Simeon Dan Hana |
Posted: 17 Feb 2014 03:28 AM PST Khotbah Minggu : 9 Februari 2014 SIMEON DAN HANA By. Pdt. Esra Alfred Soru, STh, MPdK. Dalam khotbah sebelumnya (TAKLUKKEPADA HUKUM TAURAT) kita sudah membahas satu peristiwa yakni Yesus di mana Yesus menerima sejumlah aturan upacara agama Yahudi seperti yang diwajibkan hukum Taurat yakni sunat, penebusan anak sulung, dan mungkin pentahiran. Pada waktu Lukas menceritakan hal ini, ia menyisipkan satu peristiwa lain yakni tentang Simeon dan Hana yang bertemu dengan bayi Yesus saat itu. Lalu bagaimana kisahnya? Mari kita baca Luk 2:25-38 : Luk 2:25-38– (25) Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya, (26) dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. (27) Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hokum Taurat, (28) ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya: (29) "Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, (30) sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, (31) yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, (32) yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel." (33) Dan bapa serta ibu-Nya amat heran akan segala apa yang dikatakan tentang Dia. (34) Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan (35) -- dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri --, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang." (36) Lagipula di situ ada Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya, (37) dan sekarang ia janda dan berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. (38) Dan pada ketika itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. Jadi teks ini berbicara tentang 2 orang yang bertemu dengan bayi Yesus yakni Simeon dan Hana. Dan hari ini kita akan belajar dari mereka. Kita akan membahas teks ini dalam beberapa poin : I. GAMBARAN TENTANG SIMEON DAN HANA. Sebelum menceritakan tentang respon Simeon dan Hana kepada bayi Yesus, Lukas memberikan gambaran yang singkat tetapi padat tentang kedua orang ini. Kita akan menyorotinya satu per satu : a. Simeon. Siapakah sebenarnya Simeon ini? Matthew Henry mengatakan bahwa dari catatancatatan orang Yahudi diketahui bahwa pada masa itu memang ada seorang yang bernama Simeon, dia adalah anak dari seorang Rabi Yahudi terkenal yakni Rabi Hillel. Ia dipercaya memiliki roh nubuat. Ia menggantikan ayahnya sebagai pemimpin sekolah tinggi agama Yahudi pada waktu itu tetapi akhirnya ia digeser / dikucilkan karena pemahaman yang tidak sesuai dengan pandangan mayoritas mengenai Mesias yang akan datang. Ia memiliki seorang anak yang juga menjadi salah seorang guru besar dalam sekolah tinggi agama Yahudi dan juga seorang ahli Taurat yang terpandang saat itu yang bernama Gamaliel.
Gamaliel ini adalah guru dari Paulus sebelum menjadi Kristen.
Sekarang kita akan melihat gambaran tentang Simeon ini : 1) Ia adalah orang yang benar dan saleh. Luk 2:25- Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh …." Ini bukan berarti ia adalah orang yang suci tanpa dosa tetapi ini berarti bahwa ia adalah orang yang hidup bergaul dengan Tuhan. Bandingkan dengan gambaran tentang Nuh : Kej 6:9- Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah. Matthew Henry menghubungkan kata "benar" di sini dalam kaitan dengan sesame manusia dan kata "saleh" dalam kaitan dengan Tuhan. Demikian juga dengan Wycliffe Bible Commentary : Wycliffe Bible Commentary – Benar mengungkapkan sikapnya terhadap manusia; saleh, sikapnya terhadap Allah. (Vol 3, hal.224). Bandingkan dengan 2 terjemahan berikut ini.
Jadi kalau dikatakan bahwa Simeon adalah orang yang benar dan saleh, maksudnya adalah dia adalah orang yang baik terhadap sesamanya dan takut kepada Tuhan / mengasihi Tuhan / bergaul dengan Tuhan. Matthew Henry lalu berkata : Matthew Henry – Kedua hal ini harus berjalan bersama-sama, masing-masing akan saling mendukung satu sama lain dan tidak akan saling merugikan. (Injil Lukas 1-12, hal.97). 1 Yoh 4:20-21– (20) Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya. (21) Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya. Ada banyak orang yang baik dengan sesama tetapi tidak peduli Tuhan / tidak percaya Tuhan / tidak mengasihi Tuhan. Sebaliknya ada orang yang begitu concern dengan berbagai hal tentang Tuhan, tetapi jahat terhadap sesama misalnya membenci / tidak mau mengampuni, menipu, memfitnah, dll. Simeon tidak demikian! Dia orang yang benar dan juga saleh! Bagaimana dengan saudara? Apakah saudara sudah menjadi orang benar dan saleh? Atau hanya benar saja tetapi tidak saleh, atau saleh saja tetapi tidak benar? Ingat kata-kata Henry di atas, kedua hal ini harus berjalan bersamaan, masing-masing akan saling mendukung dan tidak akan saling merugikan. 2) Ia menantikan penghiburan bagi Israel. Luk 2:25- Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Kita tahu bahwa sejak pembuangan ke Babel, bangsa Israel mengalami berbagai macam kesulitan dan kesedihan. Mereka kehilangan negara mereka, mereka kehilangan tanah air mereka, mereka kehilangan Bait Allah mereka, mereka kehilangan keluarga mereka, dan terlebih daripada itu mereka kehilangan harapan mereka. Mereka bertanya-tanya, bukankah mereka bangsa pilihan Allah? Bukankah mereka adalah umat kesayangan Tuhan? Mengapa semua ini menimpa mereka? Dalam kondisi semacam ini Tuhan melalui nabi Yesaya menyampaikan suatu janji penghiburan dan keselamatan dan pemulihan bagi Israel.
Nah ternyata janji-janji ini ditafsirkan secara berbeda. Mayoritas orang / pemimpin Yahudi beranggapan bahwa janji-janji ini akan membuat Israel yang adalah bangsa pilihan Allah dipulihkan dan mereka akan menjadi pemimpin dunia. William Barclay – Sejak lama mereka berpendapat bahwa karena mereka adalah bangsa yang terpilih maka pada satu saat nanti mereka akan menguasai dunia dan menjadi tuan atas bangsa-bangsa. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Injil Lukas, hal. 37). Karena itu hidup seorang Israel adalah pengharapan untuk melihat janji-janji ini tergenapi di dalam sejarah secara politis apalagi sudah sangat lama mereka dijajah oleh bangsa-bangsa lain (Babel, Persia, Yunani dan Romawi). Lalu bagaimana hal itu bisa terjadi? William Barclay – Untuk mewujudkan hal itu maka beberapa orang percaya bahwa orang-orang besar akan diturunkan ke dunia; yang lainnya percaya akan munculnya seorang raja dari keturunan Daud dan bahwa segala kemuliaan akan hidup kembali; yang lainnya lagi percaya bahwa Allah sendiri akan campur tangan langsung dalam sejarah manusia secara adikodrati. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Injil Lukas, hal. 37). Note : Orang besar / pemimpin yang akan datang itu adalah seorang yang diurapi yang disebut Mesias / Kristus. Tetapi ada golongan lain yang lebih minoritas yang mempunyai penafsiran berbeda terhadap janji-janji penghiburan itu dan juga tentang Mesias. Mereka beranggapan bahwa kerajaan Mesias adalah kerajaan rohani dan lebih bersifat menyelamatkan Israel dari dosa ketimbang dari penjajahan bangsa kafir. William Barclay – Mereka tidak memimpikan adanya kekerasan, kekuasaan dan tentara dengan panji-panji yang megah; mereka hanya percaya kepada doa yang tidak berkeputusan dan menantikan dengan diam-diam sampai Tuhan datang. Sepanjang hidupnya mereka menanti-nantikan Allah dengan tenang dan sabar. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Injil Lukas, hal. 37). Nah, kelihatannya Simeon ada di dalam grup yang minoritas ini. Dan karena itu sebagaimana saya katakan di atas, ia dikucilkan karena pandangannya yang bertolak belakang dengan pandangan mayoritas tentang Mesias. Jadi kalau dikatakan bahwa ia menantikan penghiburan bagi Israel artinya adalah ia menantikan kedatangan Sang Mesias yang akan menyelamatkan Israel dan bahkan bangsa-bangsa lain dari dosa mereka.
