Tuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat? - Bagian 5 |
- Tuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat? - Bagian 5
- Ketaatan Yang Sejati
- Tuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat?- Bagian 4
- TUHAN Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat? - Bagian 3
Tuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat? - Bagian 5 Posted: 31 Jan 2014 04:51 AM PST Oleh : Martin SimamoraTuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat?
Bacalah lebih dulu bagian 4 Apakah yang mendasari TUHAN untuk sedemikian berani (nekat, dimata manusia) meladeni tantangan Iblis semacam itu? Ya, dalam hal ini TUHAN bersedia mengulurkan tangan-Nya dan menjamah segala yang dipunyai Ayub, dan TUHAN dalam hal ini pada faktanya telah memberikan kuasa kepada Iblis untuk melakukan apa-apa yang telah ditentukan atau ditetapkan oleh TUHAN untuk boleh ditimpakan kepada Ayub, hamba-Nya, satu-satunya yang benar (Ayub 1:8)! Apa yang mendasari TUHAN untuk memberi kuasa kepada Iblis dan melahirkan rentet kemalangan yang memilukan? Apakah Maksud atau tujuan TUHAN? Tidak akan ada jawaban yang memuaskan hati dan rasio manusia atas Tindakan TUHAN ini, namun satu hal pasti, ada sebuah hal teramat luar biasa dan bernilai terkait Ayub dalam pandangan TUHAN! "Lalu bertanyalah TUHAN kepada Iblis: "Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan." (Ayub 1:8). TUHAN dihadapan Iblis telah menyatakan bahwa Ayub adalah orang benar dihadapan-Nya. Ya, Ayub orang benar menurut TUHAN sendiri, dengan kata lain, Dia sangat mengenali Ayub secara total sehingga dengan tanpa ragu sedikitpun TUHAN, kepada Iblis, berkata "Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan." Tidak ada celah sedikitpun bagi Iblis untuk membantah pernyataan Tuhan ini. Hal terpenting adalah, TUHAN menyebut Ayub sebagai "hamba-Ku," dengan kata lain Ayub adalah MILIK TUHAN. Tuhan dengan demikian tidak hanya mengenali Ayub tetapi sekaligus PEMILIK AYUB. Seberapa kenal Tuhan terhadap Ayub ini? Sukar bagi siapapun untuk menggambarkan seberapa jauhnya Tuhan mengenal Ayub, tetapi Yeremia 1:5 dapat memberikan sebuah gambaran yang luar biasa : "Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau…" Ini adalah kedalaman pengenalan yang tak mungkin dijangkau manusia sebab ini adalah pengenalan TUHAN dalam kekekalan, sebab Tuhan mengenal, bahkan SEBELUM DIA MEMBENTUK AYUB DALAM RAHIM IBUNYA! Jika Tuhan membentuk Ayub, hamba-Nya ini, maka TUHAN pasti memiliki sebuah maksud yang Dia miliki (bandingkan dengan Amsal 16:4, Pengkhotbah 3:11) Jika pada bagian sebelumnya dalam kisah Ayub, kita telah melihat bagaimana TUHAN telah menetapkan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan Iblis terhadap Ayub, maka TUHAN PADA DASARNYA MEMEGANG KENDALI PENUH ATAS APAPUN YANG AKAN SEGERA TERJADI PADA DIRI AYUB JAUH SEBELUM SEMUA KEMALANGAN MEMILUKAN HATI ITU TERJADI. Dalam hal-hal apa saja TUHAN memegang kendali PENUH atas apapun yang terjadi pada diri Ayub? Jawabnya, tidak hanya dalam berkat dan perlindungan yang selama ini telah Dia anugerahkan kepada Ayub, tetapi bahkan dalam hal-hal buruk, tragedI, duka dan kemalangan, TUHAN memegang kedaulatan. Ini termasuk apa yang boleh terjadi dan tidak boleh terjadi! Dan hal ini kita lihat sangat jelas dalam peristiwa Ayub: Maka firman TUHAN kepada Iblis: "Nah, segala yang dipunyainya ada dalam kuasamu; hanya janganlah engkau mengulurkan tanganmu terhadap dirinya." Kemudian pergilah Iblis dari hadapan TUHAN.- Ayub 1:12
Apakah kesan saya dan anda dalam melihat atau mengetahui fakta ini? Jelas SUKAR MENERIMANYA! Pertama-tama terlihat di mata kita adalah TUHAN KEJAM, dan dalam hal ini terlihat tidak hanya TUHAN TIDAK DAPAT MENCEGAH MANUSIA UNTUK BERBUAT JAHAT, namun nampak bahwa TUHAN ADALAH BAGIAN DARI KEJAHATAN! Benarkah demikian?
Para pembaca sekalian yang terhormat, hal tersukar adalah memahami TUHAN ketika Dia bertindak sebagai TUHAN, sehingga sangat tepat Pengkhotbah 3:11 mengatakan demikian : "… Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir." Pada umumnya kita berpandangan bahwa TUHAN seharusnyalah mencegah peristiwa-peristiwa buruk seperti malapetaka, kesedihan, penderitaan, termasuk kejahatan. Jika yang terjadi malahan TUHAN membiarkan dan malahan menggunakan kejahatan manusia sebagai instrumen-Nya untuk mewujudkan maksud-Nya, tidakkah ini sama saja TUHAN pro terhadap kejahatan, demikiankah? Jika kita melihat fakta yang terjadi pada Firaun Vs Israel dalam peristiwa Keluaran dari Mesir dan pada Ayub sendiri, maka pandangan kita akan sangat mirip dengan pandangan Elifas, Bildad, Zofar, orang-orang yang dekat dan menyaksikan penderitaan Ayub ini. Kita sebentar lagi akan melihat bagaimana pandangan orang-orang dekat tersebut, sebenar-benarnya adalah juga pandangan kebanyakan kita orang Kristen dalam menilai orang percaya yang menderita, yaitu betapa cepatnya dan tergesa-gesanya kita mengaitkannya sebagai akibat dosa, ya memang benar dosa dapat berakibat demikian. Ayub telah dinilai oleh sobat-sobatnya sebagai orang yang BERDOSA ATAU MEMILIKI KESALAHAN teramat besar, tanpa dapat benar-benar mengetahui apa penyebab pastinya (TIDAK MENGETAHUI BAGAIMANA BANGGANYA TUHAN TERHADAP DIRI AYUB, BAHKAN DIHADAPAN IBLIS!). Dengan memandang Ayub sebagai pendosa hebat, mengukurnya pada pada rentetan malapetaka yang menimpa Ayub , maka meluncurlah dari mulut Elifas, Bildad, Zofar dan juga bahkan tanggapan Ayub sendiri, berupa pandangan-pandangan keliru atau tak berdasar atau tidak memiliki nilai kebenaran, yang dapat kita temukan mulai dari pasal 4 sampai dengan pasal 31. Berikut ini adalah beberapa diantaranya saya sajikan bagi anda : AYUB 4:7-8 "Camkanlah ini: siapa binasa dengan tidak bersalah dan di manakah orang yang jujur dipunahkan? Yang telah kulihat ialah bahwa orang yang membajak kejahatan dan menabur kesusahan, ia menuainya juga. AYUB 5:6-7 "Karena bukan dari debu terbit bencana dan bukan dari tanah tumbuh kesusahan; melainkan manusia menimbulkan kesusahan bagi dirinya, seperti bunga api berjolak tinggi. AYUB 5 :17 "Sesungguhnya, berbahagialah manusia yang ditegur Allah; sebab itu janganlah engkau menolak didikan Yang Mahakuasa." AYUB 6: 9,11 "Kiranya Allah berkenan meremukkan aku, kiranya Ia melepaskan tangan-Nya dan menghabisi nyawaku! Apakah kekuatanku, sehingga aku sanggup bertahan, dan apakah masa depanku, sehingga aku harus bersabar? AYUB 6:13 "Bukankah tidak ada lagi pertolongan bagiku, dan keselamatan jauh dari padaku?" AYUB 7:7 "Ingatlah, bahwa hidupku hanya hembusan nafas; mataku tidak akan lagi melihat yang baik. AYUB 7:13-16 "Apabila aku berpikir: Tempat tidurku akan memberi aku penghiburan, dan tempat pembaringanku akan meringankan keluh kesahku, maka Engkau mengagetkan aku dengan impian dan mengejutkan aku dengan khayal, sehingga aku lebih suka dicekik dan mati dari pada menanggung kesusahanku. Aku jemu, aku tidak mau hidup untuk selama-lamanya. Biarkanlah aku, karena hari-hariku hanya seperti hembusan nafas saja. AYUB 7:21 "Dan mengapa Engkau tidak mengampuni pelanggaranku, dan tidak menghapuskan kesalahanku? Karena sekarang aku terbaring dalam debu, lalu Engkau akan mencari aku, tetapi aku tidak akan ada lagi." AYUB 8: 3-6 "Masakan Allah membengkokkan keadilan? Masakan Yang Mahakuasa membengkokkan kebenaran? Jikalau anak-anakmu telah berbuat dosa terhadap Dia, maka Ia telah membiarkan mereka dikuasai oleh pelanggaran mereka. Tetapi engkau, kalau engkau mencari Allah, dan memohon belas kasihan dari Yang Mahakuasa, kalau engkau bersih dan jujur, maka tentu Ia akan bangkit demi engkau dan Ia akan memulihkan rumah yang adalah hakmu. AYUB 9:16,20-22 "Bila aku berseru, Ia menjawab; aku tidak dapat percaya, bahwa Ia sudi mendengarkan suaraku. Sekalipun aku benar, mulutku sendiri akan menyatakan aku tidak benar; sekalipun aku tidak bersalah, Ia akan menyatakan aku bersalah. Aku tidak bersalah! Aku tidak pedulikan diriku, aku tidak hiraukan hidupku! Semuanya itu sama saja, itulah sebabnya aku berkata: yang tidak bersalah dan yang bersalah kedua-duanya dibinasakan-Nya. AYUB 10:1-3 "Aku telah bosan hidup, aku hendak melampiaskan keluhanku, aku hendak berbicara dalam kepahitan jiwaku. Aku akan berkata kepada Allah: Jangan mempersalahkan aku; beritahukanlah aku, mengapa Engkau beperkara dengan aku. Apakah untungnya bagi-Mu mengadakan penindasan, membuang hasil jerih payah tangan-Mu, sedangkan Engkau mendukung rancangan orang fasik? AYUB 10:4-7 "Apakah Engkau mempunyai mata badani? Samakah penglihatan-Mu dengan penglihatan manusia? Apakah hari-hari-Mu seperti hari-hari manusia, tahun-tahun-Mu seperti hari-hari orang laki-laki, sehingga Engkau mencari-cari kesalahanku, dan mengusut dosaku, padahal Engkau tahu, bahwa aku tidak bersalah, dan bahwa tiada seorangpun dapat memberi kelepasan dari tangan-Mu? AYUB 10:8-9, 13-14 "Tangan-Mulah yang membentuk dan membuat aku, tetapi kemudian Engkau berpaling dan hendak membinasakan aku? Ingatlah, bahwa Engkau yang membuat aku dari tanah liat, tetapi Engkau hendak menjadikan aku debu kembali? (13) Tetapi inilah yang Kausembunyikan di dalam hati-Mu; aku tahu, bahwa inilah maksud-Mu: kalau aku berbuat dosa, maka Engkau akan mengawasi aku, dan Engkau tidak akan membebaskan aku dari pada kesalahanku. AYUB 10:18 "Mengapa Engkau menyebabkan aku keluar dari kandungan? Lebih baik aku binasa, sebelum orang melihat aku! AYUB 11:14-15, 17-19 "jikalau engkau menjauhkan kejahatan dalam tanganmu, dan tidak membiarkan kecurangan ada dalam kemahmu, maka sesungguhnya, engkau dapat mengangkat mukamu tanpa cela, dan engkau akan berdiri teguh dan tidak akan takut, (17) Kehidupanmu akan menjadi lebih cemerlang dari pada siang hari, kegelapan akan menjadi terang seperti pagi hari. Engkau akan merasa aman, sebab ada harapan, dan sesudah memeriksa kiri kanan, engkau akan pergi tidur dengan tenteram; engkau akan berbaring tidur dengan tidak diganggu, dan banyak orang akan mengambil muka kepadamu. Saya akan berhenti sampai Ayub 11, untuk kesempatan ini. Sekarang periksalah semua teks-teks yang saya sajikan. Kesemuanya adalah nasihat-nasihat yang bernilai, tetapi tepatkah semuanya itu disampaikan kepada Ayub?
Apakah benar bahwa TUHAN hendak membinasakan dirinya? Apakah benar bahwa dia tidak akan melihat lagi hari-hari baik? Apakah benar bahwa TUHAN sedang mencari-cari kesalahan Ayub? Apakah benar bahwa TUHAN sedang menindas Ayub?Apakah Ayub sedang ditegur TUHAN?
