Andalkan Sang Sumber |
Posted: 27 Feb 2014 03:38 PM PST Posted on Jumat, 28 Februari, 2014 by Saat Teduh - Diambil dari Renungan Gereja Kristus Yesus - Bacaan Alkitab hari ini: Filipi 4 Salah satu kunci keberhasilan Rasul Paulus dalam pelayanan yang Tuhan percayakan kepadanya adalah soal integritas, khususnya menyangkut uang atau materi. Meskipun ia mengalami kesusahan (4:14), ia tidak mengemis kepada jemaat Filipi. Setelah jemaat Filipi mengetahui bahwa Rasul Paulus sedang dalam kesulitan pun, Rasul Paulus tidak mendesak mereka untuk segera mengirimkan bantuan untuk memenuhi kebutuhan pribadinya. Ia tetap bersandar sepenuhnya kepada Tuhan, walaupun sebenarnya ada sumber-sumber yang bisa ia andalkan. Bisa saja Rasul Paulus—atas nama pelayanan—memanipulasi kepercayaan dan kedekatan yang ia miliki dengan jemaat Filipi. Sebaliknya, ia menunggu—dan kita percaya bahwa ia pasti berdoa. Ia membiarkan Tuhan yang menggerakkan hati jemaat Filipi untuk menyokong pelayanan Rasul Paulus. Dengan memberi, jemaat Filipi telah menyimpan harta di surga (bandingkan 4:17 dengan Matius 6:20). Pelayanan kita adalah pelayanan Tuhan. Bila Tuhan mempercayakan suatu pelayanan kepada kita, Ia akan bertanggung jawab untuk membuat pelayanan itu berhasil. Sayangnya, sebagian orang yang dipercaya Tuhan untuk melayani kadang-kadang merasa terlalu bertanggung jawab sehingga merasa bersalah kalau pelayanan itu "tidak jalan". Akibatnya, kalau pelayanan itu dihadang oleh kesulitan. kita mudah tergoda untuk mengandalkan sumber-sumber yang kelihatan, bukan mengandalkan Sang Pemberi sumber-sumber itu sendiri. Akibat yang lebih parah adalah bila kita secara tidak sadar mulai memakai cara-cara duniawi demi suksesnya pelayanan rohani yang kita jalani. Saat kita menghadapi keadaan yang seperti jalan buntu, iman kita diuji. Ingatlah janji Tuhan, "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu…." (Matius 7:7) [MN/P] Filipi 4:11, 13 Filed under: Renungan Harian |
Posted: 27 Feb 2014 03:30 PM PST Posted on Jumat, 28 Februari, 2014 by Saat Teduh Baca: Imamat 12:1-8 Pasal 12 menjelaskan hukum mengenai ketidaktahiran seorang ibu saat ia melahirkan anaknya. Alasan yang diberikan ialah bahwa saat itu ia sedang mengeluarkan darah dan oleh karenanya menjadi tidak tahir (2, 4,7). Penjelasan detail mengenai mengeluarkan darah menjadi najis baru dibahas di pasal 15. Mengapa masa ketidaktahiran seorang ibu ketika melahirkan anak perempuan lebih lama dibandingkan anak laki-laki? Beberapa alasan coba dikemukakan oleh para penafsir. Karena anak perempuan lebih lemah, mudah diserang oleh roh jahat. Jelas pandangan ini tidak memiliki dasar Alkitab sama sekali. Ada pandangan seorang dokter, yang dari hasil penelitiannya mengatakan bahwa seorang ibu yang melahirkan bayi perempuan biasanya pendarahannya lebih lama daripada bila ia melahirkan bayi laki-laki. Akan tetapi, kalaupun benar, jumlah hari pendarahannya tidak sampai dua kali lipat seperti yang diaturkan di perikop ini. Pandangan lain mengatakan bahwa karena seorang anak perempuan nantinya akan mengalami menstruasi bulanan, oleh karena itu saat ia dilahirkan, ketidaktahiran ibunya menjadi lebih panjang. Pandangan-pandangan ini lebih bersifat spekulatif daripada berdasarkan penjelasan