Perlu diingat bahwa Israel saat itu sedang ada dalam keadaan sangat menyedihkan. Mereka ada dalam penjajahan Romawi, mengalami kekejaman Herodes, dan secara rohani mereka sangat jelek karena agama yang bersifat lahiriah, dan juga saat itu tidak ada nubuat (mulai zaman Maleakhi sampai Yohanes Pembaptis). Tetapi hebatnya, dalam situasi seperti itu Simeon tetap menantikan penghiburan untuk Israel (ayat 25b). Satu hal yang menarik adalah bahwa tadi dikatakan ia adalah orang yang benar dan saleh. Sekarang dikatakan bahwa ia menantikan penghiburan bagi Israel. Ia menantikan keselamatan bagi Israel. Ia menantikan pemulihan bagi Israel. Ini menunjukkan bahwa orang yang benar dan saleh pasti peduli dengan nasib dari agamanya / gerejanya. Budi Asali – Kalau saudara acuh tak acuh terhadap nasib gereja (misalnya gereja yang terkena Liberalisme, gereja yang suam, tanpa pengajaran Firman Tuhan, gereja yang terkena Toronto Blessing, dsb) jelas saudara bukanlah orang yang benar dan saleh. Juga kalau saudara bersikap acuh tak acuh melihat hal-hal yang salah / kurang baik dalam gereja, misalnya persekutuan doa atau Pemahaman Alkitabnya, atau Persekutuan Pemudanya, atau Sekolah Minggunya, atau keuangannya, dsb, saudara bukanlah orang yang benar dan saleh. (Eksposisi Injil Lukas : Jilid 1, hal.45). Kata-kata ini benar sekali! Bagi orang yang benar dan saleh, dia tidak akan tenang kalau melihat gereja / agama / pelayanan berada dalam ketidakberesan / kesuaman atau bahkan kesesatan. Ia pasti akan melakukan sesuatu. Contohnya Yesus yang mengobrak-abrik Bait Allah ketika itu dijadikan sarang penyamun. (Yoh 2:13-17). Atau Martin Luther tidak bisa tenang melihat gereja Katolik dengan segala macam ajaran dan prakteknya telah menyimpang dari Kitab Suci sehingga ia lalu melakukan protes dengan 95 dalilnya yang berujung pada munculnya reformasi Protestan. Ya, kalau kita adalah orang yang benar dan saleh, kita pasti akan peduli dengan agama, gereja atau pelayanan yang ada. Apakah saudara juga peduli dengan gereja saudara? Apakah saudara peduli dengan pelayanan yang ada? Apakah saudara peduli dengan pembangunan gereja yang ada? Ataukah saudara hanya acuh tak acuh saja? Kebenaran dan kesalehan kita akan diukur juga dengan sikap kita / kepedulian kita pada gereja dan pelayanan. 3) Ia dipenuhi dan dipimpin oleh Roh Kudus. Luk 2:25-27- (25) "….Roh Kudus ada di atasnya, (26) dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. (27) Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat Bahwa Roh Kudus ada pada Simeon, ini merupakan sesuatu yang tidak lazim, karena saat itu adalah zaman Perjanjian Lama, di mana Roh Kudus belum dicurahkan kepada semua orang percaya. Roh Kudus itulah yang menyatakan kepadanya bahwa ia tidak akan mati sebelum melihat Mesias (ayat 26). Roh Kudus itu jugalah yang membimbingnya ke Bait Allah sehingga ia bisa bertemu dengan Yesus, lalu menatang-Nya (ayat 27-28). Betapa indahnya hidup yang dipenuhi dan dipimpin Roh Kudus. Yesus berkata :
Jikalau hidup kita dipenuhi dan dipimpin Roh Kudus maka kita pasti akan benarbenar mengenal Kristus. b. Hana. Hal-hal yang dikatakan dalam teks ini tentang Hana adalah : 1) Ia adalah seorang nabi perempuan. Luk 2:36 - Lagipula di situ ada Hana, seorang nabi perempuan 2) Ia juga seorang janda. Luk 2:36-37 - (36) "…Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya, (37) dan sekarang ia janda …. Perhatikan bahwa ia menjanda sangat lama. Usia perkawinannya hanya 7 tahun dan suaminya mati. Setelah itu ia tidak kawin lagi. Ini tentu membuat ia menderita hamper separuh hidupnya. Meskipun demikian ia tetap beriman kepada Allah. William Barclay – Ia telah mengenal kesedihan namun tidak bersedih. Kesedihan dapat membuat kita menjadi keras, sedih, marah dan memberontak kepada Allah. Tetapi kesedihan juga dapat membuat kita menjadi lebih baik, lembut dan simpatik. Kesedihan dapat melenyapkan iman kita, atau dapat juga memperkuat dan memperdalam iman kita. Semua itu tergantung pada bagaimana kita berpikir tentang Allah. Bila kita memandang Dia sebagai seorang tirani maka kita akan menolak-Nya. Namun bila kita memandang Dia sebagai Bapa maka kita juga akan yakin bahwa "Tangan Seorang Bapa tidak pernah menyebabkan anak-Nya menangis dengan sia-sia". (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Injil Lukas, hal.39). Apakah saat ini anda juga berada dalam kesedihan? Jika ya, teladani Hana dalam hal ini. Kesedihan hidupnya tidak menggoyahkan imannya kepada Tuhan. 3) Ia seorang yang sudah sangat tua. Luk 2:36-37 - (36) "….Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya, (37) dan sekarang ia janda dan berumur delapan puluh empat tahun. William Barclay – Ia telah tua namun tidak pernah berhenti untuk berharap. Umur dapat menggerogoti kecantikan dan kekuatan tubuh kita; dan yang lebih buruk - waktu dapat menggerogoti kehidupan kita sehingga pengharapan yang pernah menggairahkan kita menjadi mati, dan hidup kita menjadi membosankan dan menerima saja apa adanya. Sekali lagi semuanya itu tergantung pada bagaimana kita memandang Allah. Kalau kita melihat Dia sebagai yang jauh dan terlepas dari kita, mungkin kita akan putus asa; namun bila kita memikirkan Dia sebagai yang mempunyai hubungan erat dengan kehidupan, dan melindungi kita, maka kita pun akan yakin bahwa yang terbaik masih akan tiba dan bahwa tahun-tahun yang berlalu tidak akan memadamkan pengharapan kita. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Inji Lukas, hal.39-40). Bagaimana dengan Opa-Opa dan Oma-Oma? Apakah usia telah menggerogoti pengharapan saudara kepada Tuhan? Belajarlah dari Hana yang sekalipun tubuhnya dimakan usia, pengharapannya kepada Tuhan tetap teguh. 4) Ia juga seorang yang tekun di dalam beribadah, berpuasa dan berdoa. Luk 2:37 - "….Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. William Barclay – Ia tidak pernah berhenti untuk beribadah. Ia menghabiskan waktunya dalam rumah Allah bersama umat Allah. Allah menganugerahkan kepada kita gereja sebagai ibu kita dalam iman. Kita merenggutkan diri kita sendiri dari harta yang tidak ternilai harganya ini bila kita lalai untuk menjadi bagian dari umat-Nya yang beribadah. Ia tidak henti-hentinya berdoa. Ibadah umum adalah baik; tetapi ibadah pribadi juga baik. Ada yang mengatakan: "Yang doanya terbaik dalam doa bersama adalah yang sebelumnya berdoa sendiri." Tahun-tahun berlalu tanpa perasaan sedih dan harapannya tidak tergoyahkan, karena setiap hari Hana selalu berhubungan dengan Dia, sumber kekuatan. Dan di dalam Dia, kelemahan kita dijadikan sempurna. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Injil Lukas, hal.40). Ini sesuatu yang menarik bahwa orang setua Hana masih bisa seaktif dan setekun itu. Hana jelas berbeda dengan : ↘Banyak orang yang semasa muda begitu aktif dan setia tetapi setelah tua menjadi malas-malasan. ↘Banyak orang yang malas dan tidak setia walaupun belum tua / masih muda. Apakah saudara juga adalah orang yang tekun dan setia beribadah baik secara bersama-sama maupun juga secara pribadi? Renungkan ini! Demikianlah gambaran tentang 2 tokoh kita ini. II. PERNYATAAN-PERNYATAAN SIMEON TENTANG YESUS. Pada waktu Simeon melihat bayi Yesus, dikatakan bahwa begitu bersukacita dan menyambut-Nya dan bahkan menatang-Nya (ayat 28). Setelah itu Simeon mulai berbicara tentang Anak itu (Yesus). Lalu apa sajakah yang dikatakan Simeon tentang Yesus? a. Yesus adalah keselamatan yang disediakan Allah bagi bangsa-bangsa. Luk 2:28,30-32- (28) ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya:… (30) sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu (31) yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, (32) yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa laindan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel." Ketika Simeon melihat Yesus, ia mengatakan bahwa ia telah melihat keselamatan. Berarti Yesus adalah keselamatan itu. Atau dengan kata lain Yesus adalah Penyelamat / Juruselamat itu. Ini juga sesuai dengan nama Yesus itu sendiri yang berarti penyelamat. (Mat 1:21). Dikatakan bahwa keselamatan itu disediakan oleh Allah.
Karena itu jangan pernah berusaha untuk selamat dengan segala perbuatan baik kita sendiri. Itu semua laksana kain kotor / kain pembalut wanita di hadapan Tuhan (Yes 64:6). Keselamatan itu gratis yang harus diterima dengan iman saja. Juga keselamatan itu bukan hanya untuk bangsa Israel melainkan untuk semua bangsa. Luk 2:31-32- (31) yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, (32) yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain …" Kata-kata 'segala bangsa' (ayat 31) dan 'bangsa-bangsa lain' (ayat 32) menunjukkan bahwa Yesus bukanlah Juruselamat dari bangsa Yahudi saja, tetapi Juruselamat seluruh dunia. Karena itu tidak peduli bangsa apa saja, tidak peduli suku bangsa apa saja, tidak peduli agama apa saja, semua membutuhkan Yesus sebagai Juruselamat dari dosa-dosa mereka. Iman Kristen bukanlah seperti agama-agama suku yang hanya mempunyai konsep lokal yang sempit dan tidak bersifat universal. Karena itu juga jangan percaya omong kosong dari kaum pluralis yang mengatakan bahwa Yesus adalah satu-satunya Juruselamat untuk agama Kristen. Ingat, Dia adalah Juruselamat yang disediakan Allah bagi seluruh bangsa, bagi seluruh dunia. 1 Yoh 4:14- Dan kami telah melihat dan bersaksi, bahwa Bapa telah mengutus Anak- Nya menjadi Juruselamat dunia. b. Yesus ditentukan untuk menjatuhkan dan membangkitkan banyak orang. Luk 2:34– "…."Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel…. Ini adalah sebuah nubuat. Yesus nantinya akan menjatuhkan dan membangkitkan banyak orang. Apa maksudnya kata-kata ini? Maksud dari "menjatuhkan" di sini adalah membinasakan. Sedangkan maksud dari "membangkitkan" adalah menyelamatkan. TEV - "This child is chosen by God for the destruction and the salvation of many in Israel. He will be a sign from God which many people will speak against Jadi Yesus akan membinasakan dan juga akan menyelamatkan banyak orang. Dan semua ini tergantung respon orang pada Dia. Jikalau orang percaya kepada-Nya, menerima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat, mereka akan dibangkitkan / diselamatkan. Tetapi jikalau orang tidak percaya kepada-Nya / menolak-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat, akan dijatuhkan / dibinasakan. Ini sesuai dengan nubuatan kitab Yesaya(Yes 8:14-15; 28:16) yang dikutip Petrus dan Paulus : 1 Pet 2:6-8– (6) Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci: "Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan." (7) Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya: "Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan." (8) Mereka tersandung padanya, karena mereka tidak taat kepada Firman Allah; dan untuk itu mereka juga telah disediakan. Rom 9:32-33– (32) Mengapa tidak? Karena Israel mengejarnya bukan karena iman, tetapi karena perbuatan. Mereka tersandung pada batu sandungan, (33) seperti ada tertulis: "Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu sentuhan dan sebuah batu sandungan, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan." Jadi dalam ayat-ayat itu Yesus digambarkan dengan 2 jenis batu yakni batu penjuru (batu yang utama) maupun batu sentuhan / batu sandungan (batu yang membuat orang terantuk dan jatuh). Dia akan menjadi batu penjuru bagi orang-orang yang percaya kepada-Nya dan Dia akan menjadi batu sentuhan / batu sandungan bagi orang-orang yang tidak percaya kepada-Nya. Kis 4:11- Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan -- yaitu kamu sendiri --, namun ia telah menjadi batu penjuru. Karena itu apakah Yesus akan menjadi batu penjuru bagimu atau sebaliknya menjadi batu sandungan bagimu (yang membuat engkau jatuh), tergantung bagaimana engkau berespon kepada Dia. Kalau engkau percaya kepada-Nya, Ia akan menjadi milikmu yang paling berharga, yang akan menyelamatkan jiwamu. Ia akan membangkitkan engkau. Tapi kalau engkau menolak-Nya, engkau akan terantuk dan jatuh, dan akan binasa. Luk 20:18- Barangsiapa jatuh ke atas batu itu, ia akan hancur, dan barangsiapa