Dapat dikatakan bahwa nasihat-nasihat bernilai itu tidak tepat, keliru sama sekali dan menggiring kepada pemahaman yang menyesatkan! Mengapa menyesatkan? Sebab pada dasarnya semua bentuk dan jenis malapetaka yang menimpa Ayub tersebut, SAMA SEKALI TIDAK DISEBABKAN OLEH APAPUN JUGA YANG DIPIKIR PARA SAHABATNYA ADALAH PENYEBAB MALAPETAKA YANG DIDERITA AYUB! Tidakkah anda dan saya dengan gampangnya akan terjebak dengan pandangan seperti halnya Elifas, Bilda, Zofar dan Ayub sendiri ? Mengapa hal ini bisa terjadi? Sebab pada dasarnya kita akan berpikir TIDAK MUNGKIN TUHAN AKAN MEMBIARKAN KEJAHATAN, PENDERITAAN, KEKEJAMAN, KEMALANGAN berlangsung sedemikian hebat jika orang tersebut tidak bersalah. Ayub, dan para sobat; Zofar, Bildad dan Elifas pun tidak mengetahui apa yang terjadi di Sorga. Tidak mengetahui bahwa TUHAN telah memberikan KUASA kepada Iblis untuk melakukan berbagai petaka melalui kejahatan, kemalangan dan kesakitan yang luar biasa, DALAM BATASAN-BATASAN atau KETETAPAN-KETATAPAN TUHAN. Sebuah peristiwa yang SAMA SEKALI terjadi dalam KEDAULATAN TUHAN. Dimanakah kedaulatan TUHAN dalam peristiwa kejahatan, kemalangan dan kesakitan itu? KEDAULATAN TUHAN terletak pada TUHAN MEMBERI KUASA KEPADA IBLIS UNTUK MELAKUKAN APA SAJA DALAM BATASAN-BATASAN YANG TUHAN BUAT! Bisakah anda menerima hal ini? Baik anda MENGETAHUI apa yang terjadi di Sorga atau Tidak Mengetahui apa yang terjadi di Sorga, sangat besar kemungkinan anda tidak dapat menerima TUHAN yang pada faktanya berperilaku seperti ini. Tidak pada peristiwa Firaun Vs Israel dan tidak juga pada peristiwa Ayub, terlebih lagi saya pikir. Dan bagaimana argumen-argumen atau bantahan-bantahan anda menentangnya, saya cukup percaya telah terwakili oleh argumen-argumen yang dilontarkan oleh Zofar, Bildad, Elifas dan bahkan pikiran Ayub atas dirinya sendiri. Namun demikian, saudara-saudaraku dan para pembaca terhormat, apapun penilaian anda itu, sama sekali tidak akan sedikitpun dapat menjadi lawan terhadap kenyataan yang TUHAN lakukan, yaitu TUHAN MEMANG TELAH MENETAPKAN PERISTIWA-PERISTIWA JAHAT, MALANG, DAN DERITA,SEBAGAIMANA PERISTIWA-PERISTIWA BAIK DAN MEMBAHAGIAKAN,baik itu dalam kaitannya sebagai konsekuensi dosa atau juga hal yang TUHAN tetapkan untuk menimpa atau dialami orang benar, sekalipun tidak ada dasar kesalahan pada orang benar tersebut bagi TUHAN untuk menimpakannya. Dan untuk hal yang belakangan tersebut, itulah yang terjadi pada Ayub!Sebab diatas semua ini adalah APA YANG MENJADI MAKSUD TUHAN! Kisah memilukan yang menimpa orang benar bernama Ayub pada dasarnya bukanlah kisah Ayub, tetapi kisah TUHAN! TUHAN yang menjawab tudingan Iblis bahwa Ayub, hamba-Nya itu bisa setia dan takut akan TUHAN dikarenakan TUHAN memberkati, TUHAN melindungi. Ayub, walaupun ini adalah kisah Ayub, tetapi sejatinya adalah kisah TUHAN yang menjawab tudingan Iblis tersebut. Dialah yang memberikan kuasa kepada Iblis DENGAN MAKSUD UNTUK MENJAWAB TUDINGAN IBLIS. TUHAN menjawab tudingan Iblis yang menyatakan bahwa Ayub tidak akan setia kepada TUHAN jika TUHAN menarik berkat, menarik perlindungan pada diri Ayub. Ini adalah kisah kedaulatan Tuhan atas orang benar, atas orang jahat, dan bahkan atas Iblis! Di sorga, TUHAN telah MENETAPKAN APA SAJA YANG BOLEH DILAKUKAN IBLIS. Di bumi, berdasarkan kuasa yang TUHAN berikan, Iblis melakukan dan menimpakan kejahatan, kemalangan, kesakitan dalam rentetatan yang paling memilukan, yang paling memungkinkan agar Ayub benar-benar tidak lagi takut akan TUHAN, tidak lagi menjadi saleh. Iblis bahkan berhasil menghadirkan tragedi yang sanggup membuat isterinya yang setia mendampinginya untuk berkata "Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah " (AYUB 2:9). Iblis melalui hal-hal jahat dan memilukan memiliki sebuah maksud atau tujuan agar Ayub tidak lagi setia kepada TUHAN dan takut akan Dia. TUHAN melalui hal-hal jahat dan memilukan sebagaimana yang telah Dia tetapkan boleh dilakukan Iblis, memiliki maksud atau tujuan untuk mematahkan semua tudingan iblis.
Baik kisah Ayub dan kisah Firaun Vs Israel adalah kisah TUHAN yang memiliki maksud-maksud agung dan mulia dalam berbagai peristiwa yang TELAH DIA TETAPKAN, entah itu yang JAHAT atau yang BAIK.Apakah itu peristiwa BAHAGIA atau DUKA, peristiwa yang DIKEHENDAKI atau TIDAK DIKEHENDAKI/BURUK, TUHAN dapat dan atau mau dalam KEDAULATANNYA menggunakannya sebagai instrumen yang Dia telah tetapkan untuk MENYATAKAN MAKSUDNYA. Ya sebagaimana kisah Firaun Vs Israel dan kisah Ayub. Ini adalah akhir bagian ini, yang lebih ringkas namun saya percaya jika anda membacanya dengan seksama maka anda PASTI akan mengalami pergumulan seperti halnya Elifas, Bildad, Zofar dan Ayub sendiri. Sebuah pergumulan yang pada dasarnya menunjukan bahwa sebetulnya manusia tidak pernah sanggup melihat KEDAULATAN TUHAN dalam cara-cara yang seperti ini. Sebab bagi kita pada umumnya "cara yang seperti ini" adalah indikasi mutlak bahwa TUHAN TIDAK DAPAT MENCEGAH MANUSIA BERBUAT JAHAT. Ini juga bagi kita adalah INDIKASI bahwa "TIDAK MUNGKIN ORANG BENAR MENGALAMI HAL SEBURUK INI, MUSTAHIL!" Tetapi sambil membaca dan merenungkannya, ingatlah bahwa dalam kasus Ayub, TUHAN sangat membanggakannya sebagai satu-satunya orang yang benar, bahkan dikemukakan di hadapan Iblis! Bersambung ke Bagian 6 | ||
Posted: 29 Jan 2014 02:52 AM PST Khotbah Minggu : 19 Januari 2014 KETAATAN YANG SEJATI By. Pdt. Esra Alfred Soru, STh, MPdK. Mat 2:13-23 – (13) Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilahke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia." (14) Maka Yusuf pun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir, (15) dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku." (16) Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang orang majus itu. (17) Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yeremia: (18) "Terdengarlah suara di Rama, tangis dan ratap yang amat sedih; Rahel menangisi anak-anaknya dan ia tidak mau dihibur, sebab mereka tidak ada lagi." (19) Setelah Herodes mati, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi di Mesir, katanya: (20) "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya dan berangkatlah ke tanah Israel, karena mereka yang hendak membunuh Anak itu, sudah mati." (21) Lalu Yusuf pun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya dan pergi ke tanah Israel. (22) Tetapi setelah didengarnya, bahwa Arkhelaus menjadi raja di Yudea menggantikan Herodes, ayahnya, ia takut ke sana. Karena dinasihati dalam mimpi, pergilah Yusuf ke daerah Galilea. (23) Setibanya di sana ia pun tinggal di sebuah kota yang bernama Nazaret. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi-nabi, bahwa Ia akan disebut: Orang Nazaret. Kisah yang baru saja kita baca ini adalah sebuah kisah yang dramatis di sekitar peristiwa Natal di mana Herodes yang bernafsu untuk membunuh Yesus lalu akhirnya membunuh sejumlah anak di Betlehem dan sekitarnya. Tapi syukurlah bahwa sebelum peristiwa itu terjadi, atas perintah Tuhan, Yusuf sudah melarikan Maria dan Yesus ke Mesir. Mereka tinggal di Mesir beberapa saat dan kembali lagi ke negeri Israel setelah kematian Herodes. Pada bagian pendahuluan ini, ada 4 hal yang ingin saya terkait dengan kisah yang kita baca : a. Kapan peristiwa pembunuhan anak-anak Betlehem ini terjadi? Peristiwa ini jelas tidak terjadi tepat pada hari Natal (hari kelahiran Yesus). Mengapa? Karena dari konteksnya, peristiwa ini terjadi setelah pulangnya orang majus ke negeri mereka. Mat 2:16 – Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu. Nah, kunjungan orang majus pada Yesus tidak terjadi persis pada hari kelahiran Yesus (seperti kunjungan para gembala). Darimana kita mengetahui hal ini?
Budi Asali - Ini tidak berarti bahwa pada saat itu Yesus sudah berusia mendekati 2 tahun. Pasti Yesus masih berusia jauh di bawah 2 tahun, tapi Herodes, yang tidak tahu kapan persisnya bayi Yesus itu dilahirkan, lalu mengambil amannya dan mengambil batas 2 tahun. (Exposisi Injil Matius : Jilid 1, hal.79). Dengan mengacu pada dugaan terkuat bahwa Yesus dilahirkan tahun 6 SM, dan bahwa saat itu Yesus kira-kira berumur 1 tahun maka peristiwa pengungsian ke Mesir ini terjadi sekitar tahun 5 SM. b. Berapa lama keluarga kudus ini tinggal di Mesir? Teks kita menceritakan bahwa sebelum pembunuhan oleh Herodes itu terjadi, Yusuf sudah mengungsikan Maria dan Yesus ke Mesir. Lalu berapa lama mereka tinggal di Mesir? Perhatikan ayat ini : Mat 2:19-20 - (19) Setelah Herodes mati, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi di Mesir, katanya: (20) "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya dan berangkatlah ke tanah Israel, karena mereka yang hendak membunuh Anak itu, sudah mati." Berarti mereka tinggal di Mesir sampai Herodes mati. Menurut catatan sejarah, Herodes mati pada tahun 4 SM. Dan seperti telah dijelaskan di atas, kalau pembunuhan anak-anak di Betlehem itu terjadi pada tahun 5 SM dan Herodes mati tahun 4 SM, maka lamanya keluarga Yusuf tinggal di Mesir adalah sekitar 1 tahun. Saat ini di Mesir ada sebuah gereja yang namanya "Abu Serga Church" yang dipercaya sebagai tempat tinggal keluarga kudus ini. - c. Apakah peristiwa pembunuhan anak-anak Betlehem ini benar-benar terjadi? Mengapa ini perlu dipertanyakan? Karena kisah ini seringkali ditolak oleh para kritikus sebagai sebuah fakta melainkan hanya dongeng saja. Anggapan ini muncul sebagai akibat dari kisah ini hanya dicatat oleh Matius sedangkan Markus, Lukas dan Yohanes tidak mencatatnya. Juga karena kisah ini tidak tercatat dalam dokumen atau sejarah manapun. Bahkan Flavius Josephus, sejarahwan Yahudi yang terkenal itu, pernah menulis panjang lebar tentang Herodes tetapi tidak sedikitpun menyinggung pembunuhan anak-anak di Betlehem ini. Tetapi tidak adanya catatan lain / sejarah tentang peristiwa ini tidak berarti bahwa peristiwa ini hanya dongeng. Matius tidak mungkin memasukkan sebuah dongeng atau cerita yang tidak benar di dalam Injilnya mengingat ia menulis Injilnya pada saat yang tidak terlalu jauh dari peristiwa itu sehingga seandainya itu sebuah dongeng / kisah yang tidak benar, dengan mudah dapat dibantah oleh orang-orang Betlehem yang masih hidup pada saat itu dan Injilnya akan cacat di mata mereka. Juga bahwa Flavius Josephus tidak mencatat peristiwa ini mungkin karena kisah pembunuhan anak-anak di Betlehem ini tergolong kasus kecil sehingga tidak dianggap menarik untuk dicatat. Mengapa dianggap kasus kecil? Karena soal membunuh banyak orang bukan sesuatu yang tidak biasa bagi Herodes. Ingat bahwa Betlehem hanyalah kota kecil (luasnya kira-kira 50 km2). Bandingkan dengan kota Kupang yang luasnya sekitar 180 km2. Juga ada lagu Natal kita yang berkata : "Kota mungil Betlehem…" - Dan dari kata Yunani yang digunakan untuk anak-anak yang dibunuh dalam Mat 2:16 adalah kata Yunani yang menunjuk pada anak laki-laki. Jadi yang dibunuh Herodes hanyalah anak laki-laki sedangkan anak perempuan tidak. Nah, jika yang dibunuh hanyalah anak laki-laki umur 2 tahun ke bawah maka sangat mungkin jumlah korban tidak mencapai 50 orang. William Barclay – Betlehem bukanlah kota yang luas, dan jumlah anak-anak berumur 2 tahun ke bawah tidak akan melebihi 20-30 orang. Kita tidak perlu membayangkan jumlah yang sampai ratusan. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Matius 1-10, hal. 58). Sekarang coba pikirkan, apakah istimewanya membunuh anak-anak 20-30 orang dibandingkan dengan pembunuhan lain dalam skala dan jumlah yang lebih besar? J.J.de Heer – Herodes sering mengamuk seperti seekor binatang buas, sampai beribu-ribu orang dimatikan sebelum ia naik takhta dan selama ia bertakhta di Israel. (Tafsiran Alkitab Injil Matius, hal. 28). Apakah istimewanya saya menulis sebuah buku kecil dibandingkan dengan 100-an buku yang sudah saya tulis? Ini tentu berbeda dengan pertama kali saya menulis buku. Apakah istimewanya saya menulis sebuah buku dengan jumlah halaman 40 sedangkan ada buku saya yang mencapai 1500 halaman? Apakah istimewanya dicium pacar saudara kalau saudara sudah biasa menerima ciuman dari dia dalam skala dan jumlah yang lebih banyak? Ini tentu berbeda dengan pertama kali mendapatkan ciuman. Pulang rumah tidak bisa tidur, hangatnya masih terasa berhari-hari bahkan itu bisa dijadikan puisi / lagu sama seperti sebuah lagu pop tahun 90-an yang dinyanyikan Hetty Koes Endang : Apa sih enaknya, hati selalu tanya, berpacar-pacaran, berpasang-pasangan. Remaja sekarang, pikir masa depan, tiada waktu luang, begitu-gituan. Tapi minggu lalu, aku kecurian, di pipi kananku diberi kecupan. Sampai kini hangatnya masih kian membara, oh Tuhan kok jadi gini, aku yang kini terbayang-bayang si pencuri hatiku. Kuingin lagi bertemu dengan si pencuri hatiku, kok jadi gini. Apakah istimewanya naik pesawat kalau saudara sudah biasa ke sana bahkan tidak terhitung lagi berapa kali saudara ke sana? William Barclay – Di tempat yang kecil seperti itu, pembunuhan 20-30 orang bayi hanya akan menyebabkan kegaduhan yang kecil saja, dan juga hanya berarti kecil kecuali bagi para ibu bayi tersebut. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Matius 1-10, hal. 59). Karena itu wajar kalau peristiwa ini tidak cukup menarik bagi Josephus untuk dimasukkan dalam bukunya. J.J.de Heer dalam bukunya mengutip kata-kata Stauffer : E. Stauffer – Di antara semua pembunuhan yang diadakan oleh Herodes, tindakan ini seakan-akal hal kecil saja sehingga tidak disebut oleh Flavius Josephus. (Tafsiran Alkitab Injil Matius, hal. 28). Karena itu tidak adanya catatan lain tentang peristiwa ini tidak berarti bahwa kisah ini hanyalah sebuah dongeng. Kita boleh yakin bahwa peristiwa pembunuhan anak-anak di Betlehem dan sekitarnya oleh Herodes ini adalah sesuatu yang benar-benar terjadi. d. Mungkinkah Herodes bisa bertindak sesadis / sekejam itu? Pertanyaan yang juga sering ditanyakan adalah mungkinkah Herodes bisa sesadis / sekejam itu dengan membunuh anak-anak kecil di seluruh Betlehem yang tidak tahu apa-apa? Kita tidak usah heran kalau Herodes bisa melakukan kekejaman seperti ini pada anak-anak karena memang dia adalah orang yang sangat bengis. William Barclay – Herodes ternyata mempunyai sikap dan sifat yang sangat keras. Ia adalah orang yang selalu curiga. Makin tua kecurigaannya itu makin besar, sehingga pada masa tuanya ia dianggap sebagai seorang yang suka membunuh. Jikalau ia mencurigai seseorang yang kira-kira akan menjadi lawannya serta membahayakan kedudukannya, maka orang tersebut akan segera dibunuhnya….. Herodes adalah seorang yang sangat terkenal karena jiwa dan semangat pembunuhannya. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Matius 1-10, hal. 44, 57). John Drane - Siapa saja yang menentang kebijaksanaan-kebijaksanaannya harus bersedia dibunuh secara kejam. Sama seperti penguasa lalim lainnya, ia tidak ragu-ragu membunuh keluarganya sekalipun....". (Introducing New Testament; hal. 39). Ingat, saya sudah pernah jelaskan panjang lebar tentang kekejaman Herodes ini baik dalam khotbah Natal maupun khotbah tentang Israel (Israel Part 27) di mana pada waktu naik takhta, ia membunuh 45 orang bangsawan Yahudi untuk mencegah terjadinya kudeta. Ia juga membunuh Aristobulus (adik iparnya) karena iri hati. Ia membunuh Mariamne (isterinya) dan pamannya sendiri dengan fitnah perselingkuhan karena mencium rencana balas dendam dari Mariamne atas kematian Aristobulus. Selanjutnya dia membunuh 45 orang dewan Sanhedrin karena tersinggung ketika ditegur. Ia lalu membunuh Alexandra (ibu mertuanya) karena mencium adanya rencana balas dendam atas kematian Mariamne dan Aristobulus. Kakak iparnya juga dia bunuh lagi-lagi karena mencium adanya rencana balas dendam. Ia juga membunuh 2 orang anaknya sendiri yakni Aristobulus dan Alexander dengan cara mencekik mereka karena merasa tersaingi. Ia juga membunuh anaknya yang lain yakni Antipater karena kemarahan. Ketika hampir mati ia menyuruh memenjarakan sejumlah tokoh Yahudi dan meminta adik perempuannya untuk membunuh mereka semua ketika dia mati karena dia tidak mau orang-orang itu akan tertawa penuh kemenangan karena kematiannya. Tapi perintah ini tidak dilaksanakan adik perempuannya. Dia juga meminta orang-orang untuk menangisi dia ketika dia mati dan memerintahkan adiknya supaya membunuh semua orang yang tidak menangis ketika dia mati. Tapi perintah ini pun tidak dilaksanakan adiknya. Kekejaman Herodes ini sampai-sampai membuat Kaisar Agustus berkata : "Lebih baik menjadi babinya Herodes daripada menjadi anaknya Herodes". Untung menghargai orangYahudi yang menganggap babi sebagai binatang haram, maka Herodes mengeluarkan aturan untuk tidak memotong / membunuh babi untuk dimakan. Tetapi anak-anaknya sendiri ia potong / bunuh. Jadi memang lebih baik jadi babinya Herodes daripada jadi anaknya. Nah, jikalau demikian sifat Herodes, apanya yang tidak mungkin untuk membunuh 20-30 orang anak di Betlehem dan sekitarnya? Daniel J. Harington – "...pembunuhan anak laki-laki tak bersalah berumur dua tahun ke bawah sesuai dengan kekejaman Herodes dalam upayanya mempertahankan takhtanya selama tahun-tahun terakhir pemerintahannya..." (The Collegeville Bible Commentary, hal. 37). Esra Alfred Soru- Ada banyak ahli dan sejarahwan yang meragukan kebenaran catatan ini karena tidak ada catatan sejarah sama sekali tentang pembunuhan anak-anak di Betlehem ini namun melihat karakter Herodes yang tidak segan untuk membunuh anak kandung sendiri demi keamanan takhtanya, cerita pembunuhan anak-anak Betlehem ini bukanlah sesuatu yang tidak mungkin terjadi. Sederhananya adalah, kalau anaknya sendiri dia berani bunuh, apalagi anak orang lain? (Israel : Dulu, Kini dan Nanti – Buku 3, hal.56). Demikianlah 4 hal seputar kisah pembunuhan di Betlehem dan pengungsian keluarga kudus ke Mesir. Tindakan Herodes yang kejam ini jelas membawa penderitaan bagi banyak orang yakni ibu-ibu dari bayi-bayi yang dibunuh (ayat 17-18). Demikian juga dengan Yusuf, Maria dan Yesus di mana mereka harus mengungsi ke Mesir dan hidup di negeri asing / kafir. Tetapi semuanya berjalan sesuai dengan nubuatan Firman Tuhan. Terlepas dari semua hal itu, khotbah pagi ini hanya akan menyoroti 1 tokoh yang menurut saya menjadi pemeran utama dalam kisah ini seandainya ini dijadikan Sinetron. Dan tokoh ini adalah Yusuf. ************ Menarik sekali untuk memperhatikan tokoh Yusuf ini dalam kisah-kisah Natal. Para penulis Injil tidak sekalipun mencatat perkataan / omongan yang keluar dari mulut Yusuf, tetapi tindakan-tindakannya luar biasa. Hal yang paling menonjol dari Yusuf ini adalah ketaatannya kepada Tuhan. Berulang-ulang kita melihat bahwa ia taat pada perintah Tuhan. ≈Ketika ia disuruh untuk mengambil Maria sebagai isterinya, ia taat.
Bayangkan apakah saudara mau disuruh mengawini pacar saudara yang tahu-tahu hamil padahal bukan saudara yang menghamilinya? Tentu ia bisa menolaknya. ≈Ketika ia disuruh memberi nama Yesus kepada anak yang akan dilahirkan itu, ia taat.
Bayangkan kalau dia memberi nama anak itu Ronaldo, kacaulah semuanya. Atau kalau dia mengikuti kebiasaan kita yang memberi nama pada anak sesuai dengan tempat di mana anak itu lahir. Ada anak yang lahir di atas kapal Dobon Solo lalu akhirnya oleh orang tuanya diberi nama Marco Dobon Solo Ndaumanu. Maka dia bisa beri nama anak itu "Palungan". Maka kacaulah dunia. ≈Dalam teks kita, ketika dia disuruh mengungsikan Yesus dan Maria ke Mesir, ia taat.
Bayangkan seandainya dia tidak taat, tamatlah riwayat Yesus. ≈Juga dia disuruh tinggal di Mesir sampai datang Firman Tuhan selanjutnya, dan dia taat.
Bayangkan kalau dia ingin cepat-cepat pulang ke Israel sebelum Herodes mati, mereka bias terbunuh. Matthew Henry – Allah telah mengutus Yusuf ke Mesir, dan disalah ia tinggal sampai Dia yang membawanya ke sana memerintahkan untuk kembali. Perhatikanlah, ke mana saja kita bergerak, akan baik jadinya kalau kita mengetahui jalan kita dengan pasti, di mana Allah berjalan di depan kita; kita tidak boleh berganti arah tanpa diperintah. (Injil Matius 1-14, hal. 52). Kata-kata Henry yang terakhir ini sepertinya perlu direnungkan oleh para pendeta yang mau jadi politikus / Caleg. ≈Ketika Herodes sudah mati, ia diperintahkan Tuhan untuk kembali ke tanah Israel, dan ia taat.
Dia bisa saja tidak taat dengan alasan perjalanan yang sukar karena kematian Herodes terjadi pada musim dingin. Atau karena sudah nyaman di Mesir. Bandingkan dengan banyak orang Yehuda yang tidak mau ikut pulang ke tanah Israel dari pembuangan di Babel karena hidup mereka sudah nyaman / mapan di Babel. ≈Ketika dicegah untuk kembali ke Betlehem, dan harus ke Galilea, ia pun taat.
Jadi Yusuf memang sangat menonjol dalam ketaatannya kepada Tuhan / Firman Tuhan. Kita sering berkata tentang orang yang banyak omong tetapi tidak ada pelaksanaan dengan sebutan "NATO" (No Action Talk Only) tetapi bagi Yusuf dengan tepat dikatakan "NTAO" (No Talk Action Only). Ia jelas mengalami penderitaan / persoalan karena kekejaman Herodes. Sekalipun demikian, penderitaannya / persoalannya tidak menjadi alasan bagi dia untuk tidak taat pada Tuhan. Renungkan ini, apakah saudara tetap taat kepada Tuhan ketika berada dalam penderitaan? Apakah saudara tetap taat pada Tuhan ketika berada dalam persoalan yang berat? Ada banyak orang hanya taat pada Tuhan ketika mereka dalam keadaan yang baik-baik saja, tetapi ketika ada penderitaan / persoalan, mereka menjadi tidak taat kepada Tuhan. Ketika ada persoalan orang lalu berhenti melayani, ketika galau orang lalu mencari pelampiasan pada hal- hal yang berdosa, ketika sakit lebih banyak mengeluh daripada bersyukur, ketika banyak hutang, persepuluhan menjadi macet. ketika konflik, tidak mau mengampuni, dsb. Kita harus belajar dan meneladani ketaatan Yusuf di sini yang saya anggap sebagai ketaatan yang sejati. Lalu ketaatan macam apakah yang ditunjukkan Yusuf di sini? I. YUSUF TAAT SECARA LANGSUNG / SEGERA. Ketaatan secara langsung / segera ini memang ciri khas Yusuf. ≈Dalam kasus ia diperintahkan untuk mengambil Maria sebagai isteri, ia taat secara langsung. Mat 1:20,24 – (20) "….malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. (24) Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya. ≈Dalam kasus ia diperintahkan untuk mengungsi ke Mesir, ia taat secara langsung. Mat 2:13-14 – (13) "…nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir …. Karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia." (14) Maka Yusuf pun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir. ≈Dalam kasus ketika ia diperintahkan untuk kembali ke tanah Israel, ia taat secara langsung. Mat 2:20-21 - (20) "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya dan berangkatlah ke tanah Israel, karena mereka yang hendak membunuh Anak itu, sudah mati." (21) Lalu Yusuf pun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya dan pergi ke tanah Israel. Jadi jelas bahwa di dalam ketaatannya, Yusuf tidak menunda-nunda. Tentang Mat 2:13-14, Henry memberikan komentar : Matthew Henry – Ia tidak merasa keberatan atau sengaja menunda-nunda waktu. Segera setelah menerima perintah itu, Yusuf pun bangun dan berangkat malam itu juga, yakni pada malam yang sama ketika ia mendapat perintah itu. Perhatikanlah, mereka yang mau memastikan ketaatan mereka haruslah segera mengerjakannya. (Injil Matius 1-14, hal. 42). Bandingkan dengan Abraham. Ketika Tuhan menyuruh dia untuk menyuruh Hagar dan Ismail meninggalkan rumahnya, ia taat dengan segera.
Ketika Tuhan meminta dia mengorbankan Ishak di gunung Moria, ia taat dengan segera.