Alkitab. Penjelasan lain ialah berhubungan dengan budaya patriarkat masyarakat pada umumnya yang menganggap perempuan lebih rendah derajat sosialnya daripada laki-laki. Bukan berarti Alkitab mengajarkan perempuan lebih rendah daripada laki-laki, melainkan itulah realitas masa itu. Taurat diberikan untuk melindungi perempuan dari pelecehan. Dengan memberikan waktu lebih lama seorang perempuan tidak tahir saat melahirkan bayi perempuan, perempuan akan diterima kembali dalam sosial masyarakatnya. Di dalam Kristus, perempuan dan laki-laki setara. Maka tak perlu ada pembedaan seperti yang masih terjadi pada masa Perjanjian Lama. Mari kita memberikan penghargaan yang tinggi kepada kaum perempuan yang Tuhan ciptakan sebagai pasangan yang sepadan bagi laki-laki (Kej. 2:18). - diambil dari Santapan Harian Scripture Union Indonesia. www.su-indonesia.org - Filed under: Renungan Harian |
Posted: 26 Feb 2014 03:34 PM PST Posted on Kamis, 27 Februari, 2014 by Saat Teduh Baca: Imamat 11:1-47 Pasal 11-15 merupakan bagian baru yang mengatur mengenai najis-tahir atau haram-halal dalam kehidupan sehari-hari umat. Baik yang menyangkut makanan maupun kondisi tertentu seseorang. Pasal 11 berbicara panjang lebar mengenai binatang yang boleh dimakan dan yang tidak boleh dimakan. Dimulai dengan binatang darat (2-8), dilanjutkan binatang laut (9-12), binatang udara (13-20), dan binatang merayap dan bersayap (21-23).Penjelasannya berikutnya ada yang seperti mengulang dan menambahkan larangan sebelumnya (28-38), juga larangan untuk menyentuh bangkai binatang dan apa yang harus dilakukan ketika tersentuh bangkai tersebut (24-27, 39-43). Peraturan-peraturan ini ditutup penjelasan bahwa Tuhan menuntut umat-Nya hidup kudus sebagaimana Dia kudus (44-45). Tidak ada penjelasan rasional mengapa binatang tertentu haram dan yang lainnya halal. Ada penafsir yang mengatakan bahwa sebagian binatang yang dinyatakan haram digunakan sebagai persembahan kurban dalam ibadah-ibadah nonIsrael yang jelas-jelas menyembah berhala. Ada pula yang berpendapat bahwa larangan itu menyangkut masalah higienis. Beberapa binatang tertentu yang disebut haram, telah diketahui merupakan binatang yang dapat mengganggu kesehatan manusia yang memakannya. Kita tidak bisa memastikan apakah alasan itu yang menjadi dasar larangan di pasal 11 ini. Yang jelas, ini adalah perintah Allah bagi umat Israel. Mungkin orang Israel mengerti larangan itu dalam konteks sosial masyarakat masa itu. Yang paling penting buat kita ialah percaya bahwa Allah punya alasan yang tepat untuk larangan tersebut, dan selalu ada dalam kemahatahuan dan kemahabijakan-Nya. Percaya dan taat kepada perintah Allah merupakan sikap tunduk kepada kedaulatan-Nya. Israel perlu menjaga kehidupan mereka sehari-hari, mulai dari makanan, kebersihan tubuh, dst., agar mereka layak menghampiri kemah suci yang merupakan kehadiran Allah yang kudus di tengah-tengah umat-Nya. Prinsip yang berlaku di sini ialah kuduslah kamu, sebab AKu Tuhan Allahmu, kudus! - diambil dari Santapan Harian Scripture Union Indonesia. www.su-indonesia.org - Filed under: Renungan Harian |
You are subscribed to email updates from Saat Teduh To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 comments:
Post a Comment