ditimpa batu itu, ia akan remuk." AYT Draft - Setiap orang yang jatuh ke atas batu itu akan hancur berkeping-keping dan siapa pun yang ditimpa batu itu akan remuk! FAYH - Lalu Ia menambahkan, "Siapa yang terantuk pada batu itu akan remuk, dan siapa yang ditimpanya akan hancur luluh." BIS - Semua orang yang jatuh pada batu itu akan hancur; dan siapa yang ditimpa batu itu akan tergilas menjadi debu." Mau pilih yang mana? Batu penjuru atau batu sandungan? Dibangkitkan atau dijatuhkan? Diselamatkan atau dibinasakan? Wycliffe Bible Commentary – Orang-orang yang percaya kepada-Nya mencapai ketinggian-ketinggian yang baru, orang-orang yang menolak-Nya terjerumus ke dalam keputusasaan yang lebih gelap. (Vol 3, hal.224) Terserah saudara! c. Yesus akan menjadi tanda yang menimbulkan perbantahan. Luk 2:34– "…."Sesungguhnya Anak ini ditentukan…. untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan Maksudnya adalah Yesus ini akan menjadi orang yang ditentang atau dilawan oleh banyak orang. NASB - and for a sign to be opposed (dan sebagai tanda untuk ditentang). NIV - and to be a sign that will be spoken against (dan menjadi suatu tanda yang akan dibantah). Dan nubuatan ini menjadi terbukti dalam pelayanan Yesus selama 3 tahun lebih di mana ada banyak orang memusuhi, melecehkan, menentang dan melawan Dia. Mereka menolak Dia sebagai Mesias yang dijanjikan Allah. Dan puncaknya adalah mereka menyalibkan Dia.
Matthew Henry – Banyak orang melontarkan tuduhan melawan Dia. Ia terus ditentang dan dilecehkan dalam hal-hal yang sebenarnya sepele dengan berbagai perbantahan dan celaan dari orang-orang berdosa. (Injil Lukas 1-12, hal. 103). Semua itu hanya membuktikan apa sebenarnya yang ada di hati dan pikiran mereka yakni permusuhan dan perlawanan terhadap Allah. Luk 2:34-35– (34) "…"Sesungguhnya Anak ini ditentukan…untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan (35) ... supaya menjadi nyata pikiran hati banyakorang. Tuhan memberitahukan hal ini melalui Simeon kepada Maria dengan tujuan supaya ia siap menghadapi penolakan orang banyak terhadap Kristus. Luk 2:34-35– (34) Lalu Simeon….berkata kepada Maria, ibu Anak itu: "Sesungguhnya Anak ini ditentukan…untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan (35) dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri… Yang dimaksud dengan 'pedang' adalah pedang yang besar. Dalam LXX / Septuaginta (Perjanjian Lama yang sudah diterjemahkan ke bahasa Yunani) istilah yang sama digunakan untuk menunjuk pada pedangnya Goliat (1Sam 17:51). Arti dari kata-kata ini adalah Maria akan mengalami penderitaan yang hebat. Ini tergenapi khususnya pada waktu Maria melihat Yesus menderita menjelang dan pada saat penyaliban (Yoh 19:25). Kata-kata ini penting bagi Maria, supaya ia tak berpikir bahwa hidupnya akan seperti jalan mulus yang penuh bunga bertaburan karena ia melahirkan Kristus. Dengan adanya kata-kata ini ia tahu ia akan menderita, dan ia bisa bersiap sedia menghadapi hal itu. Karena itu jangan tidak senang pada firman yang berbicara tentang penderitaan, salib,dsb. Ya, Anak itu ditentukan untuk ditentang, dibantah dan dilawan oleh banyak orang. Bahkan sampai hari ini masih ada jutaan orang yang melawan / menentang bahkan menghina Yesus. (Islam, SSY, Unitarian, Liberalisme, dll). Kita tidak perlu heran akan hal ini karena semua itu sesuai dengan nubuatan tentang Dia. Justru kalau semua orang pro pada Yesus maka nubuatannya menjadi salah. Jika ini dikaitkan dengan bagian sebelumnya di mana Yesus ditentukan untuk membangkitkan dan menjatuhkan, maka perhatikan bahwa di depan Yesus hanya ada 2 kelompok orang ini yakni orang-orang yang dibangkitkan dan orang-orang yang dijatuhkan. Tidak ada kelompok ketiga yakni mereka yang tidak dibangkitkan sekaligus tidak dijatuhkan. Di sini juga orang-orang diperhadapkan pada pilihan, pro kepada Yesus atau anti kepada Dia, melawan Dia, menentang Dia. Yesus sendiri berkata dalam Mat 12:30 : "Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku….". Jadi di hadapan Yesus tidak ada orang yang bisa bersikap netral. Orang harus memilih percaya Dia atau tidak percaya Dia. Terima Dia atau tolak Dia. Mengikuti Dia atau melawan Dia. Itu saja! B.J. Boland – Terhadap Yesus orang tidak dapat bersikap netral, tetapi harus "ya" dan "tidak!" (Tafsiran Alkitab Injil Lukas, hal. 70). William Barclay – Menghadapi Yesus Kristus tidak dapat bersikap netral. Kita hanya dapat memilih berserah atau melawan Dia. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Injil Lukas, hal. 38). Karena itu jangan heran ada orang yang berada di dalam gereja tetapi sebenarnya melawan Yesus. Ada orang yang aktif dalam pelayanan tetapi sebenarnya melawan Yesus. Ada orang yang setia melakukan sakramen-sakramen dan upacara-upacara gereja tetapi sebenarnya melawan Yesus. Kalau engkau tidak sungguh-sungguh percaya Yesus, engkau sementara melawan Yesus. Demikianlah pernyataan-pernyataan / nubuatan Simeon tentang Yesus. III. RESPON SIMEON DAN HANA KETIKA BERTEMU YESUS. Kita sudah melihat pernyataan-pernyataan Simeon tentang Yesus, dan sekarang kita akan melihat respon dia dan juga Hana ketika bertemu dengan Yesus. a. Memuji Allah (Simeon) dan bersyukur (Hana). Luk 2:27-28- (27) "…Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat, (28) ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah,…(30) sebab mataku telah melihatkeselamatan yang dari pada-Mu Luk 2:38- Dan pada ketika itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah…. Ketika Simeon melihat bayi Yesus, kelihatan ia begitu bergembira / bersukacita. Ia menyambut dan menatang Yesus dan mulutnya menaikkan pujian bagi Allah. Demikian juga Hana mengucap syukur kepada Allah. Mengapa Simeon memuji Allah? Karena matanya telah melihat keselamatan! Mengapa Hana bersyukur kepada Allah? Sekalipun tidak disebutkan dalam teks itu tetapi dapat diduga bahwa Hana bersyukur untuk alas an yang sama yakni karena ia telah melihat keselamatan dari Allah. Ya, apabila seseorang telah melihat dan menikmati keselamatan dari