Terang Bagi Bangsa-bangsa |
Posted: 19 Feb 2014 03:34 PM PST Posted on Kamis, 20 Februari, 2014 by Saat Teduh - Diambil dari Renungan Gereja Kristus Yesus - Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 60 Terang merupakan pilihan yang lebih baik daripada kekelaman (agak gelap) dan kegelapan. Dengan adanya terang, manusia mengetahui apa yang harus dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya. Di dalam kegelapan, manusia tidak tahu apa yang harus dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya. Dunia yang tertutup kegelapan dan bangsa-bangsa yang tertutup kekelaman membutuhkan terang yang bersinar. Ketika terang Tuhan terbit atas umat-Nya dan kemuliaan Tuhan menjadi nyata atas umat-Nya, maka bangsa-bangsa berduyun-duyun datang berkumpul (60:3-4). Itulah sebabnya Yesaya menegaskan agar umat Tuhan bangkit, karena terang dan kemuliaan Tuhan telah datang atas mereka (60:1). Manusia membutuhkan terang Tuhan dan umat Tuhan telah mengalami terang itu. Oleh karena itu, umat Tuhan harus membagikannya kepada orang-orang yang belum memperoleh terang itu. Tuhan Yesus menyatakan bahwa orang percaya adalah terang dunia (Matius 5:14-16). Di satu sisi, hal itu menegaskan status orang percaya yang telah dijadikan Tuhan sebagai terang dunia. Status itu ada pada orang percaya bukan karena usaha manusia, tetapi karena tindakan Allah. Di sisi lain, hal itu menegaskan tanggung jawab orang percaya untuk menerangi dunia melalui perbuatan baiknya (Matius 5:16). Dunia menjadi tahu kebenaran Tuhan melalui perbuatan baik yang dilakukan orang percaya. Jika orang percaya tidak menjalankan tugasnya, maka kegelapan tetap menguasai dunia. Dalam semuanya itu, kita perlu selalu ingat, bahwa bila kita bisa menjalankan tugas sebagai terang dunia, hal itu hanyalah karena kita memiliki Tuhan, Sumber Terang yang sesungguhnya. Marilah kita memancarkan Terang-Nya kepada dunia ini melalui kehidupan kita. [AMNH] Matius 5:16 Filed under: Renungan Harian |
Posted: 19 Feb 2014 03:32 PM PST Posted on Kamis, 20 Februari, 2014 by Saat Teduh Baca: Imamat 7:22-27 Persembahan seperti apa yang berkenan kepada Tuhan? Tentu yang terbaik. Apa artinya yang terbaik? Bukan semata-mata barang yang mahal atau berkualitas. Ingat Yesus pernah memuji persembahan yang terbaik, yang ternyata hanya bernilai nominal dua peser (Luk. 21:1-4). Memberi dari hati, itulah kualitas pemberian yang dinilai Allah terbaik.Memberi dari hati berarti memberikan untuk menyukakan Allah. Ada dua alasan memberi yang terbaik.Mau menyenangkan hati Allah, dan membalas kasih Allah yang sudah memberikan yang terbaik kepada umat-Nya. Secara simbolis, lemak merupakan bagian terbaik dari kurban binatang yang dipersembahkan kepada Tuhan (bdk. persembahan Habel yang diperkenan Tuhan; Kej. 4:4). Oleh karena itu dalam berbagai persembahan kurban yang berupa binatang, lemak disebut secara khusus harus dipersembahkan semuanya kepada Tuhan. Oleh karena itu, tidak memakan lemak berarti, bersedia berkorban untuk tidak makan bagian yang terenak, supaya dapat menyenangkan hati Tuhan. Bagaimana dengan larangan memakan darah? Darah melambangkan hidup (Ul. 12:23). Jadi, secara simbolis tidak makan darah berarti menghargai hidup. Akan tetapi, darah binatang dikurbankan di mezbah melambangkan pengurbanan Kristus di salib untuk keselamatan manusia.Oleh karena itu, darah yang dicurahkan di mezbah melambangkan pemberian terbaik Allah bagi umat-Nya untuk keselamatan mereka. Maka, dengan tidak makan darah, umat mengakui Allah sudah memberikan yang terbaik buat mereka. Ritual Perjanjian Lama, memang terlihat rumit. Kita juga tidak lagi harus menjalankannya karena karya Kristus sudah menggenapi tujuan ritual tersebut. Akan tetapi, makna ritual tersebut tidak pernah lekang oleh waktu. Dengan menghayati makna tersebut, kita menjalankan hukum kasih yang diajarkan Kristus, dengan memberikan yang terbaik kepada Allah, yaitu memberi dari hati. Juga, dengan mensyukuri pemberian terbaik dari Allah, dengan mewartakan kabar baik itu kepada sesama manusia. - diambil dari Santapan Harian Scripture Union Indonesia. www.su-indonesia.org - Filed under: Renungan Harian |
Posted: 18 Feb 2014 03:31 PM PST Posted on Rabu, 19 Februari, 2014 by Saat Teduh - Diambil dari Renungan Gereja Kristus Yesus - Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 59 TUHAN itu Mahakuasa. Dia sanggup melakukan apa saja yang Dia kehendaki. Tangan-Nya dan pendengaran-Nya tidak bisa dihambat oleh apapun. Akan tetapi, Nabi Yesaya menyampaikan satu kebenaran penting pada manusia, yaitu bahwa kejahatan dan pemberontakan manusia membuat TUHAN menahan diri dari menolong dan mendengarkan manusia. Itulah yang terjadi pada bangsa Israel. Nabi Yesaya menggambarkan pemberontakan bangsa Israel mencakup keberadaan diri mereka (59:3), kejahatan yang dilakukan dengan segera (59:7a), dalam rancangan mereka (59:7b), dan ke mana saja mereka pergi, mereka melakukan pelanggaran (59:7c). Israel tidak peduli terhadap keadilan dan kebenaran Tuhan. Oleh karena itu, Tuhan menghukum dan tidak menolong mereka. Dalam hidup kita sebagai umat Tuhan, kita perlu memperhatikan kekudusan hidup kita. Tuhan kita memang berkuasa, tetapi Dia ingin agar kita tidak menyalahgunakan diri-Nya dengan tidak menghargai Dia. Dia sanggup menolong manusia dan mau mendengarkan doa umat-Nya, tetapi Dia juga bisa membatasi diri-Nya dari menolong dan mendengarkan kalau umat-Nya tidak berjalan dalam kehendak-Nya (lihat Mazmur 66:18; Yakobus 4:2-3). Bagi Tuhan, yang terutama adalah agar umat-Nya menjadi serupa dengan gambar Putra Tunggal-Nya, Yesus Kristus. Tuhan menginginkan agar manusia selalu mengutamakan hubungan dan ketaatan kepada-Nya karena hubungan dan ketaatan itulah yang membuat manusia mengalami pembentukan dari Tuhan. [AMNH] Yesaya 59:1-2 Filed under: Renungan Harian |
You are subscribed to email updates from Saat Teduh To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 comments:
Post a Comment