Tuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat?- Bagian 14 |
Tuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat?- Bagian 14 Posted: 24 Apr 2014 07:43 AM PDT Oleh : Martin SimamoraTuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat? Kita sudah melihat dari jarak yang amat dekat, dari Yesus sendiri bagaimana dia menyatakan apa-apa saja yang HARUS terjadi; kita baru saja melihat sebuah penggenapan atas apa yang telah ditetapkan untuk harus terjadi :
Sebuah indikator teramat vital bahwa apa yang baru saja terjadi, para murid yang meninggalkan dia bahkan melarikan diri, bukanlah sebuah indikasi bahwa Yesus takluk kepada sejarah manusia! Sebaliknya sejarah manusia telah menjadi OBYEK KEDAULATAN ALLAH yang berdiam didalam manusia Yesus melalui "ketetapan Allah yang telah ditetapkan jauh sebelum semua pelaku bahkan ada di dunia ini". SEJARAH MANUSIA TIDAK PERNAH MENETAPKAN APA YANG HARUS DIALAMI OLEH YESUS, sebaliknya: KEDAULATAN ALLAH YANG BERDIAM DIDALAM YESUS TELAH MENETAPKAN BAGAIMANA SEJARAH MANUSIA BERLANGSUNG. Kita melihat betapa Allah sepenuhnya berdaulat, tidak ada satupun peristiwa KEJUTAN yang dihadapi Yesus; tidak ada satu peristiwa boleh terjadi di dunia ini tanpa dia menghendaki. Termasuk boleh tidaknya telinga seseorang terputus oleh pedang:
Apa yang dapat anda katakan dalam hal ini? Yesus yang sedang dikepung; Yesus yang tidak memberikan restu bagi para muridnya untuk menyerang dengan pedang, telah memberikan impresi yang melemahkan para murid dan melemahkan citra atau reputasinya sebagai Mesias-Anak Allah- Dia dan Bapa satu? Apa yang Yesus sedang perlihatkan dalam situasi dimana Anak Domba Allah tidak boleh melawan seturut kehendak Bapa-Nya? Dia sedang memperlihatkan sebagai PENETAP ATAS SEJARAH MANUSIA; Dia tidak pernah menjadi OBYEK SEJARAH MANUSIA atau menjadi YANG DITETAPKAN OLEH PARA MANUSIA. Ketika seorang dari muridnya MEMUTUSKAN TELINGA SEORANG LAWAN, YESUS MALAH MENYEMBUHKANNYA! Yesus masih tetap Mesias yang berkuasa penuh- memiliki kuasa mulia yang memang dia miliki dalam realita yang amat lemah dan buruk dalam pandangan manusia! Saya diingatkan oleh sebagian kecil dari doa Yesus yang luar biasa terkait kemuliaan yang dimiliki Yesus, dalam Yohanes 17:
Apa yang tidak bisa kita abaikan namun juga sukar untuk dipercayai menyangkut realitas sehari-hari Yesus di dunia ini? Yesus menyingkapkan sebuah rahasia siapa dirinya terutama terkait kemuliaan dirinya. Tidakkah pernah terpikir kala bicara kemuliaan Yesus itu, semulia apakah dia atau apakah kemuliaan dia berkelas Sorga atau sebatas kemuliaan dia sebagai Mesias di dunia ini saja. Terkait hal ini dalam doanya pada ayat 4-5 ini saja Yesus menyatakan bahwa: (1) Yesus memiliki kemuliaanya, artinya kemuliaan yang dia miliki bukan berasal dari luar dirinya seolah dia tidak memiliki atau kalaupun dia memiliki seolah berhutang pada pihak lain; (2) Kemuliaan Yesus dimiliki olehnya bahkan sejak SEBELUM dunia ada , artinya kemuliaan miliknya bersifat kekal; (3) Kumiliki di hadirat-Mu, sebuah indikasi bahwa Yesus berasal dari Sorga dan sekalipun dia saat itu berada di bumi dalam rupa seorang manusia/hamba, tidak sama sekali berarti dia KEHILANGAN KEMULIAANYA; Yesus masih