Allah, jiwanya harus memuji Allah dan bersyukur kepada-Nya karena keselamatan adalah pemberian cuma-cuma dari Allah yang nilainya melebihi seluruh isi dunia ini. Ini cocok dengan salah satu lagu kita : "Ya Tuhanku 'pabila kurenungkan pemberian-Mu dalam Penebus. Kutertegun bagiku dicurahkan oleh Putera-Mu darah-Nya kudus. Maka jiwaku pun memuji-Mu sungguh besar Kau Allahku… Maka jiwaku pun memuji-Mu sungguh besar Kau Allahku. Seberapa seringkah saudara memuji Allah dan bersyukur ketika merenungkan keselamatan yang sudah saudara terima? b. Siap untuk mati (Simeon). Luk 2:29-30– (29) "Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, (30) sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu BIS - "Sekarang, Tuhan, Engkau sudah menepati janji-Mu. Biarlah hamba-Mu ini meninggal dengan tentram. Kelihatan di sini bahwa Simeon siap menghadapi kematian dengan sebuah ketenangan yang luar biasa. Ia berkata tentang kematian sebagai "pergi dalam damai sejahtera" atau seperti terjemahan BIS : "meninggal dengan tentram". Mengapa dia bisa menghadapi kematian dengan damai sejahtera? Mengapa dia bisa menghadapi kematian dengan tentram? Karena matanya telah melihat keselamatan itu. Dengan kata lain keselamatan jiwa yang ia peroleh dari Mesias Sang Juruselamat itu membuat dia tidak merasa takut menghadapi kematian bahkan kelihatannya ia mengharapkan kematian itu datang dengan segera. Matthew Henry – Keselamatan yang telah dilihatnya sekarang bukan saja menghilangkan kengerian kematian, tetapi juga memberikan keuntungan (Fil 1:21). Perhatikan, mereka yang telah menyambut Kristus juga akan bisa menyambut kematian. (Injil Lukas 1-12, hal. 101). Dan ini memang benar! Jikalau kita pasti diselamatkan, jikalau di seberang sana ada kebahagiaan kekal yang menunggu kita, lalu apa yang ditakutkan dari sebuah kematian? Justru kematian adalah sebuah keuntungan / kebahagiaan besar. ↘Fil 1:21-23 – (21) Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. (22) Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja member buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu. (23) Aku didesak dari dua pihak:aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus -- itu memang jauh lebih baik. FAYH - Kadang-kadang saya ingin hidup dan kadang-kadang pula saya ingin mati, sebab saya rindu untuk pergi dan berada bersama dengan Kristus. Betapa lebih bahagia saya di sana daripada di sini! ↘ 2 Kor 5:8 - tetapi hati kami tabah, dan terlebih suka kami beralih dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan WBTC Draft - Aku berkata bahwa kami mempunyai rasa percaya diri. Dan kami sangat merindukan untuk dijauhkan dari tubuh ini dan kembali kepada Tuhan. Karena itu kalau saudara memang sudah memiliki keselamatan di dalam Kristus, jangan takut mati! Ingat, mati adalah keuntungan! Memang kita tidak boleh mencari mati tetapi lalu mati konyol tetapi kalau memang sudah saatnya, sambutlah kematian dengan sukacita, damai sejahtera dan tentram seperti Simeon. Juga kita tidak perlu terlalu bersedih / sedih berkepanjangan karena ditinggal mati oleh orang-orang yang kita kasihi (suami, isteri, orang tua, anak, pacar, teman, dll) jikalau mereka sudah diselamatkan. 1 Tes 4:13-14– (13) Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita sepertiorang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan. (14) Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia. Ingat bahwa dengan beralih dari dunia ini, mereka telah meninggalkan semua derita dan menikmati kebahagiaan yang abadi bersama Kristus. Mengapakah engkau terus bersedih? Tidakkah seharusnya engkau juga bersukacita karena mereka? Orang yang terus bersedih karena kematian orang-orang percaya yang mereka kasihi, sebenarnya adalah orang-orang yang egois karena mereka bersedih untuk diri mereka sendiri. Seandainya mereka tidak egois, maka mereka akan bersukacita bersama-sama dengan orang-orang percaya yang telah mengalami sukacita kekal bersama Kristus. Ya! Kepastian keselamatan di dalam Kristus akan membuat kita mempunyai perspektif yang berbeda dan positif terhadap kematian. c. Bersaksi / memberitakan Yesus kepada orang lain (Hana). Luk 2:38- Dan pada ketika itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. Setelah Hana bertemu dengan Yesus, Sang Juruselamat / Mesias itu, ia lalu memberitakannya kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. Orang-orang yang dimaksudkan di sini adalah orang-orang yang tergolong ke dalam kelompok minoritas terkait pandangannya tentang Mesias seperti sudah saya jelaskan di atas. Hana menemukan sukacita yang tiada tara dalam Kristus, dan ia mau membaginya dengan sesamanya. Ini tentu sesuatu pekerjaan yang tidak gampang bagi Hana mengingat usianya yang sudah sangat lanjut. Tetapi kasih dan sukacita di dalam jiwanya mendesaknya untuk tidak mendiamkan kabar keselamatan itu. Matthew Henry – Perhatikanlah, mereka yang mengenal Kristus secara pribadi harus berusaha sekuat tenaga untuk membawa orang lain juga mengenal Dia. (Injil Lukas 1-12, hal.108). Maukah saudara juga membagikan kabar sukacita tentang keselamatan di dalam Kristus kepada orang lain melalui pemberitaan Injil? Charles H. Spurgeon - Aku tidak akan percaya bahwa engkau sudah mengecap madu Injil jika engkau bisa memakan sendiri semuanya. ('Morning and Evening', February 19, evening). The Biblical Illustrator : Huber, penyelidik alam yang besar, memberitahu kita bahwa jika seekor tawon menemukan tumpukan madu atau makanan lain, ia akan kembali dan memberikan kabar baik itu kepada kawan-kawannya, yang lalu akan bergerak maju dalam jumlah yang besar untuk ambil bagian dari makanan yang telah ditemukan bagi mereka. Apakah kita, yang telah menemukan madu dalam batu karang Kristus Yesus kurang perhatian terhadap sesama manusia kita dari pada tawon-tawon terhadap sesame serangga mereka? - AMIN - | ||||
Tuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat? - Bagian 8 Posted: 14 Feb 2014 05:38 AM PST Oleh : Martin SimamoraTuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat?
