Tuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat?- Bagian 12 |
Tuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat?- Bagian 12 Posted: 16 Apr 2014 07:39 AM PDT Oleh : Martin SimamoraTuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat? Bacalah lebih dulu bagian11 Filipus dan Andreas, bahkan orang banyak, juga tercatat, telah lebih dahulu menghadapi apa yang telah dihadapi oleh Petrus, sebuah realita dalam bingkai "Allah telah menetapkan," yang kali ini wujudnya adalah: "...Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan - Yohanes 12:23" Menurut anda, bagaimana semestinya peristiwa yang akan mendatangkan kemuliaan itu? Melalui peritiwa mencekam? Peristiwa menyedihkan? Atau Peristiwa mengagumkan dan membahagiakan? Pasti atau hampir semua orang, normalnya, tidak akan membayangkan hal-hal kelam berwujud tragedi. Oposisi "pengharapan manusia" terhadap Tuhan, pun nampak nyata dan keras menghantam kemampuan manusia untuk menerimanya dalam damai, apalagi sukacita. Mari kita mendengarkan penjelasan Yesus ,pada kesempatan ini, bagaimana dia HARUS mati :
Yesus sedang membicarakan sebuah jenis kematian yang menghasilkan banyak buah, sebab dia berkata "jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah." Dengan demikian, haruslah dipahami sedari awal, kematiannya bukanlah sebuah hal yang akan menggagalkan kemuliaanya atau akan menjadi batu sandungan bagi para murid-nya. Kematiannya akan menghasilkan banyak buah! Tetapi jelas ini sungguh teramat sukar dan jiwa telah terlanjur digentarkan! Ini adalah peristiwa kelam memilukan hati dan teramat menyedihkan. Jika Yesus berbicara kematian, maka bagi manusia kematian adalah kesedihan, sebuah kedukaan. Tidak ada terang didalam dan dibalik kematian. Ini belum bicara bagaimana proses kematian itu terjadi. Apakah didahului oleh kesakitan?; apakah didahului oleh aniaya?; apakah didahului penderitaan yang berkepanjangan? Bagi manusia, pun kematian dipahami dalam makna yang beragam. Apakah dalam damai?; apakah dalam derita?; bahkan apakah dalam sebuah kehormatan? Kalau Yesus mengatakan "jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah," tetaplah hal yang sukar dibayangkan untuk diterapkan pada manusia. Jelas terlihat semakin sukar untuk diterima, sebab Yesus mendahuluinya dengan "...Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan." Mati dan dimuliakan pada Mesias? Ini tidak dapat dimengerti dalam derajat bagaimanapun, apalagi untuk diimani. Terlampau jauh bagi akal budi dan jiwa. Berbicara mati, bagi manusia, sama dengan kedukaan yang tak akan membuahkan DIMULIAKAN, selain larut dalam kehilangan yang tak dapat dipulihkan. Walau sebetulnya dan pada kenyataannya Yesus sedang menunjukan sebuah KEMATIAN yang AKTUAL atau NYATA atau Sebenarnya NAMUN kematian yang dialaminya tidak akan menghasilkan perendahan pada reputasinya sebagai Mesias yang telah dinantikan. Ketika dia mengatakan :"jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah," sudah jelas sebenarnya apa yang akan terjadi dibalik kematiannya. Tetapi nampaknya manusia tidak kuasa untuk melihat "akan menghasilkan banyak buah," seperti halnya Petrus yang tidak kuasa untuk melihat "dibangkitkan pada hari ketiga."
