Fokus Ke Yerusalem |
Posted: 12 Apr 2014 05:48 PM PDT Posted on Minggu, 13 April, 2014 by Saat Teduh - Diambil dari Renungan Gereja Kristus Yesus - Bacaan Alkitab hari ini: Lukas 9:51-56 Kehadiran Tuhan Yesus di dunia memiliki tujuan yang jelas. Sejak kelahiran-Nya ke dalam dunia, tidak pernah fokus-Nya bergeser dari apa yang direncanakan Allah Bapa bagi-Nya. Seluruh hidup dan waktu-Nya terfokus pada rencana Allah. Hal ini jelas terlihat ketika Tuhan Yesus hendak ke Yerusalem. Ia mengetahui bahwa waktunya hampir genap, yaitu bahwa ia berada dalam "waktu yang ditentukan" Allah bagi-Nya. Alkitab mencatat bahwa "Ia mengarahkan pandangan-Nya untuk pergi ke Yerusalem" (9:51). Yerusalem menjadi penting bagi Tuhan Yesus karena Yerusalem merupakan tempat Ia akan melakukan misi terakhir-Nya yang akan digenapi di Yerusalem (bandingkan dengan Lukas 9:31: "Keduanya menampakkan diri dalam kemuliaan dan berbicara tentang tujuan kepergian-Nya yang akan digenapi-Nya di Yerusalem"), sedangkan orang Samaria yang mengetahui bahwa Tuhan Yesus akan ke Yerusalem malah menolak Dia karena mengetahui kota tujuan-Nya itu. Sungguh Ironis! Orang Samaria tidak hanya tidak menerima Yerusalem sebagai pusat penyembahan orang Israel, tetapi juga tidak menerima Yerusalem sebagai tempat rencana Allah dinyatakan. Banyak orang pada masa Tuhan Yesus yang tidak melihat rencana Allah yang digenapi di Yerusalem, tempat penyaliban terjadi. Penolakan orang Samaria ini tidak membuat fokus Tuhan Yesus ke Yerusalem berubah serta tidak mempengaruhi kesiapan-Nya melakukan rencana Allah. Manusia dapat kehilangan fokus ketika ada penolakan. Banyak tujuan gagal karena adanya halangan di tengah perjalanan. Dalam mengikut Tuhan, kita harus memiliki hati yang peka terhadap kehendak Tuhan serta memiliki hati yang teguh, sehingga kita tidak goyah dan melenceng dari fokus dan tujuan Allah yang mulia bagi kita. [FW] Lukas 18:31 Filed under: Renungan Harian |
Tetap bertahan pada belas kasih Tuhan Posted: 12 Apr 2014 05:45 PM PDT Posted on Minggu, 13 April, 2014 by Saat Teduh Baca: Ratapan 5:1-22 Akhirnya Ratapan ditutup dengan doa mohon belas kasih Tuhan. Berarti peratap di sini mengajak umat Tuhan untuk mengakui keberdosaan diri, dan menyerahkan diri pada kasih dan kedaulatan-Nya untuk memulihkan mereka. Inilah penderitaan yang mereka alami karena dosa-dosa mereka.Mereka kehilangan berkat-berkat yang dahulu melalui perjanjian Sinai nenek moyang mereka terima.Mereka kehilangan tanah perjanjian, salah satu dari janji Allah kepada Abraham (2, Kej. 12:7).Dengan kehilangan salah satu berkat utama tersebut, hilang juga kesejahteraan dan kemakmuran (4, 9-10).Mereka menjadi piatu (3), berarti kehilangan relasi intim umat kepada Allah. Padahal, salah satu esensi Perjanjian Sinai ialah Tuhan akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Nya. Mereka kehilangan kemerdekaan mereka (5, 9-10).Mereka kehilangan martabat sebagai manusia karena menjadi bulan-bulanan dari para musuh yang kejam dan keji.Semuanya ini mereka akui karena dosa-dosa orang tua mereka dan mereka sendiri (7, 16). Pertanyaan yang peratap