Ya! Ketaatan barulah disebut ketaatan kalau tidak ada penundaan. Begitu ada penundaan, itu sudah merupakan ketidaktaatan. Apakah dapat disebut taat apabila saudara meminta segelas kopi kepada pembantu saudara di pagi hari dan dia baru mengantarnya di sore hari? Tidak! Itu adalah ketidaktaatan! Karena itu jangan menunda untuk mentaati Firman Tuhan! Ingat, penundaan adalah ketidaktaatan! Berapa banyak di antara kita yang ketika mendengar Firman Tuhan menjadi bersemangat dan ingin taat tetapi lalu menunda-nunda ketaatan itu? Menunda untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, menunda untuk bertobat dari dosa-dosa (merokok, judi, minum mabuk, dll), menunda untuk melayani Tuhan, menunda untuk memberi persembahan, dll. Apakah saudara juga mempunyai kebiasaan seperti ini? Banyak orang selalu menunda untuk mentaati Tuhan, tetapi menjadi marah kalau Tuhan menunda untuk mengabulkan doanya! Ingat juga bahwa setan selalu bisa memberikan alasan yang kuat dan logis supaya saudara menunda ketaatan saudara! Misalnya dalam hal melayani Tuhan. Pada masa pemuda / remaja, setan mengusulkan supaya saudara menunda pelayanan dengan alasan bahwa ini adalah masa muda yang indah, masa pacaran, masa belajar dsb. Pada waktu saudara sudah dewasa dan bekerja, setan memberikan begitu banyak kesibukan sehingga saudara menunda lagi. Pada saat sudah tua, kesehatan saudara tidak memungkinkan untuk melayani Tuhan. Jadi akhirnya, dari penundaan datang pembatalan! Karena itu janganlah suka menunda-nunda ketaatan saudara kepada Tuhan. Teladanilah Yusuf di dalam ketaatannya yang langsung / segera ini. II. YUSUF TAAT SECARA TERUS MENERUS / TEKUN. Yusuf bukan hanya taat secara langsung / segera tetapi ia juga taat secara terus menerus. Dalam 6 kasus yang sudah saya sebutkan di atas, ia terus menunjukkan ketaatannya dari satu kasus ke kasus yang lain. Dengan kata lain, dalam ketaatannya Yusuf bertekun. Atau ia bertekun dalam ketaatannya. Dan memang ketaatan yang sejati harus disertai ketekunan. Tanpa ketekunan, ketaatan menjadi sia-sia. Tak akan ada gunanya diet 1 hari dan makan "harbabiruk" (sembarangan) selama 1 minggu, lalu diet lagi, lalu "harbabiruk" 2 minggu, dst. Yesus Kristus datang ke dalam dunia ini karena diutus Bapa-Nya untuk menebus dosa manusia dan Dia taat akan hal itu. Dia taat pada semua perintah Bapa hingga Ia memikul salib-Nya menuju Golgota. Tetapi pikirkan apa jadinya seandainya Yesus tidak tekun menderita dan memikul salib-Nya? Dalam artian Ia stop / menyerah di tengah jalan? Pasti kita semua akan tetap masuk neraka bukan? Tetapi Yesus bukan hanya taat, tetapi Ia taat dengan tekun.
Ketekunan Yesus ini harus menjadi dasar ketekunan kita.
Di PL kita juga melihat ketaatan Yusuf pada Tuhan ketika digoda oleh isteri Potifar dengan menolak ajakan berzinahnya. (Kej 39:7-9). Tetapi perlu diingat bahwa isteri Potifar tidak hanya sekali menggoda Yusuf tetapi tekun menggodanya. Tetapi kita dapat melihat bahwa Yusuf juga tekun menolak, tekun taat pada Firman Tuhan.
Jadi memang ketaatan yang sejati harus disertai ketekunan. ≈Kita harus membaca, mempelajari dan mengajar Firman Tuhan, tetapi dengan tekun.
Tekunkah saudara dalam belajar? Tekunkah saudara dalam datang ke Pemahaman Alkitab di gereja saudara? Tekunkah saudara dalam membaca Alkitab / bersaat teduh? ≈Kita harus bersekutu / beribadah dengan saudara seiman, tetapi dengan tekun.
Tekunkah saudara dalam berbakti? Atau hanya tekun setiap hari Natal saja? ≈Kita harus berdoa, tetapi dengan tekun.
Tekunkah saudara dalam berdoa? Ingat bahwa Alkitab mengilustrasikan doa dengan mengetuk. (Mat 7:7). Apakah jika saudara bertamu ke rumah orang hanya mengetuk pintu 1 kali dan langsung pulang? Tentu tidak! Mengetuk pintu dibutuhkan ketekunan sampai pintu dibukakan. ≈Kita harus berbuat baik, tetapi dengan tekun.
Tekunkah saudara dalam berbuat baik? ≈Kita harus melayani / melakukan pekerjaan Tuhan dengan tekun.
Tekunkah saudara dalam pelayanan? Apakah kegagalan dalam pelayanan atau masalah dalam pelayanan membuat saudara lalu berhenti dalam melayani? ≈Kita harus menolak dosa, tetapi dengan tekun. (Ingat Yusuf di PL yang sudah saya jelaskan di atas). Tidak ada artinya kalau saudara berhenti merokok 3 hari dan selanjutnya terus merokok bukan? Tidak ada artinya kalau saudara berhenti mabuk-mabukan 1 minggu dan selanjutnya terus mabuk bukan? Tidak ada artinya kalau saudara berhenti berjudi 4 hari dan selanjutnya kembali berjudi bukan? ≈ Dll. Ketekunanlah yang menyebabkan ketaatan kita, perjuangan kita, pelayanan kita, iman kita menjadi berhasil.
Ya, belajarlah dari Yusuf yang bukan saja taat, tetapi taat secara tekun. III. YUSUF TAAT TANPA MENGABAIKAN PERANAN AKAL BUDINYA. Dalam Ayat 20-21 ada perintah dari Tuhan untuk kembali ke tanah Israel karena Herodes telah mati (ayat 20) dan Yusuf pun taat (ayat 21). Mat 2:20-21 – (20) "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya dan berangkatlah ke tanah Israel, karena mereka yang hendak membunuh Anak itu, sudah mati." (21) Lalu Yusuf pun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya dan pergi ke tanah Israel. Tetapi sekalipun Herodes sudah mati, ternyata Arkhelaus anaknya menjadi raja di atas Yudea. Mat 2:22 – "…didengarnya, bahwa Arkhelaus menjadi raja di Yudea menggantikan Herodes, ayahnya,…. Perlu diketahui bahwa pada tahun 4 SM ketika Herodes merasa ajalnya hampir tiba, ia tidak mau anak yang akan menggantikannya mempunyai kekuasaan yang sama besar dengan dia. Karena itu ia lalu membagi seluruh wilayah kekuasaannya kepada 3 orang anaknya yakni Arkhelaus, Antipas dan Filipus II. - ►Wilayah Yudea, Samaria dan Idumea diberikan kepada Arkhelaus (Mat 2:22). ►Wilayah Galilea dan Perea diberikan kepada Antipas. Herodes Antipas inilah yang membunuh Yohanes Pembaptis. (Mat 14:3-4) dan mengadili Yesus bersama dengan Pilatus (Luk 23:8-11). ►Wilayah sebelah timur laut diberikan kepada Filipus II.c Filipus II ini yang disinggung dalam Luk 3:1 bersama dengan Antipas saudaranya.
Dari 3 anak Herodes ini yang baik adalah Filipus II. Karena itu rakyat Yahudi senang padanya sehingga ia lalu memerintah selama 37 tahun. Antipas tidak disenangi karena ia merebut Herodias, isteri dari saudaranya sendiri yakni Filipus I (bukan Filipus II). Juga karena ia membunuh Yohanes Pembaptis. Sedangkan Arkhelaus adalah yang paling jahat. Ia bahkan lebih jahat daripada ayahnya Herodes Agung. William Barclay – Ia memulai pemerintahannya dengan usaha menyingkirkan semua orang yang setia kepada ayahnya, Herodes yang Agung. Usaha ini dilakukannya dengan membunuh 3000 orang yang sangat berpengaruh di dalam wilayahnya. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Matius 1-10, hal. 61). Dia pernah 2 kali memecat imam besar dan ini membuat orang Yahudi sangat marah kepadanya. Orang Yahudi melaporkan dia ke kaisar Romawi sehingga akhirnya dia dipecat dan diasingkan ke Perancis. Dia memerintah hanya 10 tahun yakni tahun 4 SM – 6 M. Nah, wilayah Betlehem masuk pada wilayah Yudea di bawah kekuasaan Arkhelaus yang adalah raja yang paling jahat daripada 3 anak Herodes, bahkan lebih jahat daripada Herodes. Kalau Tuhan memerintahkan Yusuf untuk kebali ke tanah Israel, dan kelihatannya Yusuf berpikir untuk kembali ke Betlehem tempat Yesus dilahirkan, maka wajar kalau ia menjadi takut pada Arkhelaus. Mat 2:22 - Tetapi setelah didengarnya, bahwa Arkhelaus menjadi raja di Yudea menggantikan Herodes, ayahnya, ia takut ke sana…." Perhatikan bahwa pada titik ini Tuhan tidak memberitahukan kepada Yusuf tentang situasi politik di Israel dan bahwa Betlehem ada di bahWa kekuasaan Arkhelaus yang kejam. Tetapi setelah Yusuf mendengar hal itu, ia lalu takut pergi ke Betlehem dan pada akhirnya diperintahkan oleh Tuhan untuk pergi ke Nazaret yang ada di bawah kekuasaan Antipas yang relatif lebih baik daripada Arkhelaus. Mat 2:22-23 – (22) "…Karena dinasihati dalam mimpi, pergilah Yusuf ke daerah Galilea. (23) Setibanya di sana ia pun tinggal di sebuah kota yang bernama Nazaret…." Yang menjadi sorotan saya di sini adalah bahwa dalam ketaatannya kepada Tuhan, Yusuf tetap memakai akan sehatnya. Ia tahu bahwa pulang ke Betlehem yang berada di bawah kekuasaan Arkhelaus yang kejam itu sama dengan bunuh diri. Karena itu ia tidak mau ke sana. Jadi akal sehatnya mengatakan bahwa kalau ada bahaya harus menghindar. Matthew Henry – Yusuf bisa saja menyangka bahwa mengingat Yesus dilahirkan di Betlehem, ia juga harus dibesarkan di sana. Akan tetapi, ia cukup bijaksana sehingga mengkuatirkan keselamatan Anak itu, sebab didengarnya bahwa Arkhelaus menjadi raja menggantikan Herodes. (Injil Matius 1-14, hal. 53-54). Di sinilah kita melihat ketaatan Yusuf kepada Tuhan tidak membuat dia mengabaikan peranan akal budinya / akal sehatnya. Akalnya tetap dipakai untuk membuat pertimbangan-pertimbangan yang logis yang sesuai dengan Firman Tuhan. Dia melihat ada bahaya dan dia menghindarinya. Ini masuk akal dan sesuai Firman Tuhan.