Kala Yesus kemudian bertutur :"...dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini?" -Yohanes 12:27. Yesus secara tak langsung sedang menjawab pertanyaan paling krusial terhadap pengharapan para pendengarnya, yang berangkali dapat diwakilkan dengan sebuah pertanyaan sederhana :"tidak bisakah engkau melakukan sesuatu agar peristiwa kematian yang kaubicarakan tidak perlu terjadi?" Yesus sedang memperlihatkan bahwa apa yang sedang diakatakan adalah sebuah keputusan yang "rasional" bagi Allah. Yesus dalam hal ini memahami pengharapan-pengharapan pendengarnya, tetapi dia mengatakan bahwa keinginan anda sekalian berbeda dengan keinginan Bapa. Yesus dapat merasakan secara jitu apa yang berkecamuk didalam perasaan para pendengarnya. Yesus memahami bahwa KETETAPAN BAPA bukanlah perkara mudah untuk diterima oleh manusia, namun dia HARUS menghadirkannya. "...dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini?" adalah sebuah jawaban kepada manusia yang sama kuatnya dengan perkataan Yesus yang berbunyi : "Atau kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku?" Sebagaimana tercatat dalam Injil Matius 26:53. Yesus hendak mengatakan, sekalipun Aku bisa melakukannya dan sangat bisa, tetapi yang tidak anda sekalian pahami adalah: memang demikian kehendak Bapa (sehingga sekalipun Bapa dapat melakukan, Bapa tidak melakukannya) dan demikian juga kehendak Yesus (sehingga sekalipun dia bisa berseru kepada Bapa, dia tidak melakukan). Bukankah Yesus berkata Aku dan Bapa satu? Sebagaimana Injil Yohanes menyatakannya dalam Yohanes 14:10, dan Yohanes 10:30. Kematian Yesus, peristiwa-peristiwa keji yang megawali peristiwa kematiannya yang akan datang, dengan demikian sebuah peristiwa yang diantisiapsi dan juga telah ditetapkan oleh Allah. Berbicara kematian Yesus pun harus diperhatikan secara cermat bagaimana dia menggambarkan peristiwa kematian atas dirinya :
Apa yang luar biasa terkait KEMATIAN YESUS? Pertama-tama Yesus berkata "Bapa mengasihi Aku." Bagaimana mungkin Bapa mengasihi Yesus namun Yesus harus menderita dan mengalami kematian? Tidakkah ini mirip dengan kenyataan yang dialami oleh Maria dan Marta terkait Lazarus yang sakit; ketiganya dikatakan sebagai yang DIKASIHI YESUS, namun Yesus sengaja mengakibatkan penyakit mengakibatkan kematian dengan melakukan penundaan-penundaan? Bacalah kembali perihal ini pada bagian 9 dalam artikel berseri ini.
Yesus bahkan memberitahukan bagaimana kematian itu terjadi atas dirinya. Apakah sebagaimana lazimnya manusia pada umumnya yang meninggal dunia karena "maut telah menjemput orang tersebut?" Apakah pada Yesus "maut menjemput Yesus?" Yesus mengatakan tidak demikian (Yohanes 10:17-18) :
Saya bahkan tak perlu memberikan penjelasan apapun, sebab kematian Yesus terjadi disebabkan oleh tindakan aktif dari dalam dirinya sendiri : "MEMBERIKAN nyawaku"; "Aku MEMBERIKANNYA menurut KEHENDAKKU sendiri"; "Aku BERKUASA memberikannya"; "Aku berkuasa mengambilnya kembali." Dan ini selaras dengan pernyataan Yesus tentang dirinya sebagaimana tercatat dalam :
Penjelasan Yesus ini, memiliki dimensi yang tidak akan dapat disentuh oleh kematian dalam perspetif manusia dalam upaya yang bagaimanapun. Sebab sebetulnya Yesus hendak mengatakan bahwa Kematian itu sendiri adalah OBYEK KEDAULATAN ALLAH itu sendiri dalam kemutlakan yang tak terbayangkan.