gumuli, mewakili umat yang sedang menderita ini ialah, apakah Tuhan sudah melupakan mereka selama-lamanya, dan tidak lagi mau mengampuni mereka.Mereka benar-benar bergantung kepada belas kasih dan kedaulatan Tuhan. Tidak ada apa pun dalam diri mereka yang dapat menjadi dasar atau alasan bahwa Tuhan .harus menolong mereka. Ratapan memang ditutup dengan tanda tanya besar, yaitu adakah pengampunan dan pemulihan dari Allah untuk umat yang memang tidak layak diampuni dan diselamatkan. Kita tahu bahwa jawabannya ada di dalam Kristus Yesus. Oleh karena kasih setia dan belas kasih-Nya, Kristus telah datang untuk menanggung semua hukuman karena dosa. Kita yang percaya kepada-Nya, akan menerima pengampunan, dan mendapatkan pemulihan hidup. - diambil dari Santapan Harian Scripture Union Indonesia. www.su-indonesia.org - Filed under: Renungan Harian |
Posted: 12 Apr 2014 05:39 AM PDT Posted on Sabtu, 12 April, 2014 by Saat Teduh Baca: Yohanes 18:1-11 Sebelumnya, Yesus selalu menghindar dari orang-orang yang berusaha menangkap Dia karena waktunya belum tiba (Yoh. 10:39-40, 11:53-54). Namun saat itu tibalah waktunya untuk menggenapi kehendak Allah (bdk. Yoh. 17:1). Maka kita melihat bahwa Yesus tidak menghindar ketika sepasukan prajurit dan penjaga-penjaga Bait Allah yang disuruh oleh imam-imam kepala dan orang-orang Farisi datang bersama Yudas (3). Sebagai murid Yesus yang telah mengikuti Dia selama tiga tahun, Yudas tentu tahu betul tempat-tempat yang sering didatangi Yesus bersama murid-murid-Nya (2). Pasukan itu membawa lentera dan suluh, mungkin karena menduga bahwa Yesus akan sembunyi saat mereka mencari Dia. Mereka juga membawa senjata, mungkin untuk menghadapi orang-orang yang berusaha menghalangi rencana penangkapan Yesus. Yudas sendiri hanya bertindak sebagai pemandu, karena ia tidak berotoritas atas mereka. Meski di mata pasukan itu, Yesus adalah seorang buruan, tetapi kalau kita lihat peristiwa selanjutnya maka nyata bahwa bukan mereka yang mengendalikan situasi. Mereka tidak perlu bersusah payah menginterogasi karena Yesus sendiri langsung menyatakan diri-Nya. Pengakuan Yesus tentang diri-Nya juga ditujukan untuk melindungi murid-murid-Nya (8-9). Namun Petrus bertindak gegabah dengan memutus telinga hamba Imam Besar (10), walau ia mungkin bermaksud membela Yesus. Maka Yesus menegur Petrus, meski tindakannya dilakukan atas dasar loyalitas kepada Gurunya (11). Sebab tindakan Petrus sesungguhnya merupakan perlawanan terhadap kehendak Allah. Tindakan Petrus menunjukkan kegagalannya memahami bahwa kematian Yesus sangat penting bagi dunia. Bagi Yesus, salib adalah tujuan kedatangan-Nya ke dunia dan Ia telah berkomitmen untuk menanggungnya. Ia harus meminum cawan murka Allah agar manusia ditebus dan diselamatkan. Apa yang Yesus alami bukanlah kekalahan, melainkan langkah awal menuju kemenangan atas dosa, maut, dan Iblis. - diambil dari Santapan Harian Scripture Union Indonesia. www.su-indonesia.org - Filed under: Renungan Harian |
You are subscribed to email updates from Saat Teduh To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 comments:
Post a Comment