Kita memang tidak boleh menyandarkan diri pada pertimbangan logika kita sendiri karena adakalanya Tuhan memerintahkan sesuatu yang tidak masuk di akal kita bahkan di atas akal kita seperti misalnya pada waktu Ia menyuruh Petrus untuk berjalan di atas air (Mat 14:28- 29). Tetapi secara umum perintah Tuhan tidak bertentangan dengan akal budi kita yang tentunya adalah akal budi diterangi oleh Firman Tuhan. Ada banyak orang mengklaim mendapatkan perintah Tuhan tetapi selain tidak masuk di akal, juga tidak cocok dengan Firman Tuhan. Pada tahun 1978 dunia digegerkan dengan kasus sekte sesat pimpinan Jim Jones yang bernama 'People's Temple'. Dalam salah satu khotbahnya kepada para pengikutnya, Jim Jones mengaku mendapatkan perintah dari Tuhan dan ia lalu berseru : "Kehidupan kita tidak di sini. Dunia hanya tempat setan dan orang-orang yang munafik. Kita adalah anak-anak Tuhan dan warga planet (planetary citizen) yang akan segera kembali untuk kemudian turun lagi ke bumi sebagai 'pasukan pilihan' untuk menyelamatkan manusia." Selepas pidato, Jim Jones mengajak seluruh pengikutnya untuk melakukan bunuh diri dengan minum racun sianida sehingga 638 orang dewasa dan 276 anak-anak mati seketika. Total korbannya adalah 914 orang. Menurut saksi, ada juga yang mati karena menembak diri atau ditembak temannya. Inilah foto korban-korban sekte sesat ini : - Pengalaman sekte "People's Temple" menjadi contoh orang-orang yang mau taat apa yang mereka yakini sebagai perintah Tuhan tanpa memakai akal budi mereka dan mengecek dengan Alkitab. Kiranya kita berhati-hati dan selalu mempergunakan akal sehat kita yang diterangi dengan Firman Tuhan agar tidak terseret pada aliran-aliran yang aneh seperti ini. Perhatikan ayat ini : Mat 2:22 – Tetapi setelah didengarnya, bahwa Arkhelaus menjadi raja di Yudea menggantikan Herodes, ayahnya, ia takut ke sana. Karena dinasihati dalam mimpi,pergilah Yusuf ke daerah Galilea. Kata-kata "setelah didengarnya, bahwa Arkhelaus menjadi raja di Yudea menggantikan Herodes, ayahnya, ia takut ke sana" adalah pertimbangan logika Yusuf dan kata-kata"dinasihati dalam mimpi" adalah Firman Tuhan. Kedua hal ini ada bersama-sama dan Yusuf mengambil sikap pergi ke Galilea. Karena itu jangan mentaati Firman Tuhan tanpa berpikir dan jangan membuat pertimbangan sendiri tanpa Firman Tuhan. Keduanya harus berjalan bersamaan. Luk 24:45 - Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci. - AMIN - | ||
Tuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat?- Bagian 4 Posted: 26 Jan 2014 10:14 PM PST Oleh : Martin SimamoraTuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat? Bacalah terlebih dahulu bagian3
Pencopet menjambret seseorang, pembunuh membunuh korbannya, penipu meraup uang korbannya dan berbagai tragedi dan peristiwa pilu lainnya. Apakah ini FAKTA bahwa TUHAN TIDAK DAPAT MENCEGAH MANUSIA BERBUAT JAHAT? Apakah kebebasan manusia untuk dapat berbuat apa saja telah membuat TUHAN hanya dapat memperingatkan dan tidak dapat mencegah. Sehingga, isu yang muncul bukan sekedar TUHAN tidak mau, tetapi tidak dapat. Dikatakan tidak dapat karena dikatakan manusia memiliki "free will" atau kehendak bebas dan inilah yang membuat TUHAN tidak dapat mencegah pencopet, pembunuh, penipu dan lain-lain. Dan pandangan semacam ini pun mulai menyusupi beberapa orang Kristen. Dalam hal ini, satu hal penting yang harus dicamkan, bahwa kedaulatan TUHAN atas semua manusia, juga meliputi manusia-manusia jahat dan manusia-manusia yang tidak mengenal TUHAN, pun hal itu tidaklah merampas apa yang dipahami oleh manusia masa kini sebagai "kehendak bebas" manusia. Dan hal ini secara demonstratif terlihat pada pergerakan Firaun dan bala tentaranya yang gagah perkasa itu dalam mengejar orang-orang Israel yang keluar dari Mesir. Tentu saja terkait "kehendak bebas," sebebas-bebasnya manusia-manusia itu, tidak akan sebegitu bebasnya sampai-sampai kedaulatan TUHAN tidak dapat berbuat apa-apa. Anda dan saya telah melihatnya, dan sekali lagi kita akan melihatnya pada bagian ini secara lebih mendalam. Apa yang terjadi sesungguhnya adalah : para manusia, termasuk yang jahat, anti Tuhan sekalipun tidak akan dapat lepas dari genggaman tangan TUHAN, atau tidak akan pernah ada manusia yang dapat "mengusir" TUHAN dari wilayah dirinya sehingga TUHAN sampai-sampai dapat "ditendang" oleh manusia itu dan TUHAN harus menjauhkan diri-Nya. Bahkan sekalipun hati para manusia itu membatu, tak mau tunduk kepada-Nya, tidak berarti Tuhan tidak bisa lagi berbuat apa-apa atas diri manusia yang bebas untuk melawan (bandingkanlah dengan Amsal 19:21, Mazmur 115: 2-3, Ayub 12:9-25). Kita, melalui Ayub, juga telah melihat bagaimana manusia pada semua aspek, sebetulnya tidak akan sanggup menjangkau atau memahami Integeritas TUHAN sebagai TUHAN yang adil dan berdaulat penuh dalam menentukan segala sesuatunya di dunia, menentukan dan menetapkan bagaimana setiap peristiwa harus berlangsung, tak ada satupun, satu elemen pun, peristiwa yang terjadi diluar kendali Dia, tak kecuali bagaimana burung Gagak memburu mangsanya atau kemanakah petir akan menyambar (Ayub 36:32-33; 37:9-13), apalagi yang terkait diri manusia maka pasti TUHAN terlebih lagi memiliki kedaulatan yang sempurna atas semua manusia. Terkait, APAKAH TUHAN TIDAK DAPAT MENCEGAH MANUSIA UNTUK BERBUAT JAHAT, kalau kita mempelajari catatan peristiwa dalam Alkitab mengenai FIRAUN Vs ISRAEL, maka jelas kita melihat bahwa terkait kejahatan, bukan soal apakah TUHAN dapat atau tidak dapat, mau atau tidak mau untuk mencegah, tidak semata soal ini, yang sebenarnya adalah TUHAN memegang kendali atas kebebasan Firaun untuk melakukan kejahatannya tersebut, kebebasan manusia Firaun tidak membuat TUHAN terisolasi, Dia memberikan ruang bagi kebebasan manusia Firaun sesuai dengan KEHENDAKNYA dan MENENTUKAN hasil kejahatan yang dilakukan oleh FIRAUN dengan sebuah maksud, yaitu MEMPERLIHATKAN SIAPAKAH DIA DAN KEMULIAAN-NYA. Bahkan dengan kata lain, TUHAN sendiri telah MENETAPKAN kejahatan Firaun dan bala tentaranya itu sebagai sarana untuk memperlihatkan KEBESARAN DAN KEMULIAAN TUHAN sekaligus kepada Israel dan Mesir.
(24) Dan pada waktu jaga pagi, TUHAN yang di dalam tiang api dan awan itu memandang kepada tentara orang Mesir, lalu dikacaukan-Nya tentara orang Mesir itu.(25) Ia membuat roda keretanya berjalan miring dan maju dengan berat, sehingga orang Mesir berkata: "Marilah kita lari meninggalkan orang Israel, sebab Tuhanlah yang berperang untuk mereka melawan Mesir." Disini kita telah melihat, sebagaimana telah diulas pada bagian sebelumnya, kehadiran TUHAN tidak serta merta MELENYAPKAN kejahatan atau marabahaya atau kemencekaman. Penyebabnya adalah TUJUAN TUHAN yang HARUS TERJADI dalam sebuah peristiwa atau tragedi. Pada kali ini, Dia ingin SEMUA ORANG, baik YANG DIA KASIHI dan YANG DIA BENCI melihat SIAPAKAH DIA. Tentu saja kemuliaan TUHAN tersebut HARUSLAH hadir dan berlangsung MENURUT KEHENDAKNYA DAN CARANYA, sebab KEMULIAAN ADALAH BAGINYA SAJA dan MENURUT KEHENDAKNYA, dan tiada yang paham bagaimana KEMULIAAN TUHAN ADALAH KEMULIAANNYA. Dengan kata lain, tidak mungkin manusia dapat memikirkan atau menentukan bagaimana kemuliaan-kemuliaan surgawi itu harus berlangsung. Mari kita lihat, apa yang dilakukan TUHAN :
SEBELUM pada akhirnya, bala tentara Mesir itu BINASA atau MATI, ada dua hal yang TUHAN perlihatkan kepada mereka: (1) Para serdadu Mesir dapat MELIHAT pekerjaan-pekerjaan TUHAN yang hebat (2) Para serdadu Mesir dapat MELIHAT bahwa TUHAN ISRAEL melindungi umat-Nya! Apa yang kita lihat disini? Bahwa MAKSUD TUHAN yang TELAH DIA TETAPKAN terwujud, yaitu agar orang-orang Mesir mengetahui bahwa Dialah TUHAN dan melihat KEMULIAAN TUHAN: KELUARAN 14:4 "Aku akan mengeraskan hati Firaun, sehingga ia mengejar mereka. Dan terhadap Firaun dan seluruh pasukannya Aku akan menyatakan kemuliaan-Ku, sehingga orang Mesir mengetahui, bahwa Akulah TUHAN." Lalu mereka berbuat demikian." KELUARAN 14:17-18 "Tetapi sungguh Aku akan mengeraskan hati orang Mesir, sehingga mereka menyusul orang Israel, dan terhadap Firaun dan seluruh pasukannya, keretanya dan orangnya yang berkuda, Aku akan menyatakan kemuliaan-Ku. Maka orang Mesir akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, apabila Aku memperlihatkan kemuliaan-Ku terhadap Firaun, keretanya dan orangnya yang berkuda." Kita melihat bahwa dalam peristiwa ini, TUHAN nyata-nyata tidak dapat "diusir" apalagi "ditendang" dari area para manusia, bahkan orang-orang jahat sekalipun. Lihatlah bagaimana Firaun dan bala tentaranya dapat berbuat bebas apa saja yang dimauinya, tetapi TUHAN memegang kendali secara total dan hasilnya nyata, yaitu APA YANG SEDARI SEMULA MENJADI MAKSUDNYA telah TERWUDUD! Dalam hal ini secara telak kita dapat mengatakan bahwa pandangan atau pendapat yang menyatakan TUHAN TIDAK DAPAT MENCEGAH MANUSIA BERBUAT JAHAT oleh karena manusia itu memiliki "free will" atau kehendak bebas atau lebih tepatnya manusia yang bebas untuk berbuat apapun, adalah sebuah kekeliruan fatal yang berujung pada kesesatan yang mematikan! Sekarang kita akan melihat bagaimana KEJAHATAN DAN PARA PELAKU KEJAHATAN, seperti halnya pada kasus Firaun Vs Israel, sekalipun mereka bebas melakukan apa yang menjadi kemauannya, tidak sama sekali mengindikasikan bahwa TUHAN kehilangan kedaulatan atas orang-orang jahat, seolah TUHAN hanya berdaulat atas orang-orang yang baik, yang menjadi umatnya, dan tiba-tiba dia kehilangan kedaulatan-Nya atas manusia-manusia jahat, hanya karena dalam pandangan manusia kejahatan berlangsung dan TUHAN tidak mencegahnya. Dalam kasus FIRAUN Vs Israel kita melihat TUHAN bukan tidak dapat, tetapi tidak mencegahnya, malahan menetapkan tindakan-tindakan Firaun dan bala tentara Mesir sebagai instrumen di tangan-Nya untuk memperlihatkan KEMULIAAN dan memperlihatkan SIAPAKAH DIA, sebagaimana yang telah Dia maksudkan.
Dapat dikatakan, dalam kedaulatan-Nya, DIA memiliki kehendak yang berdaulat penuh untuk mengatur atau berbuat apa saja yang baik dalam pandangan-Nya, atas apapun juga, termasuk peristiwa Jahat atau Kejahatan untuk tujuan-Nya dan kepentingan-Nya, entah dalam hal tersebut Dia mencegahnya atau Dia membiarkannya. Tetapi dalam kesemuanya, sama sekali tidak mengindikasikan TUHAN kehilangan taji kedaulatan-Nya. Hal yang sama pun dapat kita lihat bahkan dalam skala individu dan keluarga pada peristiwa Ayub. AYUB Ayub adalah sosok historis, dia bukanlah sosok rekaan belaka dan nama tokoh ini muncul dalam Perjanjian Baru, bahkan eksistensinya Tuhan sejajarkan dengan Nuh dan Daniel: Yehezkiel 14: 14,20 biarpun di tengah-tengahnya berada ketiga orang ini, yaitu Nuh, Daniel dan Ayub, mereka akan menyelamatkan hanya nyawanya sendiri karena kebenaran mereka, demikianlah firman Tuhan ALLAH… dan biarpun Nuh, Daniel dan Ayub berada di tengah-tengahnya, demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, mereka tidak akan menyelamatkan baik anak laki-laki maupun anak perempuan, melainkan mereka akan menyelamatkan hanya nyawanya sendiri karena kebenaran mereka. Yakobus 5:11 Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun; kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan.
