Yudas dan Petrus |
Posted: 31 Mar 2014 04:39 PM PDT Posted on Selasa, 1 April, 2014 by Saat Teduh Baca: Yohanes 13:31-38 Kepergian Yudas membuka jalan bagi Yesus untuk mempersiapkan murid-murid-Nya yang sejati dalam menghadapi apa yang akan terjadi di waktu mendatang.Kepergian Yudas juga menandai permulaan pemuliaan Anak Manusia.Bagi Yesus, penderitaan dan salib yang akan Dia tanggung merupakan kemuliaan dan bukan merupakan kehinaan. Kemuliaan itu pun merupakan kemuliaan bagi Allah Bapa (31-32). Namun pemuliaan itu akan membuat Yesus terpisah dari murid-murid-Nya untuk sementara waktu (33). Maka Yesus memberikan pesan terakhir agar mereka saling mengasihi satu sama lain. Tujuannya, "agar dunia tahu, bahwa kamu adalah murid-muridKu…" Dengan tujuan itu, mengasihi bukan lagi perintah yang bersifat fakultatif (pilihan/ tidak wajib). Kasih menjadi kesaksian hubungan para murid dengan Yesus. Lalu Petrus kembali ke masalah kepergian Yesus yang dirasa belum jelas (33). Ia menolak berpisah dengan Yesus. Ia bahkan rela mati daripada harus berpisah dengan Yesus (37). Petrus seolah sangat mengasihi dan berkomitmen kuat terhadap Yesus. Namun ia tak menyadari kelemahannya. Mungkin ia ingin menyatakan bahwa dia bukan murid yang akan melawan Yesus (bdk. Yoh. 13:21). Namun Yesus menyatakan ketidakmampuan Petrus untuk mengikuti Dia. Ini disebabkan oleh ketidaksiapannya sehingga ia kemudian justru akan menyangkal Yesus (38). Meski demikian, ketidakmampuan itu hanya bersifat sementara saja (36). Lagi pula, bukan Petrus yang akan mati bagi Yesus melainkan Yesuslah yang akan terlebih dahulu menyerahkan hidupnya bagi Petrus (bdk. Yoh. 10:15; 11:50-52). Kisah Yudas dan Petrus memperlihatkan bagaimana kasih mereka sesungguhnya terhadap Yesus. Ini menjadi peringatan tentang kesetiaan kita terhadap Tuhan. Apakah kita mengikut Tuhan hanya selama Ia menyenangkan kita? Lalu saat kita merasa bahwa Ia tidak lagi menyenangkan maka meninggalkan Dia merupakan jalan terbaik? Kiranya Tuhan mengoreksi hati kita dalam mengikut Dia. - diambil dari Santapan Harian Scripture Union Indonesia. www.su-indonesia.org - Filed under: Renungan Harian |
Bagi Tuhan, Tak Ada yang Mustahil Posted: 31 Mar 2014 04:10 PM PDT Posted on Selasa, 1 April, 2014 by Saat Teduh - Diambil dari Renungan Gereja Kristus Yesus - Bacaan Alkitab hari ini: 2 Raja-raja 7 Pasal 7 ini sesungguhnya merupakan kisah berkelanjutan dari pasal 6:24-33 tentang pengepungan yang dilakukan oleh orang Aram atas Samaria. Pengepungan ini mengakibatkan orang-orang dalam kota tersebut menderita kelaparan. Raja Israel menyalahkan Nabi Elisa atas bencana itu (6:31), namun dengan tenang Nabi Elisa menubuatkan bahwa kelaparan itu akan berakhir pada keesokan harinya (7:1). Respons dari salah seorang perwira raja meragukan pernyataan Nabi Elisa itu dengan berkata, "Sekalipun TUHAN membuat tingkap-tingkap di langit, masakan hal itu mungkin terjadi?" (7:2). Namun, kisah itu berakhir dengan tergenapinya nubuatan Nabi Elisa pada waktu orang Aram mendengar suara hiruk-pikuk yang mereka duga berasal dari pasukan yang akan menyerang mereka, sehingga mereka melarikan diri