Bacalah lebih dulu bagian 7 Bagaimanapun juga, harus diakui sangat sukar untuk memahami TUHAN yang perilakunya sedemikian kompleks dan kerap tidak terjangkau oleh pemahaman kita, atau celakanya, hal ini dapat membuat persepsi manusia terhadap TUHAN menjadi sangat buruk. Tentu saja, jika hal ini diajarkan atau dikhotbahkan dalam pemahaman dan persepsi manusia maka kerunyaman yang dihasilkan bukan sebuah pemaparan siapakah TUHAN. Dapat ditebak akan bermuara pada sekeptisme atau sinisme kala menyentuh perihal semacam ini dalam Alkitab. Sejatinya, apa yang telah disampaikan sejauh ini, sukar untuk dielakkan, memang benar dinyatakan oleh Alkitab sendiri; bukan hanya dalam Perjanjian Lama tetapi kelak pada bagian-bagian berikutnya kita akan menemukan juga dalam Perjanjian Baru. Jelas saja, sebab Dia adalah TUHAN yang sama baik dahulu, sekarang, dan akan datang- selama-lamanya ;baik didalam Perjanjian Lama ataupun dalam Perjanjian Baru. Pada derajat yang paling minimal, kalau anda mengatakan bahwa TUHAN BUKAN TIDAK DAPAT MENCEGAH MANUSIA UNTUK BERBUAT JAHAT, tetapi berdaulat penuh dan itu termasuk ketika Dia memutuskan untuk berdiam diri ( Mazmur 50:1), maka reaksi kita setidaknya sama dengan Asaf, yaitu tidak dapat menerimanya dengan hati yang nyaman :"Bangunlah, ya Allah, lakukanlah perjuangan-Mu! (Mazmur 50:22)." Ini adalah sebuah teriak seru yang tidak main-main, tetapi baik saya, anda dan siapapun tidak bisa menjatuhkan vonis bahwa TUHAN TIDAK DAPAT MENCEGAH MANUSIA UNTUK BERBUAT JAHAT, menuding TUHAN tidak berdaya kala berhadapan dengan kejahatan dan manusia-manusia jahat. Tetapi ada yang sangat menggelitik dalam perihal ini. Mengapa hal yang terpikirkan pada orang-orang Kristen/pendeta/ pemberita Injil itu pertama-tama menuding TUHAN TIDAK DAPAT MENCEGAH MANUSIA BERBUAT JAHAT dan tidak terpikirkan sedikitpun bahwa TUHAN sedang menunjukan kesabaran-Nya yang luar biasa kepada manusia-manusia jahat sekalipun? Bukankah Mazmur 103:8 berkata "TUHAN adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia?" Lagian murka TUHAN adalah hal yang dahsyat, mengerikan: "Dahsyat Engkau! Siapakah yang tahan berdiri di hadapan-Mu pada saat Engkau murka? (Mazmur 76:7)" Demikian Asaf bermazmur. Apakah TUHAN memilih untuk berdiam diri ataukah TUHAN seketika itu menumpahkan murkanya terhadap kejahatan dan para penjahat, dalam hal ini tidak ada manusia yang dapat mempengaruhi bagaimana TUHAN seharusnya bersikap. Dan apapun yang TUHAN telah tetapkan untuk dilakukan atau tidak dilakukan, itu pasti terkait pikiran, kehendak dan kekuasaan-Nya untuk melaksanakan atau mewujudkan apa yang telah ditetapkan untuk boleh terjadi ; dan dapat dipastikan tidak akan terpahami atau terselami oleh manusia :
Manusia, siapapun juga dia, ketika berhadapan dengan TUHAN pasti mustahil untuk memahami Dia dalam seluruh keberadaan-Nya dengan mengandalkan pengertian dan kekuatannya sendiri. Ya…, sebagaimana terlihat dalam tindakan TUHAN pada peristiwa keluaran Israel dari Mesir, pada peristiwa yang dialami Ayub, pada perisrtiwa yang dialami Asaf. Bagaimana sukarnya memahami TUHAN di sorga memberi kuasa kepada Iblis untuk menimpakan penderitaan dan kemalangan bertubi-tubi dalam batasan-batasan yang bahkan TUHAN sendiri tentukan,pada peristiwa Ayub? Bagaimana mungkin dalam pandangan Asaf orang-orang fasik yang begitu nyata jauh lebih baik keadaannya daripada orang benar di mata Asaf, ternyata di tempat TUHAN malahan TUHAN sedang menempatkan mereka di tempat-tempat yang licin. Manakah yang merupakan fakta? Apakah yang anda lihat atau apa yang sedang TUHAN kerjakan namun tidak terlihat dalam pandangan mata manusia anda sebagai TUHAN sedang berbuat sesuatu? Ini masalah terbesar bagi manusia, tak terkecuali bagi orang Kristen bahkan orang Kristen yang berkhotbah diatas mimbar. Dan tidak aneh kalau tercetus sebuah gagasan yang berbunyi : "TUHAN TIDAK DAPAT MENCEGAH MANUSIA UNTUK BERBUAT JAHAT." Lantas apa yang dapat dilakukan manusia kemudian? Tidak dapat tidak, hanya dengan menerima dan tunduk kepada Dia sebagaimana Dia adanya, dan itu hanya dapat terjadi jika TUHAN telah menjadi Gembala atas dirimu dalam hidupmu. Tak dapat dipungkiri, ketika anda menjadi orang percaya, menjadi seorang Kristen maka anda memiliki pengharapan yang istimewa kepada TUHAN. Berangkali anda berharap TUHAN itu senantiasa pemenuh, penjawab, pelindung, pemberkat, pembela, penyelamat, penolong, penghibur, penjaga, pengasih, penyayang, dan penerang hidup anda dalam cara-cara atau perwujudan-perwujudan yang sesuai dengan apa yang anda pikirkan dan harapkan terjadi untuk dilakukan oleh seorang TUHAN. Tidak salah dengan pengharapan itu, dan tidak keliru sama sekali. Tetapi berkesimpulan bahwa TUHAN tidaklah sehebat SIAPA DIA manakala tidak selaras dengan apa yang anda pikirkan dan harapkan terjadi, adalah sebuah kesalahan fatal yang tak terampuni. Apakah kalau anda jatuh sakit berat, lantas anda berkata bahwa TUHAN tidak lagi mengasihimu dan penyembuhmu? Apakah kalau kejahatan, koruptor merajalela dan perang berkecamuk dimana-mana, lantas anda berkata bahwa TUHAN tidak lagi berkuasa untuk mencegah dan menciptakan perdamaian? Apakah kalau sebuah negara di Afrika mengalami kelaparan yang berkepanjangan sehingga menewaskan banyak orang bahkan anak-anak, lantas anda mengatakan bahwa TUHAN sedang tidur, tidak ada atau mati? Apakah kalau sebuah bencana alam hebat menghancurkan sebuah daerah dan menimbulkan korban jiwa yang besar, lantas anda mengatakan bahwa TUHAN kejam, tidak berdaya menguasai alam, tidak berdaya meluputkan manusia? Apakah kalau anda melihat seorang tukang becak bekerja dari pagi hingga malam