Peristiwa ini adalah kisah manusia yang takut akan TUHAN, namun mengalami penderitaan yang bertubi-tubi. Derajat penderitaannya sungguh tidak main-main. Beginilah kerasnya kesengsaraan itu sebagaimana dikemukakan oleh isteri Ayub yang terkasih dan tetap setia mendampingi suaminya dalam derita yang menghebat, ketika Iblis diberikan kuasa untuk menjamah tubuhnya, isterinya berkata : "Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!" Ayub 2:9. Semuanya ini bermula dari sebuah peristiwa maha penting di SURGA yang akan berdampak hebat pada kehidupan Ayub. Sebuah peristiwa yang sama sekali tak diketahui Ayub. Ini adalah sebuah peristiwa yang MEMPERLIHATKAN INTEGERITAS TUHAN, KEADILAN TUHAN terkait PENDERITAAN, KEJAHATAN DAN KETIDAKADILAN YANG MENIMPA ORANG BENAR. Sebetulnya ini juga adalah sebuah kisah yang memperlihatkan apakah orang benar menjadi setia kepada TUHAN hanya selama TUHAN memberkatinya, atau manusia itu tetap setia kepada TUHAN walau semuanya lenyap, semua kebesaran, semua kebahagiaan, semua kesehatan lenyap bagaikan ditelan bumi. Hal yang belakangan ini, berangkali akan saya angkat pada artikel tersendiri kelak. Mari kita melihat hal menarik dalam hubungannya dengan isu besar kita "TUHAN TIDAK DAPAT MENCEGAH MANUSIA UNTUK BERBUAT JAHAT." DI SORGA : Ayub 1:6-12 Pada suatu hari datanglah anak-anak Allah menghadap TUHAN dan di antara mereka datanglah juga Iblis. Maka bertanyalah TUHAN kepada Iblis: "Dari mana engkau?" Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: "Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi." Lalu bertanyalah TUHAN kepada Iblis: "Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan." Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: "Apakah dengan tidak mendapat apa-apa Ayub takut akan Allah? Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah segala yang dipunyainya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu." Maka firman TUHAN kepada Iblis: "Nah, segala yang dipunyainya ada dalam kuasamu; hanya janganlah engkau mengulurkan tanganmu terhadap dirinya." Kemudian pergilah Iblis dari hadapan TUHAN. Sementara di Bumi pada keluarga Ayub : Ayub 1:1-6 (1)Ada seorang laki-laki di tanah Us bernama Ayub; orang itu saleh dan jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. (2) Ia mendapat tujuh anak laki-laki dan tiga anak perempuan.(3) Ia memiliki tujuh ribu ekor kambing domba, tiga ribu ekor unta, lima ratus pasang lembu, lima ratus keledai betina dan budak-budak dalam jumlah yang sangat besar, sehingga orang itu adalah yang terkaya dari semua orang di sebelah timur.(4) Anak-anaknya yang lelaki biasa mengadakan pesta di rumah mereka masing-masing menurut giliran dan ketiga saudara perempuan mereka diundang untuk makan dan minum bersama-sama mereka.(5) Setiap kali, apabila hari-hari pesta telah berlalu, Ayub memanggil mereka, dan menguduskan mereka; keesokan harinya, pagi-pagi, bangunlah Ayub, lalu mempersembahkan korban bakaran sebanyak jumlah mereka sekalian, sebab pikirnya: "Mungkin anak-anakku sudah berbuat dosa dan telah mengutuki Allah di dalam hati." Demikianlah dilakukan Ayub senantiasa. Alkitab menyatakan bahwa Ayub adalah seorang saleh dan jujur bahkan takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. Memiliki 10 anak; 7 anak laki-laki dan 3 anak perempuan. Ia sangat makmur sebab dia memiliki kekayaan harta benda berupa 7.000 ekor kambing domba, 3000 ekor unta, 500 pasang lembu, 500 keledai betina dan budak-budak dalam jumlah yang sangat besar. Sehingga dia boleh dikatakan seorang super kaya, dikatakan terkaya dari semua orang di sebelah timur. Sebagai keluarga kaya raya, sebagaimana kebanyakan gaya hidup glamor yang menyertai keluarga kaya raya, maka demikian juga Nampak pada keluarga Ayub. Tak terelakan. Dikatakan anak-anaknya yang laki-laki BIASA MENGADAKAN PESTA di rumah mereka MASING-MASING, bahkan ada penggiliran atau ini sebuah pesta yang terjadwal, mereka makan dan minum bersama-sama dengan ketiga saudara perempuan. Saya dapat katakan mereka adalah kakak beradik yang akrab dan memilki hubungan persaudaraan yang baik. Tetapi jelas dimata sang ayah yang saleh dan takut akan TUHAN, dia menyadari bahwa gaya hidup yang glamor , pesta pora sangatlah dekat dengan hal-hal yang tidak disukai di mata TUHAN, demikianlah pikirnya. Sehingga dia melakukan ini : "Setiap kali, apabila hari-hari pesta telah berlalu, Ayub memanggil mereka, dan menguduskan mereka; keesokan harinya, pagi-pagi, bangunlah Ayub, lalu mempersembahkan korban bakaran sebanyak jumlah mereka sekalian." Apakah yang menjadi pertimbangan Ayub? "Mungkin anak-anakku sudah berbuat dosa dan telah mengutuki Allah di dalam hati." Dan sang ayah tercinta dan yang sungguh mengasihi anak-anaknya dan sekaligus takut akan Tuhan melakukannya SENANTIASA. Jelas dan nyata terlihat bagi Ayub, TUHAN adalah segala-galanya. Bagi Ayub, TUHAN adalah penentu atas segala-galanya bagi dirinya dan bagi setiap anggota keluarganya. Bagi Ayub TUHAN adalah soal hidup dan mati. Tidak ada satu aspek dalam hidupnya, TUHAN boleh diabaikan, sedikitpun tidak. Demikianlah manusia Ayub,pada dasarnya bukan hanya saleh dan takut akan TUHAN, tetapi terlihat dengan benderang baginya, TUHAN adalah SENTRAL KEHIDUPANNYA secara TOTAL. Ini sungguh kehidupan orang percaya yang sangat ideal dan menjadi hal yang dapat "dibanggakan" oleh TUHAN. Bahwa OLEH KARENA TUHAN, Ayub hidup saleh dan takut akan Tuhan. TUHAN menjadi fondasi atau pilar kehidupan Ayub yang luar biasa ini. TUHAN menjadi kekuatan yang menghidupi kehidupan yang dijalani Ayub secara alamiah. Perhatikan yang MENYATAKAN AYUB adalah orang yang Saleh dan Benar adalah TUHAN, bukan manusia dan itu terlihat dalam kehidupan Ayub! Demikian TUHAN menilai kehidupan Ayub : "Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan." Tetapi dihadapan TUHAN, Iblis menilai dan menuding bahwa itu wajar saja sebab hidup Ayub enak, hidupnya penuh dengan berkat TUHAN, bagaimana jika sebaliknya? Masihkan TUHAN ditakutinya? Masihkah TUHAN menjadi faktor absolut atas dirinya? Dengan kata lain, Iblis hendak mengatakan bukan TUHAN yang menjadi fondasi kehidupan Ayub yang demikian tetapi karena berkat dari TUHAN. Apa yang terjadi di Surga, apa yang telah DIPUTUSKAN DAN DITETAPKAN oleh TUHAN terkait apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan Iblis pada diri Ayub, tidaklah diketahuinya! "Jawab Iblis kepada TUHAN: "Apakah dengan tidak mendapat apa-apa Ayub takut akan Allah?" Dalam hal ini Iblis menilai bahwa Ayub bisa demikian hebatnya—takut akan Allah sebab TUHAN memberikan kemakmuran? Coba kalau tidak, masihkah? Wah…ini bukan perkara yang main-main jika terkait manusia! Apakah TUHAN mau mempertaruhkan reputasi-Nya sebagai TUHAN melalui diri manusia yang lemah? Mengejutkan sekali, di Surga, TUHAN menanggapi Iblis dengan cara memberikan ruang kepada Iblis, untuk membuktikan apakah TUHAN atau BERKAT yang membuat kehidupan Ayub menjadi terpuji dimata TUHAN? Dalam hal ini, TUHAN memberikan dan telah menetapkan batasan-batasan yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan Iblis terhadap Ayub : Maka firman TUHAN kepada Iblis: "Nah, segala yang dipunyainya ada dalam kuasamu; hanya janganlah engkau mengulurkan tanganmu terhadap dirinya." Kemudian pergilah Iblis dari hadapan TUHAN
Dengan kata lain, melalui Kitab Ayub, TUHAN sebetulnya ingin mengatakan kepada kita semua "TIDAK ADA SATUPUN YANG TERJADI PADA DIRI KITA YANG TIDAK DALAM KENDALI TUHAN!" Termasuk penderitaan, kejahatan, kesakitan dan apapun juga. Bahkan, jikapun hal-hal itu menimpa anda dan saya, maka TUHAN hadir, ada dan Dia sendirilah yang menjadi sumber kekuatan, ketahanan dan bahkan penghiburan atas bermacam-macam penderitaan : 2 Korintus 1:3-4 "Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan, yang menghibur kami dalam segala penderitaan kami, sehingga kami sanggup menghibur mereka, yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah."
KEJAHATAN ,PERAMPOKAN DAN KEMATIAN MELANDA PEGAWAI,TERNAK DAN ANAK-ANAK AYUB: Dan sekonyong-konyong perubahan dramatis berupa serentetan tragedi paling memilukan menjadi santapan bagi Ayub dan keluarga, menggantikan santapan berkat sehari-hari. Inilah rentetan petaka dan derita sebagaimana HARUS dialami Ayub sebagai konsekuensi "kesepakatan" di Sorga dalam KETETAPAN TUHAN. Pada awalnya, TUHAN telah menetapkan bahwa Iblis boleh melakukan atau memiliki KUASA atas SEMUA KEPEMILIKAN AYUB, KECUALI ATAS DIRI AYUB. Maka inilah yang terjadi : Ayub 1: 14-15 "datanglah seorang pesuruh kepada Ayub dan berkata: "Sedang lembu sapi membajak dan keledai-keledai betina makan rumput di sebelahnya, datanglah orang-orang Syeba menyerang dan merampasnya serta memukul penjaganya dengan mata pedang. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan." Ayub 1:16 "Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata: "Api telah menyambar dari langit dan membakar serta memakan habis kambing domba dan penjaga-penjaga. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan." Ayub 1:17 "Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata: "Orang-orang Kasdim membentuk tiga pasukan, lalu menyerbu unta-unta dan merampasnya serta memukul penjaganya dengan mata pedang. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan." Ayub 1:18-19 "Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata: "Anak-anak tuan yang lelaki dan yang perempuan sedang makan-makan dan minum anggur di rumah saudara mereka yang sulung, maka tiba-tiba angin ribut bertiup dari seberang padang gurun; rumah itu dilandanya pada empat penjurunya dan roboh menimpa orang-orang muda itu, sehingga mereka mati. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan."
Ayub 1:20-21 "Maka berdirilah Ayub, lalu mengoyak jubahnya, dan mencukur kepalanya, kemudian sujudlah ia dan menyembah, katanya: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!"
Dalam hal ini kita juga melihat bagaimana gerombolan penjahat dan kejahatan yang berlangsung begitu leluasanya dalam pimpinan Iblis, ini bukanlah sebuah peristiwa yang mengindikasikan TUHAN tidak dapat mencegah manusia untuk berbuat jahat, ini adalah sebuah peristiwa yang menunjukan bahwa TUHAN memiliki kedaulatan atas semua aspek peristiwa kejahatan, bahkan Iblis tidak dapat berbuat apa-apa selain ruang yang diberikan TUHAN baginya, sebagaimana yang telah kita lihat dalam teks-teks diatas tersebut. Dalam hal ini TUHAN telah menetapkan di Surga bahwa melalui peristiwa-peristiwa memilukan, tudingan Iblis akan terbukti salah pada akhirnya! Selanjutnya setelah Iblis dipermalukan, terhadap semua tindakan Iblis pada Ayub, kembali berlangsung pertemuan di SORGA : Ayub 2:1-7 "(1)Pada suatu hari datanglah anak-anak Allah menghadap TUHAN dan di antara mereka datang juga Iblis untuk menghadap TUHAN.(2) Maka bertanyalah TUHAN kepada Iblis: "Dari mana engkau?" Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: "Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi."(3) Firman TUHAN kepada Iblis: "Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. Ia tetap tekun dalam kesalehannya, meskipun engkau telah membujuk Aku melawan dia untuk mencelakakannya tanpa alasan." (4) Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: "Kulit ganti kulit! Orang akan memberikan segala yang dipunyainya ganti nyawanya. (5)Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah tulang dan dagingnya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu."(6) Maka firman TUHAN kepada Iblis: "Nah, ia dalam kuasamu; hanya sayangkan nyawanya." (7) Kemudian Iblis pergi dari hadapan TUHAN, lalu ditimpanya Ayub dengan barah yang busuk dari telapak kakinya sampai ke batu kepalanya." Iblis telah gagal membuktikan bahwa kesetiaan Ayub kepada TUHAN adalah KARENA berkat-berkat melimpah. Kini Iblis mengajukan tantangan baru :" "Kulit ganti kulit! Orang akan memberikan segala yang dipunyainya ganti nyawanya. (5)Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah tulang dan dagingnya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu." Iblis yakin sekali kalau saja TUHAN memberikan dia ruang untuk menyerang tubuh Ayub pada kulit dan tulangnya maka Ayub PASTI MENGUTUKI TUHAN! Dan dalam KETIDAKTAHUAN AYUB, telah terjadi sebuah "kesepakatan lanjutan" yang akan segera menimpa Ayub, TUHAN memberikan ruang dan MENETAPKAN AYUB akan mengalami derita pada tubuhnya, dan Iblis yakin sekali, kali ini dia menang dan TUHAN dipermalukan! Maka inilah yang terjadi : Ayub 2:8-10 "Lalu Ayub mengambil sekeping beling untuk menggaruk-garuk badannya, sambil duduk di tengah-tengah abu. Maka berkatalah isterinya kepadanya: "Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!" Tetapi jawab Ayub kepadanya: "Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya. Iblis, sekali lagi, gagal untuk menghancurkan kepercayaan Ayub kepada TUHAN, sebab KESETIAAN AYUB pun tidak tergeserkan oleh lenyapnya harta dan lenyapnya kesehatan tubuh yang oleh semacam penyakit kulit yang sangat menyiksa dirinya (bacalah Ayub 18:13)! KESETIAAN AYUB PADA TUHAN TIDAK TERLETAK PADA BERKAT HARTA, BERKAT KETURUNAN (ANAK-ANAK) DAN BERKAT KESEHATAN, SEKALIPUN ITU LENYAP DALAM DERAJAT YANG TERMAT MEMILUKAN, Ayub dengan penuh percaya diri berkata : "Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" Dan kali ini Ayub harus menghadapi kebimbangan isteri terkasih da sebetulnya tetap setia pada dirinya, Ayub harus mendengarkan teriak derita isterinya : "Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!" Dan dengarlah bagaimana seorang ayah sekaligus suami yang telah kehilangan semua kebesarannya dalam kekayaan dan derita sakit pada tubuhnya menjawab teriak tak tahan isterinya melihat penderitaan Ayub, ini jawab Ayub :"Engkau berbicara seperti perempuan gila!" Menurut anda, siapakah yang gila? Ayub atau isterinya? Reaksi isterinya memiliki dasar kuat! Ayub suami yang setia, cinta pada anak-anak dan dirinya, dia bukan sekedar kaya raya, tetapi suami yang sangat ideal, saleh dan takut akan Tuhan. Dimana TUHAN Ayub sekarang, kenapa Dia biarkan suamiku ini harus mengalami derita yang tak beralasan? Berangkali itu sekilas gambaran gejolak isteri yang setia mendampingi Ayub, namun sudah tidak tahan dengan sikap Ayub yang masih saja percaya sama TUHAN, walau faktanya dia seperti orang yang dikutuk TUHAN (ini belum bicara andaikan isteri Ayub mengetahui bahwa ini adalah sebuah hasil dari ketetapan yang TUHAN berikan untuk terjadi melalui Iblis! Tentu sang isteri akan benar-benar gila!). Namun, jawab Ayub akan membuat siapapun akan mulai berpikir, darimanakah kesetiaan Ayub ini kepada TUHAN? Bagaimana mungkin dia sanggup percaya kepada TUHAN dalam derita yang tidak main-main? Kepercayaan Ayub kepada TUHAN tetap bernilai EMAS pada dasarnya, seolah dia tidak mengalami apapun, dan ini yang membuat dia lantang berkata :"Engkau berbicara seperti perempuan gila!" Apakah Ayub manusia super? Apakah dia tidak terpukul sebagai manusia, sebagai suami, sebagai seorang ayah? Tidak! Dia adalah manusia, seperti halnya anda dan saya, yang dapat terpukul hebat, SEKALIPUN dalam ketegarannya memandang kejahatan dan kematian dan kehilangan yang dideritanya sebagai "TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil" (Ayub 1:21, bandingkan dengan Pengkhotbah 5:15, Mazmur 49:17, 1 Timotius 6:7). Mari kita dengarkan apa kata Ayub: Ayub 6:8-9,11-12 "Ah, kiranya terkabul permintaanku dan Allah memberi apa yang kuharapkan! Kiranya Allah berkenan meremukkan aku, kiranya Ia melepaskan tangan-Nya dan menghabisi nyawaku!... Apakah kekuatanku, sehingga aku sanggup bertahan, dan apakah masa depanku, sehingga aku harus bersabar? Apakah kekuatanku seperti kekuatan batu? Apakah tubuhku dari tembaga?" Tidakah ini terdengar sangat mungkin atau dapat dipastikan adalah juga reaksi saya dan anda, dalam hal hal ini tidak perlu bicara penderitaan seperti Ayub, bahkan! Ya, apa yang kita baca adalah bagian dari ungkapan kekecewaan Ayub terhadap sahabat-sahabatnya yang pergi meninggalkan dia karena kedahsyatan petaka yang menimpa dirinya (Ayub 6:1-30). Kita memang akan mendengarkan keluh kesah Ayub yang amat manusiawi. Para pembaca terhormat, dapat dipahami bahwa KEJAHATAN, PENDERITA, PENYAKIT dan BERAGAM DERITA yang menimpa manusia kerap menimbulkan KERAGUAN & PERTANYAAN TERHADAP TUHAN. Ketika anda mengatakan bahwa TUHAN TIDAK DAPAT MENCEGAH MANUSIA UNTUK BERBUAT JAHAT, maka sesungguhnya teramat luas dimensi yang disentuh. Mengatakan demikian maka dapat bermakna bahwa TUHAN tidak berdaya terhadap penderitaan dan kemalangan yang menimpa manusia, juga dapat bermakna bahwa TUHAN tidak berdaya terhadap kemauan-kemauan manusia yang jahat, dan dikatakan itu terjadi sebab TUHAN tidak dapat memperlakukan manusia seperti robot dengan membungkam kehendak bebas para manusia jahat. Demikiankah? Kisah "Firaun Vs Israel" telah memperlihatkan pada kita hal yang sangat berbeda. Kisah Ayub pun memperlihatkan bagaimana KEJAHATAN, KEMATIAN, PENYAKIT, MALAPETAKA MEMATIKAN sedemikian merejalelanya. Ini sangat menggangu keyakinan kita terhadap TUHAN, terhadap KEADILAN TUHAN, KASIH TUHAN. Apalagi ini menimpa orang benar, orang percaya? Apakah orang percaya mengalami semua ini? Dimanakah TUHAN? Dan seorang sahabat Ayub, bernama Elifas (ini debat yang panjang, Ayub 3-31) melakukan semacam debat dengan Ayub yang tengah mengalami derita yang tak terpercayakan jika tidak disebabkan oleh sesuatu yang teramat salah pada diri Ayub : AYUB 4:3-9 "Sesungguhnya, engkau telah mengajar banyak orang, dan tangan yang lemah telah engkau kuatkan; orang yang jatuh telah dibangunkan oleh kata-katamu, dan lutut yang lemas telah kaukokohkan; tetapi sekarang, dirimu yang tertimpa, dan engkau kesal, dirimu terkena, dan engkau terkejut. Bukankah takutmu akan Allah yang menjadi sandaranmu, dan kesalehan hidupmu menjadi pengharapanmu? Camkanlah ini: siapa binasa dengan tidak bersalah dan di manakah orang yang jujur dipunahkan Yang telah kulihat ialah bahwa orang yang membajak kejahatan dan menabur kesusahan, ia menuainya juga. Mereka binasa oleh nafas Allah, dan lenyap oleh hembusan hidung-Nya." Tidakkah anda dan saya dapat bersikap seperti Elifas dalam memandang Ayub : "siapa binasa dengan tidak bersalah dan di manakah orang yang jujur dipunahkan Yang telah kulihat ialah bahwa orang yang membajak kejahatan dan menabur kesusahan, ia menuainya juga. Mereka binasa oleh nafas Allah, dan lenyap oleh hembusan hidung-Nya." Dengan bahasa gamblang dapat berbunyi begini :" Mana mungkin orang yang tak bersalah dan orang jujur binasa dan dipunahkan." Mana mungkin kala engkau anak Tuhan dan sungguh-sungguh hidup bagi TUHAN akan mengalami derita seberat ini. Yang benar, semestinya PENJAHAT menuai KEJAHATAN, bukan orang yang hidup mengikut TUHAN.
Ayub adalah kisah penderitaan dan ketidakadilan yang menimpa orang percaya, kisah yang dapat menimbulkan keraguan dan tanya pada TUHAN. Pertanyaan sukar terkait iman dan kehidupan dalam TUHAN yang KASIH. Ketika anda berpendapat bahwa TUHAN TIDAK DAPAT MENCEGAH MANUSIA UNTUK BERBUAT JAHAT karena para manusia termasuk manusia jahat memiliki kehendak bebas, bukankah itu hendak mengatakan bahwa penderitaan yang disebabkan oleh penjahat itu adalah sesuatu yang sama sekali tidak tersentuhkan oleh TUHAN? Tidakkah anda sedang meragukan TUHAN, bahkan sedang merendahkan derajat TUHAN dalam derajat yang tak terbayangkan oleh anda sendiri! Kita belajar bahwa tidak ada titik apalagi ruang dimana Kedaulatan TUHAN dapat hilang eksistensinya bahkan kala anda dan saya melihat PENJAHAT, PEMBUNUH, PENIPU , KORUPTOR dan hal-hal yang tidak dikehendaki /penderitaan/ kemalangan yang memang dapat berbuat apa yang dia maui, seolah-olah dapat benar-benar lepas dari genggaman tangan-Nya. TUHAN telah menetapkan segala sesuatu [entah itu peristiwa BAIK atau peristiwa JAHAT, semua berlangsung hanya dalam penetapan TUHAN sebagaimana dalam peristiwa Firaun Vs Israel dan Ayub. seturut dengan apa yang telah dimaksudkan oleh-Nya (bandingkan dengan Amsal 16:4)] sebab DIA TUHAN yang berdaulat! Bagaimana Dia berdaulat, itu bahkan tidak akan terbayangkan oleh anda terutama dalam bagaimana dia memperlihatkan pada peristiwa-peristiwa yang tidak anda dan saya kehendaki, yaitu peristiwa jahat yang jelas adalah peristiwa atau tindakan dosa manusia-manusia! Ini adalah akhir pada bagian ini, berilah diri anda untuk membaca, mempelajarinya dan merenungkannya. Untuk memahami SIAPAKAH DIA dan KEMULIAAN TUHAN yang memang teramat agung dan besar untuk kita pahami sebagai manusia fana yang memerlukan keselamatan yang datang dari TUHAN. . | ||
TUHAN Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat? - Bagian 3 Posted: 24 Jan 2014 02:29 AM PST Oleh : Martin SimamoraTuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat?
Bacalah lebih dulu bagian2 Kepada Firaun sang Penjahat dan kepada Israel, orang-orang yang dibebaskan-Nya dari cengkraman sang Firaun di tanah Mesir, TUHAN melakukan 2 hal yang sama (dengan 2 kesudahan yang sangat berbeda), yaitu MEMPERLIHATKAN SIAPAKAH DIA dan MEMPERLIHATKAN KEMULIAANNYA (Bacalah perihal ini dalam Keluaran 14:18-19 dan Keluaran 14: 30-31). Ada satu - dua hal menarik yang hendak saya tinjau pada kasus yang istimewa ini, dalam hal ini sebetulnya beranjak dari sepasang pertanyaan yang membuat dahi siapapun akan berkerut : PERTAMA, apakah gunanya memperlihatkan KEMULIAAN TUHAN kepada orang-orang yang jelas sekali akan dimusnahkan oleh karena mereka menentang-Nya? Ini tidak hanya janggal tetapi benar-benar dapat MENGGIRING pikiran setiap manusia untuk dengan gamblang menyimpulkan bahwa TUHAN tidak bedanya (dalam perilaku) dengan Setan yang menghendaki kematian dan bukan keselamatan orang-orang fasik. KEDUA, pada aspek mana perilaku Tuhan yang mengeraskan hati Firaun sehingga mengejar Israel untuk dibantai dapat dipahami sebagai PERILAKU TUHAN? Jika demikian adanya, maka tak terhindarkan para pembaca dapat terbujuk untuk menyimpulkan bahwa TUHAN yang disembah Israel pada dasarnya adalah BERPERILAKU Setan, sebab Dia tega hati membiarkan keadaan membahayakan dan mematikan menyelimuti yang dikasihi-Nya, BAHKAN Dia secara sengaja MENGERASKAN hati Firaun, tidakkah ini kedengaran seperti "Dialah yang MENGHASUT hati Firaun untuk SEMAKIN MENJADI-MENJADI melancarkan teror maut melalui pengejaran bala tentara Mesir yang gagah perkasa itu?" Dengan kata lain MUSTAHIL Dia benar-benar TUHAN, sebab bukannya menghalangi, mencegah atau minimal menyukarkan niat dan maksud si Penjahat, tetapi malahan meneguhkan hati yang sebelumnya memang sudah menginginkan kehancuran Israel hingga ke level yang paling mematikan! Hampir dapat dipastikan bahwa dua hal tersebut, yang menghenyakkan siapapun, bahkan memutusasakan atau memrustasikan, jelas-jelas akan dipahami sebagai sebuah perilaku yang bukan Tuhan, atau dengan kata lain, mengatakan TUHAN TAK DAPAT MENCEGAH MANUSIA UNTUK BERBUAT JAHAT adalah sebuah pembahasaan yang terlampau halus, sebab bukan saja tidak mencegah tetapi mengukuhkan keinginan membunuh pada si penjahat. Saya akan mencoba menunjukan sejumlah hal yang harus dipertimbangkan setiap pembaca yang berkesimpulan demikian, pertimbangan-pertimbangan yang sangat sukar untuk diabaikan terkait SIAPAKAH DIA YANG AGUNG itu, yang memperkenalkan diri-Nya kepada Musa sebagai AKU ADALAH AKU (Keluaran 3:14). Saya menilai bahwa ketika MANUSIA SANGGUP MENYATAKAN BAHWA TUHAN TIDAK DAPAT MENCEGAH MANUSIA BERBUAT JAHAT, sesungguhnya dalam sebuah derajat yang tidak laten sedang mengatakan bahwa TUHAN adalah SETAN. Mari kita mulai meninjaunya :
"Tetapi sungguh Aku akan mengeraskan hati orang Mesir, sehingga mereka menyusul orang Israel, dan terhadap Firaun dan seluruh pasukannya, keretanya dan orangnya yang berkuda, Aku akan menyatakan kemuliaan-Ku" (Keluaran 14:7).
Andai saja adalah Setan yang mengeraskan hati Mesir, bukankah lebih sejuk bagi pikiran dan hati kita? Bukankah lebih rasional? Sebab memang Setan itu jahat dan musuh Tuhan, bahkan perilaku Setan pasti berbeda dengan Tuhan. Sehingga, jika TUHAN membebaskan Israel dan Iblis berupaya menjegal keluaran Isreal dari Mesir maka ini adalah fakta yang ideal, yang semestinya. Namun ini tidak kita temukan! Mari kita sekilas melihat BAGAIMANA TUHAN MELAKUKAN PEMBEBASAN ISRAEL DARI MESIR dalam cara-cara yang akan dinilai oleh manusia sebagai tidak semestinya oleh Tuhan, melalui beberapa titik krusial YANG MENDAHULUI Keluaran 14:7 ini: KELUARAN 7:2-4 Engkau harus mengatakan segala yang Kuperintahkan kepadamu, dan Harun, abangmu, harus berbicara kepada Firaun, supaya dibiarkannya orang Israel itu pergi dari negerinya. Tetapi Aku akan mengeraskan hati Firaun, dan Aku akan memperbanyak tanda-tanda dan mujizat-mujizat yang Kubuat di tanah Mesir. Bilamana Firaun tidak mendengarkan kamu, maka Aku akan mendatangkan tangan-Ku kepada Mesir dan mengeluarkan pasukan-Ku, umat-Ku, orang Israel, dari tanah Mesir dengan hukuman-hukuman yang berat.
