Mewakili Umat |
Posted: 25 Feb 2014 03:46 PM PST Posted on Rabu, 26 Februari, 2014 by Saat Teduh Baca: Imamat 10:12-20 Peraturan-peraturan berikut sebenarnya mengulang dan menegaskan kembali bagian persembahan kurban yang merupakan hak imam yang mempersembahkannya.Sekaligus menutup rangkaian kedua kitab Imamat, yang dimulai dari pasal 8, yaitu peneguhan dan inagurasi pelayanan keimaman. Sepertinya rangkaian upacara persembahan kurban yang dilakukan Harun dan anak-anaknya belum sepenuhnya selesai. Ada bagian terakhir yaitu, kewajiban imam untuk memakan bagian yang menjadi haknya dalam persembahan kurban tersebut. Maka, di perikop ini, Musa memberi instruksi agar upacara itu dituntaskan. Dari berbagai kurban yang dipersembahkan ada bagian yang ditentukan untuk dinikmati oleh para imam.Dari kurban sajian, roti-roti yang dipersembahkan harus dimakan di tempat kudus karena roti sajian itu disebut juga sebagai persembahan maha kudus (12-13, bdk 6:25; 7:1).Sedangkan dada dan paha sebagai persembahan khusus bagi Tuhan boleh dimakan oleh para imam yang ditahbiskan itu di tempat yang tahir (14-15).Kedua persembahan yang boleh dimakan imam-imam tersebut disebut juga sebagai persembahan unjukan. Melalui memakan persembahan itu, para imam mewakili umat menanggung dosa mereka (17). Ternyata, karena insiden yang baru terjadi sebelumnya, bagian yang diperuntukkan para imam telah terbakar habis (16). Perasaan duka yang harus ditekan Harun dan kedua anaknya yang tersisa, mungkin membuat mereka lalai dengan aturan yang sudah dijelaskan sebelumnya secara mendetail. Walaupun Musa mula-mula marah, tetapi ia bisa mengerti kelalaian tersebut dan memaafkannya. Tuhan penuh dengan kemurahan. Ketidaksengajaan Harun dan kedua anaknya tersebut dapat dimengerti dan tidak mendapatkan hukuman. Hukum Taurat dengan segala detail ketatnya tidak dimaksudkan sebagai hukum yang kaku dan hanya bertujuan mengekang kehidupan umat. Sebaliknya hukum itu diberikan untuk mengatur umat menjaga kekudusan hidup agar dapat menikmati Allah yang kudus. - diambil dari Santapan Harian Scripture Union Indonesia. www.su-indonesia.org - Filed under: Renungan Harian |
Posted: 25 Feb 2014 03:45 PM PST Posted on Rabu, 26 Februari, 2014 by Saat Teduh - Diambil dari Renungan Gereja Kristus Yesus - Bacaan Alkitab hari ini: Filipi 2 Walaupun jemaat di Filipi setia di dalam persekutuan dengan Berita Injil, bukan berarti bahwa mereka bebas dari masalah. Terkadang kerinduan akan hal rohani tidak diimbangi dengan kerinduan terhadap kedewasaan karakter. Jemaat Filipi diperhadapkan dengan kenyataan adanya orang-orang yang kurang atau mungkin tidak dapat menahan diri untuk tidak mementingkan diri sendiri. Ada orang-orang yang punya agenda pribadi di dalam jemaat (2:3-4). Mereka dinasehati oleh Rasul Paulus agar menganggap orang lain lebih utama daripada dirinya sendiri. Kemungkinan, hal itu pula yang menjadi nasihat Rasul Paulus kepada Euodia dan Sintikhe (4:2). Pada umumnya, orang yang menjadi semakin berkuasa, semakin kaya, semakin populer, atau semakin berpengaruh akan semakin sulit merendahkan hati, apalagi merendahkan diri. Sifat ingin dihormati, ingin didengar, ingin dituruti kemauannya menempati porsi yang semakin besar dalam diri seseorang. Merupakan suatu yang Ironis bahwa berkat yang ditanggapi secara keliru bisa berubah menjadi seperti kutuk. Pada dasarnya, setiap orang memiliki potensi untuk meninggikan diri, bahkan sekalipun tidak ada prestasi apa pun yang telah ia raih. Tidak mengherankan bahwa jika gereja dipenuhi dengan orang-orang seperti itu, pelayanan akan terhambat karena gereja akan sibuk membereskan masalah perpecahan yang tidak terjadi jika setiap orang belajar meneladani kerendahhatian Kristus. Hal yang sama juga berlaku di dalam keluarga, di perusahaan, di kampus, di sekolah, maupun di tengah masyarakat. Kerendahhatian sangat penting dalam kehidupan bersama. [MN] Filipi 2:5-8 Filed under: Renungan Harian |
Kesalahan fatal dalam pelayanan Posted: 24 Feb 2014 03:55 PM PST Posted on Selasa, 25 Februari, 2014 by Saat Teduh Baca: Imamat 10:1-11 Alkitab mencatat sejumlah kesalahan fatal yang berakibat fatal juga bagi umat Tuhan.Harun yang membuatkan umat Israel lembu emas, mengakibatkan umat Israel menyembah patung itu dan mereka harus dihukum mati (Kel. 32). Mengapa hukumannya begitu berat? Umat Israel baru saja merayakan keimaman Harun dan anak-anaknya dengan begitu serius dan kudus. Semua instruksi Tuhan melalui Musa dipatuhi secara mendetail. Ternyata, kini kedua putra Harun ini justru sembarangan bertindak. Sebagai pemimpin tindakan ngawur mereka akan berdampak besar bagi umat. Kalau tidak mendapatkan hukuman keras akan menjadi preseden bahwa melayani Tuhan di kemah suci Tuhan boleh sembarangan! Seharusnya yang membakar ukupan ialah imam besar, dalam hal ini Harun. Ada penafsir yang mengatakan bahwa tindakan Nadab dan Abihu merupakan kudeta halus kepemimpinan Harun. Mengapa Nadab dan Abihu bertindak sembrono? Sangat mungkin mereka mabuk. Itu sebabnya larangan keras untuk minum anggur dikeluarkan untuk imam selama ia melayani (9). Seorang yang mabuk kehilangan kendali atas dirinya, sehingga ia dapat berbuat apa saja, termasuk yang membahayakan diri dan orang lain, dan terutama yang melanggar kekudusan Tuhan. Melayani Tuhan yang kudus tidak cukup dengan niat kudus, melainkan juga harus sesuai dengan firman Tuhan yang kudus. Kesembarangan kita melayani Tuhan menunjukkan kita tidak menghargai kekudusan Tuhan, berarti juga tidak menghargai karya Kristus yang mati disalib demi menguduskan kita. - diambil dari Santapan Harian Scripture Union Indonesia. www.su-indonesia.org - Filed under: Renungan Harian |
You are subscribed to email updates from Saat Teduh To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 comments:
Post a Comment