sambil meninggalkan peralatan dan persediaan makanan mereka. Hal itu membuktikan bahwa Tuhan adalah Allah yang setia memelihara Israel, umat pilihan-Nya dan Dia berkuasa melakukan hal-hal yang nampak sulit dan mustahil. Melalui kisah ini, kita harus makin bersyukur kepada Tuhan yang setia memelihara kehidupan anak-anak-Nya, baik yang menyangkut hal-hal yang kita sadari maupun yang menyangkut hal-hal yang tidak pernah kita bayangkan dan pikirkan sebelumnya. Betapapun beratnya himpitan dan tantangan yang kita hadapi, janganlah sekali-kali kita meragukan kuasa Tuhan karena tidak ada yang mustahil bagi-Nya, sebagaimana penarikan tentara Aram dalam bacaan Alkitab hari ini terjadi melalui mujizat. [DP] 2 Raja-raja 6:15-16 Filed under: Renungan Harian |
Tipikal orang yang menolak Yesus Posted: 30 Mar 2014 05:58 PM PDT Posted on Senin, 31 Maret, 2014 by Saat Teduh Baca: Yohanes 13:21-30 Perasaan terharu biasanya berkonotasi positif, misalnya orang tua yang merasa terharu karena anaknya lulus menjadi sarjana. Atau seorang bawahan yang merasa terharu karena atasan memberi penghargaan atas kerja keras dan kesetiaannya. Akan tetapi, perasaan terharu yang ada pada Yesus tidak seperti itu. Rasa terharu itu timbul karena Ia tahu bahwa salah seorang dari murid-murid-Nya akan mengkhianati Dia. Namun jangan salah mengerti. Perasaan itu bukanlah rasa marah akibat dikhianati, melainkan karena Ia mengasihi Yudas dan sedih sebab tahu bagaimana akhir hidup Yudas akibat segala perbuatannya. Namun murid-murid yang lain tidak mengetahui hal ini. Maka Yesus memberitahukan hal ini kepada mereka (21). Pemberitahuan itu membuat murid-murid bertanya-tanya, siapakah yang dimaksud Yesus (22). Meski ingin tahu, Petrus tampaknya tidak bisa bertanya secara langsung kepada Yesus, sehingga ia meminta murid yang dikasihi-Nya (Yohanes) untuk menanyakan hal itu. Namun Yesus menjawab pertanyaan ini bukan dengan perkataan melainkan dengan sebuah tanda, yaitu orang yang diberi roti oleh Yesus, dialah yang dimaksud Yesus (25-26). Tindakan memberikan roti, yang sudah dicelupkan, pada saat perjamuan Paskah biasa dilakukan oleh tuan rumah bagi tamu kehormatan. Maka tindakan Yesus itu memperlihatkan kasih-Nya yang begitu besar bagi Yudas, dan itu dapat menjadi kesempatan bagi Yudas untuk bertobat. Namun Yudas hanya mau menerima roti dari Yesus, tetapi tidak mau menerima kasih-Nya. Bukannya bertobat, Yudas tetap bertahan dalam niat jahatnya. Ini membuka jalan bagi Iblis untuk menguasai dia (27). Yudas adalah tipikal orang-orang yang menolak Yesus. Orang-orang seperti ini sebenarnya tidak kekurangan kesempatan untuk bertobat. Setidaknya, mereka dapat melihat contoh atau teladan dari orang-orang di sekitar mereka. Kisah Yudas menjadi peringatan penting bagi kita. Jangan biarkan dosa dan Iblis menguasai kita. Bila demikian, maka kita akan menolak Tuhan dan segala kebenaran-Nya. - diambil dari Santapan Harian Scripture Union Indonesia. www.su-indonesia.org - Filed under: Renungan Harian |
You are subscribed to email updates from Saat Teduh To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 comments:
Post a Comment