Lebih dari Harapan |
Posted: 11 Apr 2014 05:00 PM PDT Marry adalah salah satu pegawai sebuah toko roti terbesar di kotanya. Ia telah bekerja lebih dari 25 tahun. Saat itu Marry mempunyai keinginnan untuk bisa keluar dari tempatnya bekerja dan mencoba peluang yang baru di luar sana. Ketika Marry hendak mengajukan surat pengunduran diri, dia mendengarkan Tuhan berbicara dalam hatinya agar dirinya tetap setia bekerja di tempat itu. Marry sedikit kecewa namun dia mencoba untuk tetap mendengarkan suara Tuhan. Beberapa bulan kemudian, pemilik toko jatuh sakit dan telah menyerahkan toko itu pada Marry karena dia dinilai telah setia dan bekerja dengan baik. Marry mendapatkan lebih dari apa yang ia harapkan, dan kini dia bisa mengembangkan toko itu menjadi lebih hebat. Mungkin kita merasa bosan dengan pekerjaan kita. Kita bosan dengan rutinitas yang sepertinya tidak ada perkembangan. Atau ada di antara kita yang merasa bosan dengan pelayanan di gereja. Namun percayalah, ketika kita tetep setia melakukan pekerjaan dan pelayanan kita, Tuhan sedang menilai kita. Seseorang yang tertanam dengan baik dan tetap berlaku baik juga, maka akan berbuah. Tiba pada saatnya nanti Tuhan akan mempromosikan kita dan menempatkan kita di tempat yang terbaik yang sesuai dengan kehendak-Nya. Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. Matius 25:23 Lebih dari Harapan is a post from: Renungan Harian Kristen |
Posted: 11 Apr 2014 11:44 AM PDT Lima belas tahun yang lalu, lulus SMA aku melanjutkan studi di salah satu ibukota propinsi. Aku menggabungkan diri di salah satu gereja yang tidak jauh dari tempat kostku. Aku aktif datang ke persekutuan yang diadakan oleh gereja itu. Pada waktu aku vokal group bersama teman-teman remaja dan pemuda yang lain pada waktu ibadah minggu pagi, di sudut mataku ada seorang pria muda yang berkacamata dan cukup rapi penampilannya, tampaknya pandangan matanya selalu tertuju ke arahku. Aku tidak GR sih, namun aku merasa tampaknya ia ingin mengenal aku, ya maklumlah aku pendatang baru di gereja itu. Selesai ibadah, dia menyapa aku dan bertanya aku kuliah di mana dan semester berapa. Jawabku aku baru semester satu. Dia ramah sekali dan tampak sekali dia ingin mengenal aku lebih jauh lagi. Aku tidak keberatan dia ingin mengenal aku, namun setiap kali aku menatap mukanya, entah kenapa dadaku rasanya tertusuk sembilu, sakit sekali sampai menembus punggungku. Betapa tidak aku tertarik juga padanya, penampilannya yang rapi, elegan, dan terlebih lagi dia berkacamata serta kami seiman. Seperti dalam diaryku waktu aku masih remaja SMA, yaaa…aku ingin orang seperti itu yang kelak kuinginkan menjadi pendamping hidupku, siang malam aku berdoa tentang itu, dan aku percaya Tuhan yang akan menyediakannya untukku dan Tuhan tak akan pernah kecewakan aku. Tapi selisih umur kami 11 tahun, itu dilema. Beberapa waktu kemudian hubungan kami semakin dekat, hari-hari kami lalui dengan sangat indahnya, penuh canda, saling mengasihi, dia juga semakin rajin ke persekutuan di gereja. Betapa tidak aku sangat bersyukur, aku bisa menemukannya di gereja dan aku sangat ingin Tuhan menyatukan kami. Hampir satu semester hubungan kami berjalan, dia ingin menyudahi hubungan kami. Aku sangat shock, aku sakit hati, betapa tidak, aku sudah sangat jatuh cinta padanya, aku sangat mengasihi dia, dia seperti impianku dan aku sangat yakin dia yang dikirim Tuhan untukku. Aku salahkan Tuhan, kenapa seperti ini jadinya? Aku merasa Tuhan sudah menjawab doaku, tapi kenapa bukan dia? Tapi aku merelakan dia pergi, aku sadari aku cuma perempuan dekil dan masih sangat muda sekali sedangkan dia adalah sosok pria dewasa dan matang. Tuhan Yesus memberikan penghiburan yang luar biasa untukku. Setelah kejadian itu, Tuhan memberikan banyak kawan dan sahabat yang sangat mengasihi aku untuk menghibur aku. Dalam doaku dan iman percayaku Tuhan akan gantikan dia dengan yang lebih baik dan lebih sempurna daripada dia. Enam tahun kemudian Tuhan menyediakan pasangan hidup yang luar biasa untukku, lebih dari hanya sekedar kriteria yang kutuliskan dalam diaryku. Tuhan menjawab doaku lebih indah dari yang kuduga. Sahabatku, tetaplah percaya Tuhan Yesus akan memberikan segala sesuatu yang indah tepat pada waktunya (Pengkhotbah 3:11). Amin. artikel dikirim oleh Shinta Kristianti Jodoh Sempurna is a post from: Renungan Harian Kristen |
You are subscribed to email updates from Renungan Harian Kristen To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 comments:
Post a Comment