namun tetap tinggal dan tidur di becaknya, lantas anda mengatakan TUHAN kejam? Apakah kalau anda melihat seorang pialang saham berhasil mendapatkan untung dalam waktu satu-dua jam yang nilainnya berangkali dapat setara dengan gaji 3 tahun seorang manajer, lantas anda katakan TUHAN tidak adil? Apakah kalau anda melihat seorang yang divonis kanker kemudian sembuh setelah berdoa sekian waktu dan seorang penderita lain yang tidak sembuh, lantas anda katakan juga TUHAN tidak adil? Apakah anda dapat memilih untuk dilahirkan dalam sebuah keluarga tertentu? Apakah saya dapat memilih untuk TIDAK DILAHIRKAN dalam keluarga seorang tukang becak? Apakah saya dapat memilih untuk TIDAK DILAHIRKAN dalam salah satu keluarga suku pedalaman di Papua? Hal semacam ini pada faktanya melahirkan apa yang dikatakan sebagai ketidakadilan sosial dan ekonomi. Setidaknya akan dikatakan oleh ilmu pengetahuan manusia: keluarga tukang becak adalah kelompok masyarakat miskin bahkan sangat miskin; sementara keluarga pialang saham tadi adalah kelompok masyarakat kaya bahkan bisa saja menjadi sangat kaya. keluarga suku pedalaman di Papua tadi bukan saja miskin dalam pandangan masyarakat modern tetapi bisa jadi sangat terbelakang dalam peradaban dan pendidikan dalam kacamata masyarakat moderen. Ya… ini semua adalah realita nyata sehari-hari dan aktual, bukankah demikian? Apakah kita akan menyimpulkan TUHAN tidak adil? TUHAN tidak mahakuasa? Tuhan tidak maha kasih? Sebab membiarkan keberadaan yang demikian? Manusia-manusia memang harus bekerja keras-tidak bisa berleha-leha untuk mencapai kesejahteraan hidupnya yang maksimal, tetapi juga pasti tidak semua manusia dalam kerja kerasnya akan mencapai hasil maksimal yang sama, bahkan pada tatar minimal dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari sekedar sandang dan pangan bisa jadi merupakan hal yang harus disyukuri dengan amat sangat. Jika semua manusia yang bekerja keras dalam rangka mencapai kesejahteraan hidupnya, memiliki kepastian dapat mencukupi kebutuhan minimalnya maka tidak akan ada masalah kemiskinan, kesenjangan sosial atau bahkan pengangguran dan masalah-masalah sosial dan kependudukan lainnya. Bahkan…anda tidak mungkin menyuruh seorang tukang becak untuk sekonyong-konyong mencari pekerjaan yang lebih baik, misal menjadi pengemudi taksi, sebab untuk menjadi supir taksi sekalipun dia harus memenuhi kriteria minimal :memiliki SIM A dan menguasai jalan-jalan kota tertentu, dan tentu saja berangkali serangkaian etiket berbahasa dan bersantun yang dapat diandalkan. Dan kita akan menemukan kompleksitas yang luas dan dalam semacam ini di semua aspek kehidupan lainnya. Itulah kompleksitas kehidupan yang kerap kita konfrontasikan dengan TUHAN, terutama bagaimana seharusnya Dia. Demikian juga dengan kejahatan kini, semakin canggih dalam modus operandinya, ya..bahkan korban tidak menyadari atau tidak mengetahui bahwa dia sedang menjadi target dan korban kejahatan. Sebab kini banyak pelaku kriminal berpenampilan rapi, sopan, berpendidikan tinggi bahkan, dan cerdas. Belum lagi berbicara kejahatan dan kekerasan di jalanan. Apakah ini merupakan bukti otentik bahwa TUHAN TIDAK DAPAT MENCEGAH MANUSIA UNTUK BERBUAT JAHAT? Bagaimana dengan hal ini : Mazmur 92:6-8 "Betapa besarnya pekerjaan-pekerjaan-Mu, ya TUHAN, dan sangat dalamnya rancangan-rancangan-Mu. Orang bodoh tidak akan mengetahui, dan orang bebal tidak akan mengerti hal itu. Apabila orang-orang fasik bertunas seperti tumbuh-tumbuhan, dan orang-orang yang melakukan kejahatan berkembang, ialah supaya mereka dipunahkan untuk selama-lamanya." Mazmur ini mengatakan: ya… orang-orang fasik bertunas, pelaku-pelaku kejahatan berkembang, supaya dipunahkan! Dalam realita, dapat dipastikan akan menjadi kesukaran bagi manusia untuk melihat kemahakuasaan TUHAN dalam kenyataan dunia orang-orang fasik bertunas, para pelaku kejahatan berkembang, untuk kemudian dimusnahkan? Mengapa harus dibiarkan dahulu MENGHEBAT dan kemudian dipunahkan? Tidakkah ini hal yang persis pada kejadian yang dialami orang-orang Israel dalam peristiwa Keluaran dari Mesir atau Asaf yang nayris tergelincir melihat hal ini? 2 Petrus 2:6-10 "dan jikalau Allah membinasakan kota Sodom dan Gomora dengan api, dan dengan demikian memusnahkannya dan menjadikannya suatu peringatan untuk mereka yang hidup fasik di masa-masa kemudian, tetapi Ia menyelamatkan Lot, orang yang benar, yang terus-menerus menderita oleh cara hidup orang-orang yang tak mengenal hukum dan yang hanya mengikuti hawa nafsu mereka saja, -- sebab orang benar ini tinggal di tengah-tengah mereka dan setiap hari melihat dan mendengar perbuatan-perbuatan mereka yang jahat itu, sehingga jiwanya yang benar itu tersiksa-- maka nyata, bahwa Tuhan tahu menyelamatkan orang-orang saleh dari pencobaan dan tahu menyimpan orang-orang jahat untuk disiksa pada hari penghakiman, terutama mereka yang menuruti hawa nafsunya karena ingin mencemarkan diri dan yang menghina pemerintahan Allah. Kalau anda merasa kehidupan anda seperti dikepung oleh kejahatan atau kefasikan, orang-orang fasik bertunas, pelaku kejahatan berkembang, maka ketahuilah TIDAK ADA YANG SALAH PADA TUHAN terkait realita ini, seolah-olah dia menjadi terbatas kala berhadap-hadapan dengan dunia orang fasik! Realita tersebut sedikitpun tidak memecundangi TUHAN sehingga Dia seperti TUHAN yang tinggal batu nisan saja. Faktanya : >>Tuhan pernah memusnahkan 2 kota kuno berserta penduduknya yang sangat jahat, dan hanya menyisakan keluarga Lot, bahkan menjadi peringatan bagi mereka yang hidup fasik di era kini bahkan mendatang >>Memang benar, hidup dikelilingi oleh cara hidup orang yang