memilikinya dalam kekekalan. Dengan kata lain, tidak pernah kemuliaannya berakhir dalam bagaimanapun juga. Apa pentingnya hal ini, saya mengemukakan peristiwa taman Getsemani; peristiwa para murid meninggalkan Yesus dan melarikan diri; peristiwa Yesus menyembuhkan telinga yang ditebas oleh pedang seorang muridnya? Peristiwa Yesus menyembuhkan telinga yang putus oleh pedang, jelas tidak memiliki arti atau kemegahan yang berkemilauan di mata para muridnya; dan tentu saja dimata anda para pembaca. Namun sebetulnya Yesus ,bahkan di dalam peristiwa yang sedemikian kelam, tetap memperlihatkan dirinya sebagai seorang pemilik kemuliaan yang dimiliki di hadirat Bapa- bahkan dikatakan dimiliki sebelum dunia ini ada. Yesus masih melakukan sebuah mujizat; Yesus masih memperlihatkan bahwa dialah yang berkuasa atas peristiwa keji ini sekalipun menghantam dirinya; dia tidak membiarkan telinga seorang musuhnya diputuskan oleh muridnya- dia menyembuhkannya. Mujizat dalam peristiwa kelam yang memperlihatkan bahwa dia adalah penguasa sejarah.
Yesus dipermuliakan oleh Bapa bukan dengan kemuliaan Bapa tetapi dengan kemuliaan yang dimiliki oleh Yesus sendiri : "ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada." Jika anda bertanya siapakah Yesus dalam momen sekelam ini? Tidak ada jawaban yang memuaskan rasio manusia. Bukankah pengakuan-pengakuan Yesus telah membuat dirinya dituding sebagai orang gila; sebagai orang kerasukan setan; sebagai orang yang menghujat Allah. Yesus memiliki kemuliaannya sendiri di sorga sebelum dunia ada, bukanlah makanan lunak! Apalagi melihat dia dalam peristiwa memilukan dan teramat kelabu. Para murid meninggalkan dia dan melarikan diri. Bagaimana dengan anda?Berangkali anda tidak meninggalkan dia, tetapi berangkali anda tidak akan mengakui dia sebagai Yesus yang memiliki kemuliaanya sendiri di sorga bahkan sebelum dunia ada! ( Bandingkan dengan Yohanes 1:1-2, Yohanes 3:13, Yohanes 6:33,38,62, Yohanes 8:23, Yohanes 16:28,). Anda sangat mungkin akan mempertanyakan Yesus itu siapakah ketika dia bergumul dan ditangkap di taman Getsemani. Mungkin juga bertanya siapakah Yesus ketika tergantung di salib yang berteriak "Allahku,Allahku mengapa engkau meninggalkan aku? (Matius 27:46)" TETAPI, apakah ketika anda mempertanyakan siapa Yesus kala itu-- ( sebab terlihat dia yang disalibkan itu sangat manusia dan tidak ada sedikitpun "berkas" dia adalah Ilahi, seolah Ilhinya pergi meninggalkannya tak berbekas)—adakah anda juga merenungkan sama seriusnya sebuah peristiwa yang juga megah di kayu salib yang sama? Apakah anda juga memberikan pertimbangan yang segenap pada hal- hal ini:
Padahal, jika saja anda mau memberikan pertimbangan yang "adil"- sama besar dan sama obyektifnya pada perkataan Yesus :"Bapa, kedalam tanganmu Aku menyerahkan nyawaku," MAKA anda dan saya akan memiliki sebuah KAWAL atas perspektif manusiawi kita kala membaca "Allahku,Allahku mengapa engkau meninggalkan aku?" Apalagi jika anda mau dalam rendah hati menimbang catatan pada Injil Matius atas peristiwa penyaliban : " Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya" Matius 27:50 Dan kemudian mempertimbangkan keterangan Yesus sendiri:
Apakah Yesus, ketika berteriak "Allahku, Allahku mengapa Engkau meninggalkanku," telah menunjukan bahwa dia sebagai tidak berkuasa; tidak memiliki atau kehilangan kemuliaannya di sorga; atau malah menunjukan bahwa saat itu dia ternyata manusia biasa atau itu adalah momen dia HANYA manusia? Melalui Yohanes 10:18, akan membuat anda sukar untuk mengabaikan Yesus yang sungguh berkuasa atas maut, sekaligus sukar menerimanya kala melihat Yesus dalam keseharian yang dia harus lalui, kecuali anda sungguh-sungguh orang percaya, bukan sekedar mengaku dengan mulut bahwa Yesus adalah Tuhan sebagai sebuah ritual LAHIRIAH menerima Yesus. Sebab via Yohanes 10:18, dengan demikian, ketika Yesus mati di kayu salib merupakan kematian sebagai pribadi yang berkuasa- Kematian adalah Obyek Kedaulatan Allah, sebagaimana telah saya jelaskan pada 2 seri sebelum bagian ini!
Jika anda mau memberikan pertimbangan yang sama porsinya pada "Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya." Maka anda dan saya tahu bahwa sampai dititik Yesus berteriak "Allahku,Allahku mengapa engkau meninggalkan aku," kita tahu ini bukan sebuah indikasi bahwa disini, dia hanya manusia saja, sebuah ungkapan bahwa dia hanyalah manusia fana tiada bedanya dengan manusia manapun yang tanpa pengharapan dalam derita dan kematian. Sama halnya dengan peristiwa yang memalukan reputasinya di taman Getsemani, tidak menunjukan bahwa dia sekalipun dalam kemanusiaanya, hanyalah manusia fana seperti halnya saya dan anda. Kalau saja anda mau melihat dan terpesona dengan tindakan mujizat Yesus menyembuhkan telinga yang ditebas oleh pedang muridnya? Sebuah bukti tak tersanggahkan bahwa Yesus pada titik manapun tidak pernah menjadi obyek kemanusiaannya, tidak pernah menjadi obyek sejarah manusia. Yesus tidak pernah kehilangan kekuasaannya dalam peristiwa kelam sekalipun. Apa yang terjadi sebenarnya dia mengendalikannya seturut apa yang menjadi kehendak Bapa! Saya juga ingin mengatakan bahwa sebetulnya ini kabar baik bagi kita, sebagai orang percaya, bahwa dalam setiap peristiwa kelam kita dapat yakin teguh bahwa Tuhan ada bersama dengan kita-mendampingi kita, lebih lagi dia telah merasakan kelemahan kita dan bahkan kita dapat menantikan pertolongan dari Dia dalam sebuah keyakinan yang sempurna :
Apa yang terlihat di mata kita sebagai terlampau manusia dan tidak ada berkas-berkas Ilahi pada Yesus bukan sebuah kelemahan yang memalukan reputasinya, Justru sebaliknya Kemanusiaan Yesus mendatangkan kemuliaan bagi dirinya sendiri sebab dengan demikian dia sungguh-sungguh menjadi Juru Selamat kekal bagi kita, orang-orang percaya zaman ini dan bagi orang-orang percaya di masa mendatang dapat mengandalkannya, dapat berseru padanya mengharapkan pertolongan diatas sebuah fondasi yang kokoh sekali : "Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita ."
Bagian ini memang tidak melanjutkan bagian sebelumnya. Tetapi ini adalah sebuah KAWAL bagi pikiran anda untuk memasuki bagian berikutnya. Selamat merenungkan dan semoga anda berjumpa dengan Yesus Kristus dalam perenungan ini. Bersambung ke Bagian 15 *** |
You are subscribed to email updates from Anchor of Life Fellowship To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 comments:
Post a Comment