Melakukan untuk Mereka |
Posted: 24 Feb 2014 06:19 PM PST John masih berlari mengelilingi lapangan sekolah ketika meskipun jam sekolah telah lama berlalu. Tiba-tiba seorang guru mendekatinya dan berbincang dengan John setelah John selesai berlari. “Kau biasa melakukannya setelah selesai jam belajar?” “Iya pak. Dan biasanya saya melakukannya sebanyak 20 kali putaran.” “Apa kau bisa melakukannya sebanyak 50 kali putaran besok?” “Tentu saja.” Pada esok harinya, guru itu datang dengan membawa sekotak cokelat. Guru itu menawarkan kepada salah satu siswanya, “Apa kau mau cokelat?”. Siswapun menjawab, “Aku mau.” Sebelum memberikan cokelat itu, guru itu bertanya kepada John, “Maukah kau berlari mengelilingi lapangan sekolah 1 kali putaran untuk cokelat yang diinginkan oleh temanmu?”. John menjawab, “Akan saya lakukan!” John pun berlari 1 putaran kemudian duduk. Lalu guru itu bertanya kepada seluruh siswanya, “Apa kalian juga menginginkan cokelat?” Sebanyak 49 siswa mengangkat tangannya dan bersorak. “John, apa kau mau berlari 49 putaran demi cokelat milik teman-temanmu?” “Ya, saya akan berlari untuk mereka.” John pun berlari dengan kecepatan yang penuh. Sampai pada putaran yang ke-30, John terlihat kelelahan. John terlihat sedang berjalan dan sesekali berhenti. Semua siswa sangat terharu melihat John kelelahan. Ketika berhasil melalui 49 putaran, John tetap berada di lapangan. Sang guru masih memiliki 10 cokelat lagi dan mulai menawarkannya kepada siswa yang lain. “Kami tidak bisa menerima cokelat itu, karena John sudah tidak mampu lagi untuk berjalan.” Dari kejauhan John pun berteriak, “Aku akan melakukannya untuk kalian!” John mulai berdiri, dia berjalan perlahan. Putaran ke-52 berhasil ia lalui, sampai pada akhirnya ia terjatuh. “John, apa kau menyerah?” tanya gurunya. “Tidak! Aku akan mengelilinginya 8 kali lagi!” Semua terkejut ketika John mulai merangkak dan menggeser tubuhnya secara perlahan. Banyak siswa yang menangis melihatnya. John telah berhasil menyelesaikan 60 putaran dan tubuhnya mulai tak bergerak karena kelelahan. Beberapa siswa laki-laki menggendongnya dan memindahkannya ke ruang kelas. “Cokelat itu adalah hadiah terbaik yang telah John berikan untuk kalian semua. Dan sesuai dengan kesepakatan sebelumnya, bahwa John akan bertanggung jawab untuk semua cokelat-cokelat itu. Hanya John yang telah berhasil mendapatkan nilai sempurna dariku. Kalian harus menghargai kerja keras John. Sama seperti Yesus, yang dengan rela menanggung semua dosa kalian dan memberikan hadiah keselamatan kepada kalian. Apakah kalian mau menerima cokelat itu atau akan membuangnya?” Yesus rela menanggung semua dosa kita dan mengalami banyak sekali penyiksaan. Yesus tidak pernah mengeluh atau menyerah di tengah jalan ketika menyelesaikan misi-Nya. Bagi-Nya, kita sangatlah berharga, bahkan Dia rela serahkan tubuh dan nyawa-Nya. Mampukah kita menjaga “hadiah” dari Yesus? Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya Yohanes 10:11 Melakukan untuk Mereka is a post from: Renungan Harian Kristen |
Posted: 23 Feb 2014 04:00 PM PST Ada dua orang bersaudara, dan mereka berdua sama-sama telah memiliki keluarga. Mereka mengolah sebuah perkebunan warisan orang orang tua secara bersama-sama dan membagi hasil panennya sama besar. Namun ada rasa yang timbul pada hati keduanya. “Aku sudah memiliki rejeki yang banyak, pastilah saudaraku lebih membutuhkan dari pada diriku,” kata saudara tertua. Dan akhirnya saudara tertua secara diam-diam memberikan satu karung hasil panennya kepada saudaranya yang termuda. Demikian juga dengan saudara termuda merasa iba dengan saudara tertuanya, “Dia saudaraku satu-satunya dan dia lebih tua dariku, pastilah dia memiliki banyak kebutuhan.” Dengan diam-diam pula saudara termudapun mengambil satu karung hasil panennnya dan memberikannya kepada saudara tertuanya. Hal tersebut terjadi setiap bulannya dan mereka tidak menyadari bahwa hasil panen mereka sama sekali tidak berkurang. Sampai suatu hari mereka sama-sama bertemu ketika hendak memberikan hasil panennya. Mereka sama-sama terkejut sebelum kemudian saling berpelukan. Berlombalah untuk saling mengasihi tanpa harus diketahui oleh orang lain. Jangan pernah menutup rapat hatimu dan menjauhkan “kasih” dari kehidupan kita. Dan jangan juga untuk berpura-pura mengasihi untuk memperoleh simpati dari orang lain. Tuhan mengetahui apa yang tersembunyi dari dalam hati. Tuhan mengetahui setiap alasan dari segala hal yang telah kita lakukan. Baik itu alasan yang positif atau alasan yang negatif. Milikilah kasih yang tulus di dalam hatimu, karena sesungguhnya itulah yang paling berharga dan menyenangkan hati Tuhan. Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu. 1 Petrus 1:22 Kasih Seorang Saudara is a post from: Renungan Harian Kristen |
Posted: 22 Feb 2014 04:00 PM PST Ada sebuah desa yang mengalami kekeringan sepanjang tahun. Tanahnya begitu gersang karena hujan tak kunjung turun. Banyak orang yang meninggalkan desa itu, namun ada seorang ibu dan anaknya yang memilih untuk bertahan di tempatnya. Tiba-tiba langit menjadi gelap. Dan sang anak terlihat sangat ketakutan. Tidak berselang lama angin pun berhembus dan menggugurkan dedaunan. Anaknya semakin takut dan ingin menangis. “Ibu, apakah ini adalah bencana?” “Tidak anakku, inilah yang selama ini kita tunggu. Sesuatu yang sangat baik.” Petirpun mulai menyambar. Anak itu berteriak dengan kencang dan menangis. Ibunya tersenyum dan memeluk anaknya, “Nak, petir adalah pertanda bahwa sesuatu yang baik akan segera tiba.” Tidak lama kemudian hujan turun dan membasahi seluruh permukaan tanah. Tanah-tanah yang kering berubah menjadi tandus. Desanya kini sudah menjadi desa yang baru. Ibu itu pun mulai bisa tercocok tanam dan menjual hasil panennya ke kota. Untuk mendapatkan hal yang baik tidak selalu melalui jalan yang baik pula. Kita seringkali melewati jalan yang menakutkan dan penuh kekuatiran. Kita pun juga sempat berpikir untuk menghindar dari keadaan yang ada. Namun jika kita setia dan tetap bersabar dalam melewati setiap pencobaan, maka kita pasti akan mendapatkan yang terbaik pada waktunya. Jangan pernah menyerah dalam setiap keadaan karena sesungguhnya itulah jalan menuju berkat yang indah. Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun. Yakobus 1:2-4 Hujan dan Ketakutan is a post from: Renungan Harian Kristen |
You are subscribed to email updates from Renungan Harian Kristen To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 comments:
Post a Comment