Kematian Yesus adalah sebuah fakta, namun seperti yang telah didemonstrasikan oleh Yesus pada Lazarus, bahwa kematian yang betul-betul membusukan mayat tersebut, tidaklah sama sekali berkuasa atas jiwa Yesus. Tidakkah Yesus sudah memberitahukan ini secara nyata kepada semua pendengarnya kala dia berkata :
Kematian pada Yesus dan Lazarus adalah kematian yang nyata dan aktual. Namun kematian TIDAK PERNAH MENJADI SUBYEK ATAS KEDAULATAN ALLAH, TETAPI SELALU MENJADI OBYEK KEDAULATAN ALLAH.
Inilah sebabnya Yesus BERANI berkata : jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah
Lalu bagaimana reaksi pendengarnya terhadap ketetapan semacam ini?
Kehendak Yesus ini sungguh aneh dan luar biasa janggalnya bagi para pendengar kuno era tersebut, bahkan juga bagi era kini. Tidak dapat diterima! Mesias HARUS mati? Bukankah Mesias dipahami hidup selama-lamanya?--[ Mazmur 110:4, Mazmur 45:6, Mazmur 72:17 anda dapat mempelajari perihal ini di sini]. Jika dia adalah Mesias mengapa dia berkata bahwa dia harus mati? Yesus tahu secara pasti tidak ada yang salah dengan apa yang menjadi kehendaknya,bahkan terhadap pengharapan orang banyak pada seorang Kristus, seorang Mesias. Sebab itu adalah apa yang menjadi kehendak Bapa dan merupakan sebuah ketetapan Allah. Dan... bukankah dia telah berkata "untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini." Apa yang diharapkan dari sang Mesias oleh orang-orang Yahudi kuno di era Yesus sebetulnya tidak salah, sebab bukankah kitab suci juga mendukung pengharapan mereka tersebut- sebuah penantian kuno, lama dinantikan! Tetapi apakah hal itu akan terwujud "saat ini?" Melalui Yohanes Pembaptis, sebetulnya sedari semula telah dinyatakan untuk apa Yesus datang saat ini : "...Lihatlah Anak domba Allah,Yohanes 1:29." Yesus adalah Anak domba Allah yang datang ke dalam dunia dan misinya adalah : "menghapus dosa dunia." Demikian seruan lantang dari mulut Yohanes Pembaptis mengenai Yesus. Orang-orang Yahudi memahami Mesias yang datang saat ini, SEMESTINYA akan segera menegakkan kerajaan kekal dan dia akan menjadi raja yang memerintah, bukan malah datang untuk mati. Namun pengharapan yang tidak keliru itu, tidak akan terjadi oleh kedatangan Yesus pada saat ini; sebab saat ini Mesias adalah Anak domba Allah dengan misi menghapus dosa dunia. Jika pun para pendengarnya mengingat cermat pada seruan Yohanes Pembaptis mengenai Yesus adalah Anak Domba Allah. Tidakkah Kitab Suci mereka akan menjelaskannya? Berbicara domba, pasti terkait dengan kematian dan pengampunan dosa melalui anak domba tersebut:
Dengan demikian, ketika Yohanes berkata mengenai Yesus : "...Lihatlah Anak domba Allah - Yohanes 1:29. Maka sedari awal nabi ini sedang mendeklarasikan bahwa Yesus, saat ini, datang untuk disembelih. Yesus dikatakan Anak domba Allah; dia adalah domba yang berasal dari sorga, dikirimkan ke dunia ini untuk disembelih. Yesus mengatakan bahwa dia harus dibunuh. Yesus tahu bahwa dia pasti akan mati sebagaimana dikehendaki Bapa dan dirinya sendiri. Surat kepada Orang Ibranibahkan, akan membantu kita, sebab menggambarkan Yesus dan kematiannya sebagai seorang imam yang mempersembahkan dirinya sendiri; dia adalah Imam dan sekaligus Anak domba korban:
Dengan kata lain, KEMATIAN ADALAH OBYEK KEDAULATAN ALLAH dalam kematian Yesus! Ketika Ibrani menggambarkan kematian Yesus dengan frasa "mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban," tidakkah ini SENILAI dengan perkataan Yesus tadi yang berbunyi: "Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku" dan "seperti Bapa... juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri?" Sebagaimana telah saya sajikan di atas sebelumnya? Teks-teks Surat Ibrani diatas tersebut menggambarkan secara tepat "untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini," sebagaimana yang Yesus nyatakan kepada pendengarnya sebagaimana dicatat dalam injil Yohanes 12.
