MERASA AMAN |
Posted: 29 Apr 2014 10:00 AM PDT
Baca: 1 Tawarikh 21:1-17 Tetapi hal itu jahat di mata Allah, sebab itu dihajar-Nya orang Israel. (1 Tawarikh 21:7) Bacaan Alkitab Setahun: Sepintas kita menganggap tindakan Daud menghitung jumlah rakyatnya adalah hal yang wajar. Ternyata, tidak bagi Tuhan! Dia memandang tindakan Daud ini jahat. Di pasal-pasal sebelumnya, Daud dan tentaranya menghadapi banyak pertempuran dan ancaman dari musuh. Kondisi ini mendorong Daud untuk mengetahui seberapa besar kekuatan yang ia miliki. Sensus pun dilakukan dan ia mendapati satu juta orang lebih rakyatnya mampu berperang. Cukup besar untuk menghalau musuh. Mengapa Tuhan memandang jahat tindakan Daud? Rupa kekuatan perang yang besar itu membuat Daud merasa aman. Bukankah sering terjadi, ketika seseorang merasa cukup aman dan nyaman dengan kekuatannya, bisa jadi ia tidak lagi mengandalkan Tuhan? Dosa Daud adalah mengandalkan angka atau jumlah pasukan. Ia mengandalkan kekuatan tempur prajurit Israel. Dan Daud pun harus menghadapi pendisiplinan Tuhan: sebuah pilihan untuk memusnahkan semua kebanggaan itu. Tentu saja disiplin ini diberlakukan agar Daud hanya bergantung pada dan mengandalkan kekuatan Tuhan. Kita merasa aman ketika sumber daya yang kita miliki kita rasa cukup. Akan tetapi, ada saatnya kita menyadari, sumber daya itu tidak lagi memadai. Kadang-kadang Tuhan perlu mendisiplinkan kita dengan memusnahkan sumber daya yang menjadi andalan kita dan yang membuat kita merasa aman. Dengan itu, kita diingatkan dan disadarkan bahwa tidak ada satu pun kekuatan di bumi ini yang dapat memberi rasa aman selain Tuhan.—SYS KETIKA SUMBER DAYA ANDALAN HANCUR, ORANG YANG MENGANDALKAN Anda diberkati melalui Renungan Harian? Respons: |
Posted: 28 Apr 2014 10:00 AM PDT
Baca: Mazmur 51 Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar! (Mazmur 51:3) Bacaan Alkitab Setahun: Judul di atas tidak salah eja. Tulisan itu saya baca di papan kecil di depan sebuah toko. Bisa diduga, yang dimaksudkan tentunya "Dilarang Berjualan". Namun, sampai beberapa lama kemudian, tulisan tersebut masih ada di sana. Tidak direvisi, tidak pula diganti dengan yang baru. Dibiarkan saja seperti itu. Daud telah berdosa, kemudian Tuhan mengutus Natan menegurnya (2 Sam. 11 dan 12). Setelah Daud mengakui dosanya, Natan langsung menyatakan pengampunan Tuhan. Tersadar akan betapa besar kasih setia Tuhan, Daud mengungkapkan pengakuan jujur seperti yang tertuang dalam Mazmur 51. Dalam pengakuannya itu, ia tidak berusaha menyeret-nyeret Batsyeba untuk ikut menanggung kesalahan perzinahan dan pembunuhan yang telah terjadi. Ia menginsyafi bahwa hal itu merupakan dosa dan pelanggaran pribadinya terhadap Allah (ay. 5, 6), dan mengharapkan pembasuhan sempurna agar menjadi tahir kembali (ay. 4, 9, dan 12). Daud juga menyadari bahwa dosanya membuat ia terpisah dari Allah, maka ia merindukan pengampunan dan pemulihan dari Allah (ay. 11-16). Dan, sebagai kurban persembahan , ia membawa jiwanya yang hancur serta hatinya yang patah dan remuk (ayat 18-19). Saat tahu telah berbuat dosa, mungkin kita bersikap seperti penulis "Dilang Berjualan" tadi. Sadar kalau salah, namun membiarkan saja. Sikap Daud mengundang kita untuk bertobat, berbalik kepada Allah. Di dalam Kristus, Dia telah menyediakan pengampunan dosa dan anugerah untuk hidup dalam kebenaran-Nya.–-SLS DOSA TIDAK AKAN TERHAPUS DENGAN DIBIARKAN. Anda diberkati melalui Renungan Harian? Respons: |
You are subscribed to email updates from Renungan Harian® To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 comments:
Post a Comment