KERUMITAN YANG MENGERIKAN terjadi oleh sebab TUHAN, walau telah mengerahkan tulah-tulah dengan maksud agar MESIR MEMBIARKAN ISRAEL KELUAR, namun disaat yang bersamaan melakukan hal yang sangat "KONTRAPRODUKTIF" dalam pandangan mata manusia. Seperti ini jadinya terlihat: "Dia menghajar Mesir dengan sederetan tulah dengan maksud agar Israel dapat dibiarkan pergi, namun disaat yang bersamaan DIA MENGERASKAN HATI FIRAUN? Apa manfaatnya buat Israel yang Dia sendiri sebut sebagai "umat-Ku? Jelas tidak ada! Hanya situasi mencekam dan terror yang mengguncangkan jiwa berkepanjangan saja yang menjadi "santapan," seolah TUHAN menganggap itu hal yang baik bagi Israel! APA SEBABNYA? Kembali, hal yang tidak menguntungkan bagi "umat-Ku" kembali Dia lakukan, dan kali berikutnya ini benar-benar membuat "umat-Ku" berada di ujung pedang (Keluaran 14:7)! Ya…bahkan seolah tulah-tulah "kemarin" tidak memiliki "daya gentar" sebab oleh karena TUHAN mengeraskan Mesir maka kini bala tentara Mesir yang gagah perkasa mengejar dengan penuh nafsu dan kebuasan untuk menumpahkan darah mereka! APA SEBABNYA? APA SEBABNYA? Penyebab utama TUHAN berlaku demikian adalah SEMATA-MATA UNTUK KEMULIAANNYA, melalui tindakan MENGERASKAN HATI FIRAUN, KEMULIAAN/KEBESARAN/KEPERKASAAN TUHAN tampil CEMERLANG :
Jika saja anda, mau meluangkan waktu mencari dan membuka Alkitab dan membaca ayat-ayat yang saya sajikan diatas tersebut, maka anda akan dapat mengatakan seperti ini "TERNYATA TUHAN BERKEPENTINGAN AGAR "KEMULIAANNYA ATAU SIAPAKAH DIA" TERLIHAT ATAU DINYATAKAN DALAM SETIAP HAL, bahkan hal termasuk dalam peristiwa-peristiwa yang kita nilai sebagai TRAGEDI, sebagai KETIADAAN TUHAN, sebagai apa yang dinilai oleh manusia sebagai TUHAN TIDAK BERBUAT APAPUN, termasuk "TUHAN TIDAK DAPAT MENCEGAH MANUSIA UNTUK BERBUAT JAHAT." "SIAPAKAH DIA" termasuk juga "KEMULIAAN TUHAN" adalah SUDUT PANDANG dan KEPENTINGAN SURGA untuk dipertontonkan agar diketahui baik oleh manusia-manusia yang DIKASIHINYA dan manusia-manusia yang DIBENCINYA. Agar diketahui baik oleh manusia-manusia yang pada akhirnya akan BINASA dan agar diketahui oleh manusia-manusia yang pada akhirnya akan TINGGAL DITEMPAT DIMANA YESUS BERADA (bandingkan dengan Yohanes 14:2). Jadi sama sekali ini bukan dari sudut pandang manusia berdosa. Sudut pandang TUHAN yang begitu megah ini, pastilah, pada titik-tik tertentu akan menumbangkan rasa dan pikiran kita terhadap apa dan bagaimanakah seharusnya TUHAN berperilaku. Dan ITULAH yang MENJADI SEBABNYA! Saya cukup yakin, walau ALKITAB sudah menjelaskan APA SEBABNYA, kini ada diantara anda sebagai orang Kristen akan sangat gelisah melihat fakta ini. Tetapi, sayapun hendak mengatakan secara jujur bahwa saya pun dahulu dalam kemanusiaan saya yang penuh kelemahan sedemikian gelisah dan cemas ketika mencoba menemukan penjelasan atas PERILAKU TUHAN yang sangat mencemaskan kemanusiaan saya dan anda berangkali, bahkan sebagai orang-orang percaya! Dengan berbekal "PIKIRAN DAN TINDAKAN TUHAN mustahil untuk dapat SELALU atau SEPENUHNYA BERKENAN PADA APA YANG SAYA DAN ANDA HARAPKAN DAN PIKIRKAN" (bandingkan dengan Yesaya 55:8-9), saya pada akhirnya dapat melihat bahwa KEPENTINGAN SURGA ADALAH : SUPAYA KEMULIAAN DAN SIAPAKAH DIA TERSIARKAN DIHADAPAN PARA MANUSIA. Ini adalah hal TERUTAMA DIATAS SEGALA-GALANYA, suatu hal yang sungguh agung dan mulia, malahan ini telah memperlihatkan bahwa DIA ADALAH TUHAN, ya... TUHAN dalam SETIAP ASPEK TANPA PENGECUALIAN, dan terkait hal megah ini, saya melihat, juga telah tersajikan melalui kisah Ayub, yang tercatat dalam Kitab Ayub. Saya menilainya sebagai yang sangat membantu dan menolong kita! Ayub sendiri sangat pantas untuk mewakili kita manusia yang mempertanyakan "TUHAN" terkait "PENDERITAAN DAN KEJAHATAN YANG MENIMPA ORANG BENAR/PERCAYA," sambil juga mengingat bahwa Ayub adalah sosok yang memiliki dasar yang sangat kuat lebih daripada kita semua, untuk menilai TUHAN sebagai bukan TUHAN dan memperhatikan isterinya yang begitu mencintai dan setia kepadanya, adalah yang mewakili siapapun dari kita yang menganggap Tuhan yang ada dalam Kisah Firaun Mengejar Israel adalah tidak pantas disebut TUHAN ( baca Ayub 2:9 Maka berkatalah isterinya kepadanya: "Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!"). Mari kini kita mempelajari dan secara cermat mempertimbangkan REALITA yang disajikan Alkitab- Kitab Ayub terkait SIAPAKAH DIA, KEMULIAAN TUHAN dan realita "PENDERITAAN DAN KEJAHATAN YANG MENIMPA ORANG PERCAYA." Siapakah akan menentukan jalan bagi-Nya, dan siapa berani berkata: Engkau telah berbuat curang? (Ayub 36:23) Sesungguhnya, Allah itu besar, tidak tercapai oleh pengetahuan kita, jumlah tahun-Nya tidak dapat diselidiki. (Ayub 36:26) Siapa mengerti berkembangnya awan, dan bunyi gemuruh di tempat kediaman-Nya? Sesungguhnya, Ia mengembangkan terang-Nya di sekeliling-Nya, dan menudungi dasar laut. (Ayub 36:29-30) Kedua tangan-Nya diselubungi-Nya dengan kilat petirdan menyuruhnya menyambar sasaran. Pekik perang-Nya memberitakan kedatangan-Nya, kalau dengan murka Ia berjuang melawan kecurangan." (Ayub 36:32-33) Allah mengguntur dengan suara-Nya yang mengagumkan; Ia melakukan perbuatan-perbuatan besar yang tidak tercapai oleh pengetahuan kita; karena kepada salju Ia berfirman: Jatuhlah ke bumi, dan kepada hujan lebat dan hujan deras: Jadilah deras! ( Ayub 37: 5-6) Taufan keluar dari dalam perbendaharaan, dan hawa dingin dari sebelah utara. Oleh nafas Allah terjadilah es, dan permukaan air yang luas membeku. Awanpun dimuati-Nya dengan air, dan awan memencarkan kilat-Nya, lalu kilat-Nya menyambar-nyambar ke seluruh penjuru menurut pimpinan-Nya untuk melakukan di permukaan bumi segala yang diperintahkan-Nya. Ia membuatnya mencapai tujuannya, baik untuk menjadi pentung bagi isi bumi-Nya maupun untuk menyatakan kasih setia. (Ayub 37:9-13) Yang Mahakuasa, yang tidak dapat kita pahami, besar kekuasaan dan keadilan-Nya; walaupun kaya akan kebenaran Ia tidak menindasnya. (Ayub 37:23) Di manakah engkau, ketika Aku meletakkan dasar bumi? Ceritakanlah, kalau engkau mempunyai pengertian! (Ayub 38-4) Siapa telah membendung laut dengan pintu, ketika membual ke luar dari dalam rahim? --ketika Aku membuat awan menjadi pakaiannya dan kekelaman menjadi kain bedungnya; ketika Aku menetapkan batasnya, dan memasang palang dan pintu; ketika Aku berfirman: Sampai di sini boleh engkau datang, jangan lewat, di sinilah gelombang-gelombangmu yang congkak akan dihentikan! ( Ayub 38:8-11) Pernahkah dalam hidupmu engkau menyuruh datang dinihari atau fajar kautunjukkan tempatnya untuk memegang ujung-ujung bumi, sehingga orang-orang fasik dikebaskan dari padanya? ( Ayub 38: 12-13) Engkaukah yang turun sampai ke sumber laut, atau berjalan-jalan melalui dasar samudera raya? Apakah pintu gerbang maut tersingkap bagimu, atau pernahkah engkau melihat pintu gerbang kelam pekat? Apakah engkau mengerti luasnya bumi? Nyatakanlah, kalau engkau tahu semuanya itu. ( Ayub 38:18-18) Apakah engkau telah masuk sampai ke perbendaharaan salju, atau melihat perbendaharaan hujan batu, yang Kusimpan untuk masa kesesakan, untuk waktu pertempuran dan peperangan? (Ayub 38:22-23) Di manakah jalan ke tempat terang berpencar, ke tempat angin timur bertebar ke atas bumi? ( Ayub 38:24) Siapakah yang menggali saluran bagi hujan deras dan jalan bagi kilat guruh, untuk memberi hujan ke atas tanah di mana tidak ada orang, ke atas padang tandus yang tidak didiami manusia; untuk mengenyangkan gurun dan belantara, dan menumbuhkan pucuk-pucuk rumput muda? Apakah hujan itu berayah? Atau siapakah yang menyebabkan lahirnya titik air embun? (Ayub 38:25-28) Dari dalam kandungan siapakah keluar air beku, dan embun beku di langit, siapakah yang melahirkannya? Air membeku seperti batu, dan permukaan samudera raya mengeras. ( Ayub 38:29-30) Dapatkah engkau memberkas ikatan bintang Kartika, dan membuka belenggu bintang Belantik? Dapatkah engkau menerbitkan Mintakulburuj pada waktunya, dan memimpin bintang Biduk dengan pengiring-pengiringnya? ( Ayub 38: 31-32) Apakah engkau mengetahui hukum-hukum bagi langit? atau menetapkan pemerintahannya di atas bumi? Dapatkah engkau menyaringkan suaramu sampai ke awan-awan, sehingga banjir meliputi engkau? Dapatkah engkau melepaskan kilat, sehingga sabung-menyabung, sambil berkata kepadamu: Ya? ( Ayub 38:33-35) Siapa menaruh hikmat dalam awan-awan atau siapa memberikan pengertian kepada gumpalan mendung? ( Ayub 38:37) Dapatkah engkau memburu mangsa untuk singa betina, dan memuaskan selera singa-singa muda, alau mereka merangkak di dalam sarangnya, mengendap di bawah semak belukar? ( Ayub 38:39-40) Siapakah yang menyediakan mangsa bagi burung gagak, apabila anak-anaknya berkaok-kaok kepada Allah, berkeliaran karena tidak ada makanan? (Ayub 38:41) Apakah engkau mengetahui waktunya kambing gunung beranak, atau mengamat-amati rusa waktu sakit beranak? Dapatkah engkau menghitung berapa lamanya sampai genap bulannya, dan mengetahui waktunya beranak? (Ayub 39:1-2) Apakah lembu hutan mau takluk kepadamu, atau bermalam dekat palunganmu? (Ayub 39:9) Dapatkah engkau memaksa lembu hutan mengikuti alur bajak dengan keluan, atau apakah ia akan menyisir tanah lembah mengikuti engkau? Percayakah engkau kepadanya, karena kekuatannya sangat besar? Atau kauserahkankah kepadanya pekerjaanmu yang berat? Apakah engkau menaruh kepercayaan kepadanya, bahwa ia akan membawa pulang hasil tanahmu, dan mengumpulkannya di tempat pengirikanmu? (Ayub 39:10-12) Dengan riang sayap burung unta berkepak-kepak, tetapi apakah kepak dan bulu itu menaruh kasih sayang? Sebab telurnya ditinggalkannya di tanah, dan dibiarkannya menjadi panas di dalam pasir, tetapi lupa, bahwa telur itu dapat terpijak kaki, dan diinjak-injak oleh binatang-binatang liar. Ia memperlakukan anak-anaknya dengan keras seolah-olah bukan anaknya sendiri; ia tidak peduli, kalau jerih payahnya sia-sia, (Ayub 39: 13-16) Engkaukah yang memberi tenaga kepada kuda? Engkaukah yang mengenakan surai pada tengkuknya? (Ayub 39:19) Engkaukah yang membuat dia melompat seperti belalang? Ringkiknya yang dahsyat mengerikan. Ia menggaruk tanah lembah dengan gembira, dengan kekuatan ia maju menghadapi senjata. Kedahsyatan ditertawakannya, ia tidak pernah kecut hati, dan ia pantang mundur menghadapi pedang. (Ayub 39:20-22) Oleh pengertianmukah burung elang terbang, mengembangkan sayapnya menuju ke selatan? Atas perintahmukah rajawali terbang membubung, dan membuat sarangnya di tempat yang tinggi? Ia diam dan bersarang di bukit batu, di puncak bukit batu dan di gunung yang sulit didatangi. Dari sana ia mengintai mencari mangsa, dari jauh matanya mengamat-amati; anak-anaknya menghirup darah, dan di mana ada yang tewas, di situlah dia." (Ayub 39:27-30) Ketika saya dan anda BERUPAYA MEMAHAMI PERILAKU (dalam pikiran, dalam maksud, dalam rancangan-Nya) TUHAN, itu adalah hal yang teramat sukar untuk dimengerti utuh apalagi sempurna, itu bagaikan mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas. Demikian juga ketika anda dan saya memandang sebuah atau banyak peristiwa yang kita pahami sebagai TUHAN TIDAK DAPAT MENCEGAH MANUSIA BERBUAT JAHAT, hanya memperingatkan, dengan kata lain TUHAN hanya MAMPU memperingatkan manusia, adalah semata pertanda bahwa MANUSIA FANA mustahil memahami apa yang ada dalam benak TUHAN terhadap berbagai peristiwa yang tidak kita inginkan. Ya, seperti perilaku Tuhan, "ketika menciptakan burung Gagak serta menciptakan hewan-hewan lain untuk menjadi mangsa si Gagak," atau "Apakah burung Unta memiliki KASIH SAYANG? Sebab FAKTANYA dia meletakan dan meninggalkan telurnya diatas tanah, dibiarkan menjadi panas didalam pasir, tetapi lupa kalau telur itu dapat diinjak-injak oleh binatang lain, seolah-olah bukan anaknya sendiri," atau bagaimana "TUHAN yang menciptakan burung Elang, Singayang mengintai mangsanya, ya… TUHAN menciptakan mangsa untuk menjadi santapan burung Elang dan Singa!" Apakah kita katakan TUHAN kejam? Tidak adil? Curang sebab yang satu Dia buat perkasa sementara yang lain lemah?
|
You are subscribed to email updates from Anchor of Life Fellowship To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 comments:
Post a Comment