Allah menyertai kita. Dia menjadi serupa dengan kita. Berdaging sama dengan kita. Bahkan menanggung sengsara dalam daging yang serupa dengan kita. Nabi Yesaya menubuatkan, "Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya" (Yes. 53:4). Tidak ada kekuatan dan penghiburan yang lebih besar selain kesadaran bahwa kita tidak sendirian. Tuhan bersama kita. Tak ragu untuk bersolidaritas dengan kita. Dia mengerti, menyertai, dan menjadi sama dengan kita. Itu sebuah mukjizat agung. Siapa yang tidak ingin mengalami mukjizat? Kendati demikian, jika tak ada berkat luar biasa atau keajaiban, itu bukan berarti tiada mukjizat. Pemberian terbaik-Nya bagi kita adalah kehadiran Yesus. Demi menyelamatkan kita, Dia lahir sebagai manusia, menyerupai kita, menderita, dan disalibkan untuk menebus kita. Dia memberi kepastian bahwa kita tidak akan pernah sendirian.—PAD BELUM TENTU HAL-HAL BESAR MENYERTAI PERJALANAN HIDUP KITA, Anda diberkati melalui Renungan Harian? Respons: |
You are subscribed to email updates from Renungan Harian® To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 comments:
Post a Comment