tak mengenal hukum dan yang hanya mengikuti hawa nafsu, apalagi setiap hari, pastilah hal yang amat menyiksa bagi orang benar/orang percaya. Ya..dapat membuat saya dan anda frustrasi. >> Tetapi fakta orang-orang jahat merajalela dan orang benar terkepung tidak sama sekali menunjukan TUHAN TIDAK DAPAT BERBUAT APA, atau TUHAN TIDAK TAHU BAGAIMANA MENYELAMATKAN ORANG BENAR, sebab TUHAN TAHU menyelematkan orang-orang saleh dari pencobaan. Ya…dalam hal anda melihat orang-orang jahat merajalela dan bertunas, camkanlah bahwa TUHAN TAHU MENYELAMATKAN ORANG-ORANG SALEHNYA! >> Perhatikan ini, khsususnya bagi orang-orang Kristen, hamba Tuhan, aktifis gereja atau bahkan pendeta yang penuh percaya diri mengajarkan bahwa TUHAN TIDAK DAPAT BERBUAT APA-APA terhadap ORANG-ORANG JAHAT karena mereka memiliki free will atau kehendak bebas, bahwa faktanya TUHAN TAHU MENYIMPAN ORANG-ORANG JAHAT UNTUK DISIKSA. Kapan? NANTI… pada hari penghakiman! Maka harusnya anda tidak perlu terpana dan berprasangka demikian buruk sampai-sampai mengatakan TUHAN TIDAK DAPAT MENCEGAH MANUSIA UNTUK BERBUAT JAHAT! Dia, TUHAN adalah TUHAN itu satu fakta yang TIDAK dapat digugat oleh manusia manapun, sehebat apapun, sepintar apapun. Melawan fakta ini membuat orang tersebut seketika menjadi bodoh! (bandingkan dengan Mazmur 92:6-8, Mazmur 139:17 , Yesaya 40:28 , Mazmur 139:2,4-6 , Ayub 37:23-24 ). Bahkan sekalipun saya sudah menyajikan ayat-ayat diatas, jika pemikiran anda tetap saja angkuh terhadapTUHAN, maka jiwa dan pikiran anda akan tersiksa dan tertekan dengan pemikiran : untuk apa TUHAN menyimpan orang jahat, dan baru dibinasakan pada hari penghakiman?" Tidakkah ini merugikan nama baik TUHAN? Ya…persis seperti pemikiran Asaf sehingga dia meminta TUHAN untuk BANGUN dan melakukan PERJUANGANNYA ( Mazmur 50:22). Atau "untuk manfaat apa bagi seorang benar dibiarkan berlama-lama dikepung dunia orang fasik, tidakkah itu menyiksanya, tidakkah itu merugikan "nama baik apalagi keakbaran TUHAN?" Tahukah apa yang menjadi masalah terbesar manusia kala berhadapan dengan ayat-ayat semacam ini atau kenyataan hidup yang super berlawanan dengan harapan-harapan "ilahimu" itu? PERMASALAHAN UTAMA ANDA : TIDAK MUNGKIN ANDA MEMAHAMI RANCANGAN TUHAN ATAS SEMESTA DAN SETIAP CIPTAANNYA MULAI DARI YANG PALING REMEH HINGGA YANG PALING BERNILAI DALAM PANDANGAN MATA MANUSIA :
Jika demikian adanya, apakah lantas TUHAN menjadi monster dalam kehidupan anda? Tidak perlu sama sekali sebab maksud TUHAN atas kehidupan orang-orang percaya atau umatnya adalah sebuah kepastian yaitu keselamatan untuk memiliki kehidupan kekal bersama Bapa! Oh…lihatlah bagaimana Daud begitu indah dan begitu memuja-Nya semulia bahasa yang dapat dipahami dan dilontarkan dari mulut seorang manusia : Mazmur 23: 1-3 "Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. Tetapi perhatikan juga REALITA TAK MENYENANGKAN yang dia hadapi, itu tidak berbeda dengan realita yang anda dan saya hadapi dalam kenyataan hidup sebagai orang beriman : Mazmur 23: 4-5 "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah.
TETAPI apa yang mungkin berbeda antara saya-anda dan Daud kala berada DALAM LEMBAH KEKELAMAN, kala berada DIHADAPAN LAWAN? Jelas Daud DAPAT MELIHAT TUHAN dalam kekelaman bahkan melihat gada dan tongkat TUHAN! Jelas Daud DAPAT MELIHAT TUHAN menyediakan hidangan baginya sekalipun dia berhadapan dengan lawannya. Ya…Tuhan tidak meluputkan Daud dari dalam lembah kekelaman, TUHAN membiarkan sebuah situasi mencekam "bercengkrama mesra" dalam perjalanan hidup Daud. Ya…Tuhan tidak melenyapkan lawan Daud begitu saja…tetap ada, namun TUHAN memberikan hidangan dihadapan lawannya. Apakah saya dan anda dapat melihat TUHAN dalam KEKEKALAMAN? Apakah saya dan anda dapat melihat TUHAN menyediakan hidangan walau lawan ada dihadapanmu? Mengapa Daud dapat mengatakan demikian? Jawabnya: Sebab TUHAN adalah GEMBALANYA! TUHAN memegang kendali atas keberadaan diri Daud secara total. TUHAN bukan seperti gembala manusia yang bisa panik, tidak berdaya dalam menghadapi bahaya,apalagi kehebatannya ditentukan oleh semata"level kesuksesan menyenangkan domba-domba pengikutnya." Ya..DIA bukan gembala yang menjadi pelayan pemenuh kemauan manusia agar Dia mendapatkan sanjungan dan pujian! Dia adalah Tuhan yang "menggembalakan" umatnya sebagai milik kepunyaan-Nya agar domba-domba gembalaannya mengenali Siapa Dia! Ya…ada sebuah tujuan yang tak terbayangkan bagi manusia yaitu MENGENAL TUHAN SEBAGAIMANA DIA ADA. Maka melalui Daud kita melihat TUHAN yang begitu kasih dan memberikan berkat-berkat yang luar biasa, tetapi juga melalui Daud kita melihat TUHAN yang begitu berkuasa dan begitu mengendalikan alam semesta ini sampai-sampai tidak masalah anak yang dikasihi-Nya atau umat-Nya untuk waktu yang Dia tetapkan berada dalam lembah kekelaman, membiarkan lawannya tetap ada; dan dalam keadaan demikian kekuasaan-Nya tidak tereduksikan sedikitpun..ya dalam lembah kekelaman, TUHAN ada bahkan dengan Gada dan Tongkat ; dalam hal Daud berhadapan dengan lawan, TUHAN menyediakan hidangan baginya.
Dia adalah TUHAN yang memiliki maksud dan tujuan agar Daud mengenal diri-Nya sehingga Daud mengenal siapa Dia bahkan merindu untuk menetap di rumah TUHAN sepanjang masa (Mazmur 23:6). Tidakkah ini mirip dengan apa yang hendak atau ingin TUHAN tunjukan baik kepada Israel dan kepada Firaun beserta bala tentaranya agar keduanya mengenal SIAPA DIA dan melihat KEMULIAAN TUHAN, sebagaimana telah saya ulas sebelumnya?
Bersambung ke Bagian 9 |
You are subscribed to email updates from Anchor of Life Fellowship To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 comments:
Post a Comment