MENGIKUTI JEJAK AYUB (2) |
Posted: 21 Apr 2014 11:00 AM PDT Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 22 April 2014 Baca: 2 Petrus 3:1-16 "Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup" 2 Petrus 3:11 Mungkin kita merasa diri hina dan sudah tidak layak di hadapan Tuhan karena dosa dan pelanggaran kita yang tak terbilang banyaknya. "Mungkinkah Tuhan mau menerimaku lagi? Mana mungkin aku bisa hidup saleh seperti Ayub?" Tidak ada kata terlambat! Daud dan Petrus, yang memiliki sejarah kelam, sanggup dipulihkan Tuhan dan dipakai hidupnya sebagai alat kemuliaanNya. Kita pun memiliki kesempatan yang sama. FirmanNya, "Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba." (Yesaya 1:18). Kunci hidup saleh adalah takut akan Tuhan. "Akhir kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang." (Pengkotbah 12:13). Takut akan Tuhan berarti kita sadar bahwa Tuhan selalu mengikuti dan melihat apa yang kita perbuat, sehingga sekalipun ada kesempatan untuk berbuat dosa, kita tidak melakukannya. Takut akan Tuhan berarti juga "...tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh," (Mazmur 1:11). Mengapa harus menjauhi kejahatan? Karena kita tidak kebal dari dosa dan masih hidup dalam tubuh daging. Kita tahu daging cenderung melakukan segala hal yang bertentangan dengan firman. Kalau kita berkomitmen hidup saleh, sebelum jatuh dalam dosa kita harus lari menjauh dari dosa seperti Yusuf, lari dari godaan isteri Potifar. "Lalu perempuan itu memegang baju Yusuf sambil berkata: 'Marilah tidur dengan aku.' Tetapi Yusuf meninggalkan bajunya di tangan perempuan itu dan lari ke luar." (Kejadian 39:12). Tertulis: "...tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut." (Yakobus 1:14-15). Hidup saleh berarti kita berkomitmen menjauhkan diri dari segala jenis kejahatan, bersikap tegas dan tidak lagi berkompromi dengan dosa. |
You are subscribed to email updates from Renungan Harian Air Hidup To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 comments:
Post a Comment