Bagaimana dan apa tujuan Yesus "disembelih," atau dibunuh atau mengalami kematian? Beginilah dia menggambarkanya "dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku - Yohanes 12:32." Dia sedang menyingkapkan apa yang harus terjadi pada dirinya ketika berkata demikian, "Ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana caranya Ia akan mati Yohanes 12:33."
Saudara-saudaraku, ketika Yesus berbicara bahwa dirinya dimuliakan dalam kematian, tidak sama sekali menyurutkan kekejian dan keaktualan yang melingkupi peristiwa kematiannya. Ini bukanlah kematian yang main-main; ini adalah kematian Mesias yang mengakibatkan MAUT, kelak setelah itu, tidak lagi memiliki sengat maut, JIKA ANDA ADALAH ORANG-ORANG YANG DITEBUSNYA. Perhatikankanlah ini:
Matius 5:17 "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Dengan demikian Yesus adalah MANUSIA SEMPURNA tanpa CACAT sedikitpun MENURUT HUKUM TUHAN YANG SEMPURNA : HUKUM TAURAT!
Itu sebabnya ketika berbicara kematian dirinya, Yesus mengatakan hal yang sukar untuk dilihat relasinya; relasi kematian dan kemuliaan : "telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan, " tetapi juga dengan "Bapa dimuliakan."
Kedatangan Yesus SAAT INI memang bukan untuk menegakan kerajaan abadi dan memerintahnya Mesias sebagai raja kekal, sehingga kemuliaannya berpendar dalam kemilau yang menyilaukan mata dan mengalahkan cahaya matahari. Sebab SAAT INI kedatangan Mesias untuk menjadi Anak domba yang dikorbankan oleh Bapa untuk menghapus dosa manusia, sehingga dalam hal ini Anak Manusia dimuliakan dan Bapa memuliakan nama-Nya. Bagaimana kematian Yesus akan memuliakan dirinya sendiri- Anak Manusia?
Peristiwa kematian Yesus dikatakannya sebagai akan MENARIK semua orang datang kepada-Nya. Sangat menarik bahwa peristiwa kematian Yesus di kayu salib digambarkan oleh Yesus sendiri sebagai peristiwa PENINGGIAN DIRINYA yang MENYEBABKAN semua orang datang kepada-Nya. Tidakkah sukar bagi siapapun bahwa KEMATIANNYA adalah PENINGGIANNYA? Tidakkah sukar bagi siapapun bahwa PENYALIBANNYA adalah PEMULIAANNYA? Tidakkah sukar bagi siapapun bahwa kematian Yesus malah membuat semua orang datang kepadanya? Kecuali anda memahami bahwa dalam kematian Yesus, KEMATIAN MENJADI OBYEK KEDAULATAN ALLAH; KEMATIAN YESUS HANYA DAPAT MEMBUNUH TUBUH TETAPI TIDAK DAPAT MEMBUNUH JIWA YESUS!
Biji gandum itu adalah Yesus, dan sebagaimana Yesus menjelaskan bahwa dia SAAT INI datang sebagai Anak domba Allah yang dikorbankan sebagaimana domba kurban untuk mati. Kematiannya memiliki Kuasa untuk MENGHASILKAN banyak buah. Kematiannya malah membuat orang mendatangi dia; kematiannya MENARIK banyak orang datang kepadanya. Perkataan Yesus ini secara sempurna memberikan sebuah "pilar" teramat megah bagi perkataan-perkataan Yesus jauh sebelumnya, yang merupakan fondasi bagaimana keselematan boleh berlangsung pada seorang manusia :
Kalau Bapa tidak mengaruniakannya? Tidakkah ini hendak mengatakan bahwa kecuali Bapa mengaruniakannya maka tidak ada satupun yang dapat datang dan percaya kepada Yesus? Mengapa demikian?
