Tangis dan tawa |
Posted: 15 Feb 2014 05:37 PM PST Posted on Minggu, 16 Februari, 2014 by Saat Teduh Baca: Mazmur 126 Hidup orang percaya ialah hidup oleh anugerah demi anugerah. Anugerah terbesar yang kita peroleh ialah pengampunan dosa dan hidup yang kekal. Dalam menjalani hidup ini, anugerah-anugerah terus menerus menopang kita sampai Kristus menjemput kita ke surga yang baka! Pengalaman menerima anugerah acap kali direspons seperti sedang bermimpi, padahal suatu kenyataan (1).Itulah yang dialami umat Israel yang dimerdekakan dari perbudakan Babel. Bahkan yang diizinkan pulang kembali ke Yerusalem untuk membangun hidup yang baru. Respons yang tepat dengan sendirinya ialah sorak sorai dan tawa ria, serta pengakuan tulus bahwa Tuhanlah yang telah melakukan perkara besar tersebut (3). Bahkan orang lain pun harus mengakui bahwa Tuhan memang telah melakukan perkara besar terhadap umat-Nya (2b). Hal itu tidak berarti masalah sudah selesai. Penderitaan dan kerja keras menanti. Di Yerusalem, umat yang pulang menghadapi tantangan. Tembok Yerusalem perlu diperbaiki, bait Allah perlu dibangun. Tantangan lain datang dari para musuh yang iri akan kemujuran mereka, dan berupaya dengan segala cara untuk menghalangi kemajuan mereka. Oleh karena itu Tuhan membangkitkan para nabi untuk membangunkan semangat mereka untuk terus bersemangat untuk berjuang dan bersandar penuh pada kasih setia Tuhan. Memang, agar tanah dapat menumbuhkan panen, perlu diolah lebih dahulu, lalu perlu ditaburi benih, disiram dan diberi pupuk. Semuanya kerja keras yang melelahkan, bahkan tidak jarang disertai ratap tangis, terutama kalau alam tidak mendukung, hama justru menyerang. Akan tetapi, belajar dari sejarah kasih setia Tuhan. Keyakinan pemazmur ialah bahwa upaya itu tidak akan sia-sia karena anugerah Tuhan terus menerus diberikan. Apakah itu juga keyakinan kita? - diambil dari Santapan Harian Scripture Union Indonesia. www.su-indonesia.org - Filed under: Renungan Harian |
Posted: 15 Feb 2014 05:35 PM PST Posted on Minggu, 16 Februari, 2014 by Saat Teduh - Diambil dari Renungan Gereja Kristus Yesus - Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 56 Orang asing dan orang kebiri (56:3) adalah kelompok orang yang diperlakukan secara khusus dalam kumpulan umat Allah. Mereka tidak diperbolehkan masuk ke dalam jemaah Tuhan (bandingkan dengan Ulangan 23:1-3). Kesadaran terhadap perintah Tuhan tersebut membuat orang asing yang menggabungkan diri kepada Tuhan serta orang kebiri tentu saja akan sulit untuk merasa sebagai bagian yang menyatu dengan umat Tuhan yang diterima sepenuhnya oleh Tuhan. Akan tetapi, dalam anugerah-Nya yang besar, Tuhan menyatakan penerimaan-Nya yang penuh terhadap mereka (Yesaya 56:4-8). Tuhan menjadikan mereka sebagai bagian di dalam rumah-Nya (56:5a). Tuhan memberikan nama abadi kepada mereka (56:5b). Tuhan melayakkan mereka untuk melayani Dia (56:6) dan bersekutu dengan Dia (56:7). Sebenarnya, sama seperti orang Israel yang tidak taat kepada Tuhan, orang asing yang menggabungkan diri dan orang kebiri tidak layak menerima itu semua. Akan tetapi, Tuhan melayakkan mereka untuk mengalami dan menerima itu semua. Itulah anugerah Tuhan yang besar bagi manusia. Bila kita membandingkan diri kita dengan kedua kelompok orang tersebut (orang asing dan orang kebiri), maka kita akan menyadari bahwa, kita pun termasuk orang yang patut dimurkai Tuhan (Efesus 2:1-2). Kita seringkali melanggar firman Tuhan dan tidak mengetahui apa sesungguhnya yang menjadi kehendak Tuhan bagi kehidupan kita. Akan tetapi, Tuhan—dengan anugerah-Nya yang besar—berkenan menyelamatkan kita dan membawa kita dalam persekutuan dengan Dia. Dengan kesadaran itu, biarlah kita hidup menaati Dia dan memuliakan nama-Nya. [AMNH] Yesaya 56:7b Filed under: Renungan Harian |
Posted: 14 Feb 2014 03:40 PM PST Posted on Sabtu, 15 Februari, 2014 by Saat Teduh Baca: Imamat 5:1-13 Firman Tuhan hari ini mengingatkan kita tentang dosa-dosa yang sering kita sepelekan: dosa karena tidak melakukan sesuatu yang seharusnya kita lakukan (1; bdk. Yak. 4:17) dan dosa yang tidak disengaja. Tuhan menuntut pertanggungjawaban kita untuk dosa-dosa kategori ini. Kita mungkin merasa bahwa ketidakacuhan bukan sesuatu yang cukup serius untuk dikategorikan sebagai dosa.Kita merasa memiliki hak untuk melakukan urusan selama tidak mengganggu hak orang lain? Sadarkah kita bahwa ketidakpedulian adalah salah satu faktor penting yang membuat dunia ini menjadi tempat yang subur untuk melakukan kejahatan? Jumlah pelaku kejahatan mungkin tidak terlalu banyak, tetapi karena didiamkan, maka mereka menjadi bebas untuk bertindak dan memperluas area kejahatan mereka. Di sebuah lembaga, pada awalnya mungkin hanya satu-dua koruptor. Namun, jika semua orang yang tahu tetap diam dan berpikir yang penting mereka tidak ikut-ikutan korupsi, maka jangan heran kalau perilaku korup itu lantas meluas, dan merajalela, diikuti banyak orang, menjadi tren. Tuhan mengingatkan umat bahwa mereka wajib menyuarakan kebenaran. Bagaimana dengan dosa yang tidak disengaja (2-4)? Kadang kita berada dalam situasi yang tidak nyaman dan dilematis yang membuat kita harus memilih di antara pilihan-pilihan yang tidak baik. Lain waktu kita diperhadapkan dengan situasi yang membuat kita bereaksi tidak baik karena kebiasaan lama kita yang belum berubah. Di mata Tuhan hal tersebut tetap dosa. Umat Tuhan dipanggil untuk membereskan hal-hal tersebut. Kita perlu kepekaan dari Tuhan untuk menyadarinya. Kedekatan dengan Roh Kudus akan menolong kita membongkar kebobrokan hidup kita dan membersihkannya, serta mendorong hidup kita bertumbuh semakin hari semakin menjadi serupa Kristus. Kita yang semakin disadarkan bahwa hal-hal yang sepertinya netral ternyata membawa konsekuensi berdosa membuat kita pula makin berhati-hati dalam bertindak dan senantiasa lebih mengandalkan Tuhan. - diambil dari Santapan Harian Scripture Union Indonesia. www.su-indonesia.org - Filed under: Renungan Harian |
You are subscribed to email updates from Saat Teduh To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 comments:
Post a Comment