Tahukah anda bahwa ini adalah KETETAPAN yang SANGAT SUKAR atau bahkan MUSTAHIL diterima dengan sepenuh hati dan penuh sukacita, tanpa sebuah upaya untuk mematahkannya. Ya...mematahkan kesaksian Yesus sendiri: Konsekuensi-konsekuensi minimal atas pernyataan Yesus terkait Yohanes 6: 44 , Yohanes 6:55 dan Yohanes 12:37-40 adalah sebagai berikut :
Tidak ada satupun yang dapat percaya; dapat melihat; dapat lembut hati KECUALI BAPA MENYEMBUHKANNYA.
Hanya Kematian Yesus yang diperlukan umat manusia sebagai kebutuhan TERHAKIKI: Perhatikan pernyataan Yesus yang luar bisa ini; sebuah perkataan yang sudah menuturkan bagaimana kematiannya akan berlangsung :
Tetapi jelas, Yunus bukanlah Anak domba Allah sebagaimana digambarkan oleh Yohanes Pembaptis, sebab KEMATIAN YESUS memiliki kuasa untuk menghapus dosa dan MENARIK banyak orang. Itu sebabnya Yesus berkata keras kepada mereka :
PENETAPAN KEMATIAN YESUS SEBAGAI HAL TERHAKIKI YANG DIBUTUHKAN MANUSIA BAGI KESELAMATANNYA dan PENARIKAN SESEORANG OLEH BAPA KEPADA DIRI YESUS MELALUI KEMATIANNYA, adalah HUKUM SORGAWI yang tak dapat ditawar-tawar sebagaimana juga pada fakta yang tak dapat ditawar-tawar atau harus terjadi bahwa YESUS HARUS PERGI KE YERUSALEM UNTUK MENANGGUNG BANYAK PENDERITAAN DAN DIBUNUH.
Yohanes 12:37-40, juga menjelaskan kepada kita bahwa TIDAK SATUPUN PERISTIWA MUJIZAT, PERISTIWA BAHAGIA, PERISTIWA KESEMBUHAN yang dapat membuat seseorang datang dan percaya kepada Yesus atau mengalami kelahiran baru, selain DITARIK OLEH BAPA. Tidak satupun peristiwa bahagia dan mujizat yang dapat mendatangkan keselamatan dan kehidupan dari Tuhan bagi banyak orang. HANYA oleh KEMATIAN KRISTUS di Kayu salib saja akan melahirkan buah yang banyak, yaitu orang-orang yang diberikan Bapa kepada Yesus untuk datang kepadanya dan percaya kepadanya! (bacalah artikel ini, terkait perihal ini) Untuk inilah dia datang TELAH saat ini; adalah sebuah kemutlakan dari Allah yang tidak dapat ditawar oleh manusia. Untuk inilah Yesus datang saat ini, adalah sebuah misi penyelamatan dari Allah melalui kematian Mesias; bukan sebuah kematian yang tak berdaya, tetapi sebuah kematian yang berkuasa atas kematian itu sendiri sebab ini adalah jenis kematian yang menghasilkan buah! Adakah anda menjumpai kematian yang menghasilkan buah? Adakah kematian yang menghasilkan buah? Adakah kematian yang menghasilkan kehidupan? Hanya kematian Yesus saja yang menaklukan kematian itu sendiri sebab Yesus sendiri mengatakan bahwa kematiannya menyingkirkan penguasa dunia ini. Itu sebabnya kematiannya memiliki kuasa untuk menarik orang untuk datang kepada Dia. Bersambung ke Bagian 13 *** |
You are subscribed to email updates from Anchor of Life Fellowship To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 comments:
Post a Comment